Film Exhuma (2024), Horor Penggalian Kubur yang Tak Biasa

Judul Film : Exhuma (2024) – 파묘;

Tgl Rilis : 28 Februari 2024 (Indonesia), 16 Februari 2024 (Jerman -Berlin International Film Festival), 22 Februari 2024 (Korsel);

PH : Showbox, Pinetown Productions, MCMC;

Genre/Rate : Mystery, Thriller, Horror/ 13+;

Negara Asal : Korea Selatan;

Waktu : 134 Menit;

Pemain : Choi Min Sik sebagai Kim Sang Deok, Kim Go Eun sebagai Hwa Rim, Yoo Hae Jin sebagai Yeong Geun, Lee Do Hyun sebagai Bong Gil, Kim Jae Cheol sebagai Park Ji Yong


Hai para pecinta genre horor, aku mau mengulas film Korea hits Exhuma (2024) yang sudah mencapai sekitar 700 ribu penonton di Indonesia mengalahkan film Parasite (2019). Aku nonton di Cinepolis hari Selasa lalu (walau jaraknya lebih jauh dari rumah karena penasaran banget!), eh Kamis-nya masuk di XXI hahaha. Jang Jae Hyun sebagai penulis naskah sekaligus sutradaranya (The Priests), dengan banyak pemain terkenal seperti Choi Min Sik (Lucy), Yoo Hae Jin (Confidential Assignment), Kim Go Eun (The King Eternal Monarch) dan Lee Do Hyun (Sweet Home).

Film Exhuma (2024) menceritakan tentang sepasang dukun muda yang diundang ke Los Angeles oleh keluarga kaya raya asal Korea. Bayi serta turunan sulung dari anggota keluarga tersebut sering mendapatkan teror. Dua dukun itu merasakan bayangan gelap dari leluhur si keluarga kaya sehingga meminta bantuan ahli fengshui dan penggali kubur untuk proses relokasi. Kuburan si leluhur tampak mencurigakan, namun proses penggalian tetap berlangsung dan malah melepaskan sesuatu yang jahat secara tak sengaja. Seperti judulnya, Exhuma berarti penggalian. Karena sudah cukup banyak yang menonton, serta masih ada yang bingung tentang cerita Exhuma ini, aku akan memberikan ulasan dengan SPOILER 🙂

karakter film exhuma 2024
Karakter film Exhuma (dok. ingmovies.com)

Awal Kisah Film Exhuma (2024)

Film Exhuma (2024) mengawali dengan adegan dimana dua dukun muda, Hwa Rim dan Bong Gil berada di dalam pesawat menuju Los Angeles. Pramugari menawarkan sesuatu dengan berbahasa Jepang, sehingga Hwa Rim menegaskan kepadanya bahwa dia bukanlah orang Jepang. Kemudian tibalah mereka di kediaman keluarga kaya turunan Korea. Park Ji Yong mengundang mereka untuk menyelamatkan putranya yang mengalami perawatan khusus di rumah sakit. Sang bayi sering menampakkan ekspresi kesakitan dan Ji Yong sendiri mendengar suara-suara ketika menutup mata. Kakaknya meninggal bunuh diri, kakeknya berjalan dengan bantuan kursi roda. Ji Yong mengatakan kalau sulung dari keluarga besar mereka sering mendapat kesialan. Hwa Rim melihat-lihat sekeliling rumah, juga menatap lama pada patung Oni di sana. Dia pun merasakan ada bayangan gelap menaungi rumah itu yang berasal dari dalam kuburan sang kakek buyut keluarga Park.

Sampai di Korea, Hwa Rim menemui seorang ahli fengshui -Kim Sang Deok dan rekanannya sang penggali kubur bernama Yeong Geun. Sang Deok sering mencari petak kubur yang memiliki fengshui baik dan menjualnya kepada keluarga kaya. Dengan iming-iming imbalan besar, Sang Deok setuju melihat area pekuburan kakek buyut keluarga Park yang rupanya terletak di desa terpencil, tepatnya di area perbukitan. Namun ada beberapa hal aneh menurut Sang Deok, seperti ‘rasa’ tanah yang pahit, tugu yang tidak ada namanya namun terukir nomor koordinat tempat itu (dibantah Ji Yong kalau mereka melakukannya agar mencegah adanya pencurian), sampai adanya kawanan rubah di sekitaran situ. Seharusnya manusia tidak boleh dikubur di sana, apalagi ada rubah yang sifatnya suka menggali kubur. Sang Deok kemudian meminta maaf dan tak ingin lanjut untuk melakukan penggalian.

empat pemeran utama film exhuma 2024
Empat pemeran utama film Exhuma (dok. trailer Youtube)

Ritual Penarikan oleh Hwa Rim dan Penggalian Kubur oleh Sang Deok

Ji Yong berusaha membujuk Sang Deok, begitupun Hwa Rim yang tidak tega akan keadaan bayi Park yang semakin melemah. Apalagi mendengar kisah Ji Yong tentang keguguran beberapa kali sang istri, kemudian akhirnya berhasil mendapatkan keturunan kini. Sang Deok yang seorang ayah dari putri yang bekerja di bidang penerbangan dan akan segera menikah dengan warga negara asing pula, akhirnya mengiyakan niat Ji Yong. Hwa Rim juga meyakinkan Sang Deok, bahwa ia akan melindungi mereka ketika proses penggalian kubur dengan ritual penarikan. Jadi roh jahat yang mungkin menyelubungi kubur akan pindah ke babi-babi (sesajen ritual) sehingga tidak akan mengganggu relokasi.

Tibalah hari penggalian kubur, neneknya Ji Yong (anak dari si kakek buyut yang telah meninggal) juga ikut datang melihat prosesi. Peti mati yang berukiran ular berbahan kayu cemara itu terangkat dan menampilkan decak kagum karena kemewahannya. Mobil Yeong Geun mengangkut peti itu, sementara mobilnya Sang Deok mengikuti dari belakang. Ketika mau menutupi area kubur, seorang penggali melihat ada ular berkepala perempuan sehingga secara refleks membunuhnya. Tiba-tiba langit yang cerah berubah menjadi mendung, berawan gelap dan turun hujan deras.

ritual hwa rim untuk penggalian kubur
Ritual Hwa Rim untuk penggalian kubur (dok. trailer Youtube)

Ji Yong sebelumnya meminta agar jangan membuka petinya dan langsung kremasi saja. Sang Deok menghentikan para iringan keluarga Park, memberi saran pada Ji Yong agar menunda proses kremasi karena keyakinannya bahwa perjalanan arwah si leluhur akan sulit untuk “pergi” ke akhirat. Sebagai gantinya, Yeong Geun menawarkan peti itu disimpan sementara dalam ruangan rumah sakit tempat rekannya bekerja. Intinya, the power of orang dalam sehingga dengan bayaran menggiurkan, temannya itu memberikan tempat sementara untuk si peti.

Roh Buyut Keluarga Park Terbebas!

Ji Yong kembali ke Amerika. Sementara Sang Deok menemukan sebuah kuil yang memiliki lambang fengshui di daerah itu. Sang Deok menanyakan pada biksu di situ, apa mengetahui biksu Gisune (dari perkataan Ji Yong lalu) yang memberikan lokasi tanah pekuburan di atas bukit untuk keluarga kaya. Biksu itu heran karena tidak ada nama seperti itu dan makin terkejut mendengar bahwa Sang Deok telah menggali kubur yang mereka bicarakan tadi. Apalagi dari dulu banyak yang mengincar area kubur itu dan banyak rumor bahwa di sana menyimpan harta yang banyak, namun para pencari tidak bisa menemukannya. Malah peralatan mereka ada di kuil tersebut. Sang Deok kemudian mendapatkan kabar dari dua dukun muda bahwa peti yang ada di RS terbuka karena temannya Yeong Geun, yang sepertinya termakan rumor banyak harta dalam peti. Hwa Rim sampai “dilewati” oleh bayangan hitam kakek buyut Park hingga pingsan, masuk RS dengan hidung yang masih mengeluarkan darah.

Dari ruangan RS tempat peti tadi berada, Hwa Rim membuat ritual “pemanggilan” roh si kakek agar kembali dengan bantuan Bong Gil dan Yeong Geun. Bong Gil kerasukan arwah si kakek yang menyatakan akan membunuh para turunannya karena selama dia berteriak-teriak tidak ada yang mendengarkan (ya iyalah lo kan udah bukan manusia!). Benar saja, roh jahat itu mendatangi kakek Ji Yong yang ada di Amerika, beserta istrinya sekaligus terbunuh. Si roh hanya tampak dari pantulan kaca, membujuk si kakek untuk membukakan jendela, lalu “meremas” hati (atau jantung?) para korbannya. Berikut dia muncul dalam mimpi Ji Yong yang berendam di bathtub. Setelah tersadar rupanya dia berada di atas tempat tidur dengan sekujur tubuh berkeringat.

Misteri Peti Kedua di Area Kubur

Tiba-tiba handphone berbunyi dan muncul suara Sang Deok, diikuti suara yang sama namun berada di luar pintu apartemennya. Bahkan suara di luar pintu itu lebih aktif, menggedor-gedor pintu menyuruh Ji Yong membukakan pintu. Sementara suara di HP berkata bahwa yang di balik pintu bukanlah Sang Deok, peti mati di RS telah terbuka dan hal-hal lain yang mampu membius Ji Yong. Sempat terucap kata-kata aneh dari sana namun Ji Yong yang panik akhirnya menurut untuk membukakan jendela.

Seketika itu dia kesurupan walau akhirnya Sang Deok yang asli berhasil membuka pintunya. Ji Yong mulai berkata dan bertindak seperti tentara Jepang yang memuja negaranya, kemudian minum banyak air dan lehernya bergerak ke belakang hingga patah. Sebelum itu, dia sempat berkata ‘rubah melukai (atau menusuk) pinggang harimau’ kepada Sang Deok. Merasa keadaan semakin gawat dan sepertinya si roh akan mengincar bayi Ji Yong, Sang Deok berusaha menghubungi pihak keluarga yang tertinggal untuk segera memberikan izin kremasi si kakek buyut. Akhirnya setelah kremasi, roh jahat yang hampir membunuh si bayi pun menghilang.

ji yong kerasukan roh kakek buyutnya
Ji Yong kerasukan roh kakek buyutnya (dok. trailer Youtube)

Salah seorang penggali kuburan Park mengalami sakit mental mendadak, sehingga Sang Deok menjenguknya. Orang tersebut berhalusinasi telah melihat ular di kamarnya, mungkin karena dia telah membunuh makhluk di kuburan berbentuk ular berkepala wanita. Sang Deok terheran-heran dan pergi sendiri ke area kubur Park. Dia mencari si ular, ketemu, tapi bukan hanya itu karena rupanya ada satu peti lagi di area itu! Ini penguburan ganda.

Bong Gil Sekarat, Siluman Jenderal Keluar Sarang

Dua dukun dan Yeong Geun dipanggilnya untuk ikut menarik peti yang berdiri vertikal menancap di tanah. Peti itu panjang dan besar, berbahan kayu biasa tanpa ukiran dengan rantai berat di sekelilingnya. Hwa Rim merasakan aura tidak mengenakkan dari peti itu dan meminta agar membiarkannya, namun Sang Deok berkukuh untuk mengkremasinya juga. Mereka membawa peti itu namun karena sudah cukup malam untuk pulang, akhirnya memilih berhenti di kuil tempo hari tempat Sang Deok menanyakan soal Gisune. Mereka membakar si ular nure-onna, kemudian masuk ke dalam kuil untuk tidur. Hwa Rim yang satu-satunya perempuan memilih tidur di dalam mobil. Dia “memanggil” penjaganya, arwah sang nenek dan Hwa Rim menyatakan bahwa firasatnya tidak baik saat ini.

Benar saja, Bong Gil mendapati sosok menyerupai si biksu kuil yang meminta pertolongan dengan bagian depan badan yang berdarah-darah. Dia bangun dan melihat ke sekeliling kuil, mendapati ada sosok tinggi besar yang menyantap organ bahkan memisahkan kepala si penjaga kandang babi. Bong Gil meminta bantuan Hwa Rim, yang membuat “sang nenek” sempat menyarankannya untuk jangan pergi. Rupanya makhluk tadi berasal dari peti dalam gudang yang sudah lubang, menyisakan juga lubang besar di atap. Hwa Rim yang memeriksa keadaan di gudang malah didatangi si sosok bertubuh besar dengan suara yang keras dan dalam bagai raksasa. Baju ala jenderal perang berdarah-darah membuatnya makin kelihatan beringas.

Sebuah Entitas Merasuki Bong Gil

Hwa Rim berhasil menipu si sosok jenderal dengan berpura-pura menjadi pelayan dan mengajukan persembahan ikan manis atau melon. Namun ketika si jenderal berjalan menjauh, dia dapat melihat Hwa Rim sebagai manusia dari lubang atap. Segera dia mengejar Hwa Rim, yang berhasil Bong Gil cegah. Namun karena itu si jenderal berhasil menerobos perut Bong Gil (hampir saja jantung atau hatinya yang diremas kalau saja tidak ada tato ayat di tubuhnya). Sementara yang lain kecuali Hwa Rim malah berhalusinasi, tak bisa bergerak.

Perbuatan si jenderal tidak berlangsung lama karena bunyi ayam-ayam yang berkokok menandakan akan segera datang pagi hari. Si jenderal berubah menjadi kobaran api yang terbang (seperti banaspati kalau di Indonesia) dan pergi menjauh. Mereka kemudian membawa Bong Gil ke rumah sakit. Ada aroma busuk menguar dari tubuhnya dan Hwa Rim memanggil dua rekannya yang juga dukun (seorang ibu hamil dengan adiknya) untuk membantu mencari tahu “siapa” yang masuk dalam tubuh Bong Gil. Ternyata ada sosok pelayan Jepang (mungkin bawahan si jenderal) merasukinya dan memberitahukan titik koordinat.

bong gil kerasukan setan jepang
Bong Gil kerasukan (dok. trailer Youtube)

Sang Deok Memecahkan Teka-Teki Pasak Besi

Hwa Rim kemudian memberitahu pada yang lain kalau si jenderal adalah sosok seperti siluman, karena memiliki bayangan dan bentuk fisik. Kalau hantu bukan seperti itu, sehingga proses eksorsisme sulit terjadi. Sang Deok yang mendengar informasi itu, tambah lagi teringat perkataan Ji Yong yang menyinggung rubah sebelum meninggal, melihat lukisan di rumah sakit yang memberi petunjuk tentang semenanjung Korea, serta peralatan dengan nama yang terukir beserta foto para pencari pasak besi yang biksu kuil. Ia sadar akan sesuatu. Untuk menyelamatkan Bong Gil yang jiwanya si jenderal “ambil”, mereka harus mendapatkan si pasak besi yang berada di titik koordinat yaitu pada area kubur Park. Untuk itu mereka harus mengalihkan perhatian si jenderal yang sepertinya menjadi penjaga pasak besi. Pasak itu diyakini telah dipasang Jepang sebagai invasi fengshui sehingga berpengaruh juga terhadap perpecahan Korea menjadi utara dan selatan.

Mencari Keberadaan Pasak Besi di Area Kubur

Sesuai rencana, di malam hari, dua dukun rekan Hwa Rim bertugas menjaga Bong Gil di rumah sakit dengan seekor ayam yang siap untuk disembelih. Hwa Rim, Sang Deok dan Yeong Geun membuat tato ayat di sekujur tubuh sampai wajah untuk melindungi organ vital dari serangan si jenderal. Mereka menebar ikan-ikan manis hingga ke sebuah pohon tua yang besar dan berakar kuat. Ketika si jenderal bangkit, Hwa Rim lari ke belakang pohon dan berusaha “menahan”-nya dengan melakukan percakapan seolah penunggu pohon. Si jenderal yang licik berhasil mengetahui identitas asli Hwa Rim sebagai manusia. Hwa Rim segera ia kejar, namun nenek penjaga mengadang si jenderal.

Sementara Sang Deok dan Yeong Geun mencari-cari si pasak besi di area kubur namun tidak kunjung menemukannya. Ketika si jenderal dalam bentuk bola api kembali ke area itu, Sang Deok berusaha tetap mencari si pasak. Akibatnya dia berhadapan dengan si jenderal. Mulailah muncul kilas balik siapa si jenderal, bahkan siapa si biksu Gisune. Akankah Sang Deok berhasil selamat dari keganasan sosok jenderal Jepang itu? Apa benar pasak besi itu ada dan dimana sebenarnya dia berada? Bagaimana nasib Bong Gil, bahkan Hwa Rim dan Yeong Geun yang juga berada di area kubur itu?

Film Exhuma (2024) Menampilkan Akting Para Pemain yang Memukau

Penampilan para pemain di film ini beneran numero uno, kualitasnya mahal. Empat pemeran utama benar-benar menampilkan karisma dan sangat sesuai dengan karakter masing-masing. Min Sik yang seolah ahli fengshui sangat meyakinkan dengan kata-katanya serta gestur merasakan tanah di lidahnya, lalu ada Go Eun yang berperan sebagai dukun dan menari bak orang kesurupan, mengacungkan dua pedang dan menyayat kulit para babi. Do Hyun yang berperan seperti asisten dukun, tampil apik dengan tubuh bertato, rambut gondrong yang terikat serta akting kesurupan yang menarik. Jauh banget dengan peran-peran biasanya doi di The Glory atau Sweet Home.

Aku paling suka dengan gaya dua dukun muda ini, nyentrik tapi tetap elegan. Keduanya suka nge-gym, bahkan tokoh Bong Gil juga pakai headphone untuk mendengarkan lagu. Pemeran Ji Yong walau tampil tidak terlalu lama tetap memikat dengan ekspresi mencurigakan, namun kadang bisa menunjukkan sisi ketakutannya akan keselamatan sang bayi. Semua peran disini walau kecil sekalipun mampu membawakan karakter dengan baik, porsinya juga pas. Bahkan si siluman jenderal sekalipun.

bong gil dan hwa rim dukun muda di exhuma
Bong Gil dan Hwa Rim, dukun muda di Exhuma (dok. EonTalk Youtube)

Aku belum pernah menonton garapan sutradara Jang Jae Hyun sebelumnya. Tapi menurutku film ini memiliki daya tarik yang cukup berhasil membuat warga Korsel sendiri bahkan kita sebagai penonton Indonesia untuk datang menontonnya di bioskop. Mungkin karena temanya yang dekat dengan budaya atau tradisi di daerah kita. Sebut saja perdukunan, okultisme, siluman, hantu dan sejarah penjajahan Jepang. Apalagi si siluman jenderal Jepang yang mirip dengan banaspati di Indonesia. Melansir dari Gramedia, banaspati merupakan salah seorang tokoh yang mengadopsi ilmu hitam di era Kerajaan Majapahit. Banaspati adalah salah satu raja lautan yang merupakan keturunan dari siluman atau bangsa api. Modelnya mirip dengan film ini, berbentuk bola api dan bisa terbang.

Alur Selow, Tapi Mendekati Akhir Makin Cepat 

Mungkin karena aku juga berekspektasi lebih, dari babak pertengahan hingga akhir malah membuatku tidak terlalu enjoy menikmatinya. Semula alurnya cukup lamban, namun tidak sampai bikin ngantuk karena terselip misteri yang harus terpecahkan. Pace-nya mendekati akhir berlalu cepat dengan penjelasan berupa foto, gerakan melihat nama ukiran di peralatan para pencari pasak dan lainnya tanpa “mengkhawatirkan” respon penonton apa sudah mengerti atau malah plonga-plongo. Tanpa narasi pasti, sehingga aku rasa mungkin akan banyak yang kebingungan mencerna adegan demi adegan yang berlalu. Ini sempat aku alami ketika menonton 1899, langsung hilang kenikmatannya hahaha. Namun memang Exhuma termasuk film horor cerdas karena membuat kita berpikir banyak. Jumpscare-nya malah nyaris tidak ada, si roh hanya berupa pantulan sedangkan si siluman juga tidak muncul kaget-kagetan. Silumannya modal suara ngebas gede plus ukuran tubuhnya yang mengintimidasi.

Dari sisi sinematografi, film ini memiliki kekuatan yang hanya melihat setting-nya saja membuat kita bisa merasakan takut. Angker, gaes! Apalagi adegan keempat tokoh utama naik ke atas bukit untuk menuju area pemakaman. Hebatnya efek CGI para rubah tidak terasa mengganggu, cukup mulus. Kostum para pemain, terlebih Go Eun ketika menjalankan ritual, sangat keren. Entah ritualnya beneran atau tidak, Go Eun seperti menyatu di dalam adegan tersebut. Untuk scoring semuanya pas menyatu dalam adegan, tidak ribut dan mampu menambah suasana jadi mencekam.

suasana ritual di area kubur
Suasana ritual di area kubur (dok. trailer Youtube)

Beberapa Hal Membingungkan dari Film Exhuma (2024)

Ada juga beberapa hal yang tidak ada penjelasannya (mungkin bisa dikatakan plot hole). Seperti :

  • Nasib si penggali kubur yang membunuh si ular berkepala wanita tidak diceritakan lagi setelah pembakaran makhluk itu di kuil.
  • Roh si kakek buyut sangat kuat, bisa melintasi benua bolak-balik membunuh turunannya di Amerika lalu kembali ke Korea. Kalau selama ini sih di film Indo atau cerita-ceritanya Hirotada (youtuber konten horor), roh atau setan itu tidak dapat melintasi antar benua (tidak bisa lewat air, katanya beda daerah beda server hahaha).
  • Entitas yang masuk ke tubuh Bong Gil sebenarnya siapa? Kalau memang si jenderal, kenapa berlagak seolah pelayan dan mau dijadikan cangkang? Tapi bisa juga dia jenderal ketika kesurupan kedua kali, karena bicaranya terhubung dengan si jenderal ketika melawan Hwa Rim pada bagian ending.
  • Nenek penjaga Hwa Rim hanya memiliki porsi sedikit, khususnya melawan si jenderal. Bagaimana nasibnya? Apalagi si jenderal bisa balik ke area kubur.
  • Bisa saja film ini ada seri 2-nya, karena di bagian ending si Hwa Rim masih terbayang wajah siluman jenderal. Apalagi Sang Deok yang bagian perutnya seperti masih mengeluarkan cairan, tembus hingga ke baju padahal sudah tidak di RS lagi.

Beberapa Penjelasan atau Petunjuk dari Film Exhuma (2024)

Sementara untuk beberapa hal yang menjadi kode atau petunjuk di film Exhuma (2024) yaitu :

  • Gisune si biksu jahat, bisa berarti Kitsune dalam Jepang berarti siluman rubah. Dia memasangkan pasak di tubuh si jenderal, menancapkan petinya ke tanah sehingga menjadikannya pasak beneran. Mungkin karena itu sekeliling area banyak rubah. Namun anehnya para rubah tidak menyerang para penggali kubur, gunanya untuk apa mereka di sana?
  • Si ular berkepala wanita kemungkinan adalah segel si jenderal Jepang. Setelah si ular terbunuh, jenderal Jepang itupun bangkit ketika malam hari dan menerjang siapa saja yang mau mencari dia. Kalau kubaca di wiki, si ular biasanya sering bersama ushi oni. Modelannya macam-macam, tapi ada yang bertanduk tajam melengkung ke atas dan memiliki taring jahat, mirip dengan wajah si jenderal Jepang.
  • Ketika penjajahan Jepang, bukan hanya invasi fisik tapi juga spiritual (miriplah dengan sejarah kita di Indo). Rumor pasak besi yang dipasang Jepang untuk memecah Korea membuat banyak orang ingin mencarinya. Termasuk beberapa orang yang foto serta peralatannya berada di kuil daerah perbatasan antara bagian utara dan selatan. Orang-orang itu malah ditangkap dan tertuduh mau membongkar makam pejabat Park. Itulah tujuan Gisune mengelabui keluarga Park agar mengubur buyutnya di bukit, agar pasak besinya tidak mudah digali orang.
  • Ucapan Ji Yong tentang ‘Rubah melukai (atau menusuk) pinggang harimau’ berarti si Gisune siluman rubah menancapkan si pasak besi di bagian pinggang Korea alias harimau (bentukan semenanjung di peta mirip-mirip gitu). Bagian pinggang itu yang konon berada di perbatasan antara Korea bagian utara dan selatan.
korea semenanjung berbentuk harimau
Korea Semenanjung berbentuk harimau (dok. korea.net)

Film Horor Cerdas Minim Kaget-Kagetan!

Secara keseluruhan film ini cukup bagus karena bukan mengandalkan jumpscare, tapi lebih ke horor psikis. Betapa lawan sebenarnya lebih mencekam dan seperti hantu dari masa lalu. Penjajahan tetap akan membekas, namun hidup berjalan terus sehingga kita melihat para pemeran utama bisa fokus untuk move on. Sepintas film ini mengingatkanku pada drakor Gyeongseong Creature, yang dari banyak sisi ‘menyentil’ pendudukan Jepang. Selain itu rasa mencekamnya mengingatkanku pada film Perempuan Tanah Jahanam, yang kebetulannya sang penulis sekaligus sutradara – Joko Anwar juga mengapresiasi film Exhuma ini sebagai horor cerdas. Bagi kamu yang ingin melihat aksi para pemain senior Korea- terlebih Go Eun yang badas plus Do Hyun di layar gede, dengan cerita horor yang tak biasa, kamu kudu nonton film Exhuma (2024) di bioskop! Pengalaman nontonmu pasti akan lebih memuaskan, mumpung ditambah layar sampai XXI 🙂

 

Rating versiku : 4/5

Trailer film Exhuma (2024) berikut ini :

 
Share :

Leave a comment