[Sinopsis & Review Drama] The 8 Show (2024)

Sinopsis dan Review Drama The 8 Show (2024), Ikut Permainan yang Melambangkan Ketidaksetaraan Manusia Berdasarkan Jumlah Kepemilikan Uang

Judul Drama : The 8 Show (2024) – 더 에이트 쇼;

Tgl Tayang : 17 Mei 2024;

Stasiun TV : Netflix;

PH : Studio N, Magnum Nine, Lotte Cultureworks;

Genre / Rate : Dark Comedy, Thriller / 18+;

Negara Asal : Korea Selatan;

Episode / Durasi : 8 eps / 40~ menit;

Pemain : Ryu Jun Yeol sebagai Lantai 3 / Jin Su, Chun Woo Hee sebagai Lantai 8 / Se Ra, Park Jeong Min sebagai Lantai 7 / Yoo Phillip, Lee Yul Eum sebagai Lantai 4 / Kim Yang, Park Hae Joon sebagai Lantai 6, Lee Joo Young sebagai Lantai 2, Moon Jeong Hee sebagai Lantai 5, Bae Seong Woo sebagai Lantai 1


Sinopsis Drama The 8 Show (2024): Pertunjukan Delapan Orang dengan Upah yang Berbeda-Beda

Halo buat kamu yang suka series bergenre survival, yuk lihat ulasan drama Korea berjudul The 8 Show (2024) berikut dariku. Merupakan adaptasi dari webtoon Korea populer Money Game & Pie Game karya Bae Jin Soo, dengan sutradara sekaligus penulis naskahnya yaitu Han Jae Rim (pernah menggarap Emergency Declaration). Bertabur beberapa bintang ternama ada Ryu Jun Yeol (Reply 1988), Chun Woo Hee (Unlocked, The Atypical Family), Park Jeong Min (Hellbound) dan Lee Yul Eum (Queen: Love and War). Drama The 8 Show (2024) menceritakan tentang delapan orang terperangkap dalam suatu gedung dan harus melakukan pertunjukan berbahaya untuk mendapatkan hadiah uang yang banyak.

webtoon money and pie game
Webtoon Money and Pie Game

Drama Korea The 8 Show (2024) bermula dari Jin Su yang memiliki utang banyak karena tertipu investasi bodong. Bayangkan saja, dia memberikan pesangon bekerjanya selama 10 tahun juga meminjam uang, namun ternyata tak berlipat ganda. Jin Su sudah mencoba mencari kerja di berbagai tempat, minimarket sampai menjadi pembersih gedung tinggi yang keamanannya tak terjamin serta berusaha berhemat sebisa mungkin. Namun dengan perhitungannya yang cermat, dia yakin tak akan bisa membayar semua utang-utangnya dengan gaji kecil. Bisa saja seumur hidupnya ia harus pakai untuk bekerja. Merasa putus asa, Jin Su mencoba bunuh diri dengan melompat dari jembatan. Namun muncul notifikasi masuk ke HP-nya dengan uang sejuta won tiap pesan yang ia dapat. Si pengirim pesan menawarkannya untuk ikut acara dengan iming-iming uang banyak dan mau membeli waktu si Jin Su. Jika bersedia, dia bisa masuk ke mobil limusin mewah yang muncul kemudian.

para pemain the 8 show
Para karakter dalam drakor The 8 Show (kiri ke kanan peserta nomor 1-8)

Jin Su Masuk Ke Arena Pertunjukan

Jin Su akhirnya masuk ke mobil dan mendapati properti di dalamnya berbentuk gelas wine hanyalah palsu. Sampai di sebuah gedung, ia masuk ke dalam, isinya studio bioskop berukuran besar. Di atas meja ada deretan kartu bernomor yang peletakkannya tak beraturan karena yang lain sudah tidak ada (sepertinya nomor 1-8). Ada surat pula berisi peraturan bahwa jika ada yang meninggal maka otomatis acara akan terhenti, tanpa menjelaskan apa yang harus peserta lakukan di sana. Jin Su berpikir keras, semula ingin mengambil beberapa gepok uang yang tergeletak. Namun kemudian dia memilih masuk ke balik gorden merah karena merasa percuma untuk kembali ke kehidupan lamanya dengan gaji kecil.

Di balik gorden itu terdapat sebuah arena besar berbentuk permainan anak-anak, dengan kolam renang, toko baju serta kedai makanan palsu. Ada jam besar dan gedung berlantai delapan pula. Untuk menaiki gedung itu hanya ada tangga saja, Jin Su masuk ke kamarnya di lantai 3 sesuai kartu yang ia ambil. Kartu tersebut berfungsi sebagai kunci kamar. Ada sebuah kotak yang terbuka di kamarnya, plus banyak kamera yang menyorot.

awal acara the 8 show

Mencari Tambahan Waktu Bersama-Sama

Dalam kotak besi itu terdapat pakaian dan sepatu yang harus ia pakai, sementara barang-barangnya plus pakaiannya sendiri mesti ia masukkan di situ. Ada buku petunjuk yang ia pelajari dan Jin Su memperhatikan angka yang tertera di papan digital dalam kamar. Rupanya per menit ia mendapat 30 ribu won. Pihak penyelenggara menyediakan makanan dan minuman gratis, sementara isi kamar itu kosong. Untuk membeli barang, perlu memakai interkom yang tergantung dan harga barang akan tertera di papan skor, lalu akan terpotong dari jumlah uang yang peserta raih. Tidak ada suara di balik telepon. Selain itu harga beli dari barang akan menjadi 100 kali lipat dari biasanya di pasaran. Jin Su yang merasa kedinginan akhirnya membeli barang-barang terjangkau seperti koran dan kardus bekas untuk dijadikannya selimut dan tempat tidur. Jika melanggar peraturan maka hadiah uangnya akan terpotong setengah.

Jin Su terbangun dengan teriakan seorang wanita. Dia cepat-cepat keluar dari kamar dan melihat ada enam orang di sana yang berkumpul, seseorang di lantai bawah ikut muncul. Jalannya agak pincang. Masing-masing tidak memberitahukan nama, jadi mereka hanya memanggil sesuai dengan nomor lantai. Mereka tidak boleh keluar kamar dari jam 12 malam hingga jam 8 pagi. Di luar jam itu mereka boleh berada di luar kamar. Selain itu, tidak boleh membawa barang-barang hasil pembelian dari kamar keluar. Rupanya di arena tengah gedung itu terdapat papan skor yang tertera waktu. Mereka bisa membeli apapun dengan interkom yang ada dan mengurangi waktu di arena. Barang akan keluar di alun-alun.

berlari naik turun tangga

Tiap Peserta Memiliki Upah Berbeda Tergantung Tingginya Ruangan Berada

Mereka mendapat ide untuk pergi ke masing-masing lantai dan melihat isi kamar yang ternyata berbeda, baik dari ukuran maupun jumlah uangnya. Kamar 8 menjadi paling mewah dan mudah mendapatkan uang. Makanan dan minuman juga tersedia di sana (berjumlah 12), sehingga distribusi makanan ke lantai bawah memerlukan kotak besi sebagai lift barang. Hanya bisa menyantap konsumsi dalam kamar. Mereka membagi makanan, per orang hanya satu. Lalu mereka menggabungkan sisa 4 kotak dan minuman di lantai 1, bila masih ada yang kelaparan bisa tambah dari jatah tersebut.

Ketika mereka kebingungan memikirkan cara untuk menambah waktu di arena, si lantai 8 rupanya memperhatikan sedari tadi. Waktu akan bertambah ketika mereka berlari naik turun tangga dari lantai 1 ke 8. Mereka melakukannya dan terbukti benar. Well, gedung ini memangnya semacam wisma atlet apa? Haha. Lantai 1 makin kesulitan berlari dan lantai 2 akhirnya ikut membantu. Tapi metode itu makin susah ketika makanan minuman yang ada terasa kurang bila mereka semua berlari tiap hari. Manalagi lantai 4 sampai kejang dan mulutnya berbusa karena kelelahan berlari, si lantai 6 sampai mau menghentikan mereka semua membeli obat untuk dia agar waktu di arena tidak banyak berkurang. Akhirnya mereka berembuk tidak usah lari tiap hari, tapi mereka terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok satu lari hari ini, esoknya yang kelompok dua, begitu seterusnya. Jatah makanan yang berlari menjadi dua kotak nasi dan air mineral.

peserta the 8 show lelah berlari

Pertunjukan Adu Bakat Antar Peserta

Si lantai 2 yang menggantikan lantai 1 sehingga berlari terus tiap hari, membuat lantai 3 kasihan dan ikut bergantian lari menggantikan si lantai 1. Yang lain merasa si lantai 1 tak perlu makan karena tidak bekerja menambah waktu. Akhirnya timbul ide dari lantai 1 bahwa ia akan menampung kotoran-kotoran semua peserta, memanfaatkan lift barang. Dari kotoran berplastik-plastik hingga kencing dalam botol. Si lantai 8 bahkan sampai menuliskan pesan terimakasih di plastik kotorannya. Hanya si lantai 2 dan 7 yang tidak memberikan kotoran mereka. Beberapa hari berlari, waktu di arena tiba-tiba tidak bertambah. Semuanya bingung. Lantai 7, lelaki berkacamata yang pintar memberi gambaran bahwa apa yang mereka lakukan ini seperti acara pertunjukan, jadi mereka harus membawakan sesuatu yang menarik bagi penonton. Timbullah ide masing-masing bahwa mereka harus membawakan pertunjukan bakat. Si lantai 7 lebih dahulu tampil dengan memainkan suling menggunakan hidung. Waktu bertambah banyak karena bakatnya kocak tapi menarik.

Kemudian berturut-turut mereka tampil. Lantai 5 membawakan nyanyian, lantai 6 yang memang kasar melakukan pukulan ke benda keras menggunakan tangan dan lantai 2 berbuat sama plus dengan tendangan. Si lantai 4 membawakan lagu tapi agak fals, apalagi lantai 3 yang sok nge-dance tapi cringe. Jelas mereka berdua tidak memberikan penambahan waktu yang signifikan. Lantai 1 yang sejak awal banyak diamnya, ternyata sangat jago menunjukkan atraksi sulap khas badut sirkus karena profesinya di luar acara memang itu. Waktu makin bertambah banyak ketika si lantai 8 menunjukkan bakatnya dengan mengajak lantai 6 untuk begituan hahaha. Gak takut apa videonya kesebar?

Gadis Lantai 8 Mulai Menunjukkan Taringnya

Si lantai 1 kemudian bersuara bahwa dia tidak bisa menampung semua kotoran lebih lama lagi karena ruangannya yang kecil. Mana bau pula. Akhirnya mereka berembuk melakukan pemilihan siapa yang bisa menampung, lantai 4 berusaha hasut sana-sini untuk cari aman dan keluarlah hasil antara lantai 3 dan 8. Namun lantai 8 kekurangan 1 suara sehingga dialah yang terpilih. Si lantai 8 yang suka berubah-ubah mood-nya langsung menolak. Dia sampai mengurung diri dalam kamar dan tidak menurunkan makanan serta minuman sama sekali pada semuanya. Lantai 3 terpaksa mengajukan diri, begitupula si lantai 4 yang sampai nangis-nangis tapi tidak mengambil bagian sampahnya!

Si lantai 8 kemudian memikirkan acara selanjutnya untuk dimainkan bersama, yaitu Permainan Raja. Jadi dia bebas menyuruh-nyuruh orang untuk melakukan apa saja, jika tidak mau maka akan dia beri hukuman. Lantai 8 ini suka sekali meminta mereka melakukan hal yang berbau seksual, seperti mencium kayak vacuum cleaner sampai memegang dada perempuan. Lama-kelamaan permainan ini terasa ekstrem apalagi ketika lantai 2 dan 6 dipasangkan, mana sejak awal mereka bertikai karena obatnya si lantai 4. Lantai 2 tidak mau ciuman dengan si lantai 6 jadi melakukan adu pukul. Sebenarnya lantai 2 kelihatan lebih jago beladiri, namun karena tangannya keseleo ketika adu bakat sebelumnya, akhirnya dia dihantam si lantai 6 sampai berdarah-darah. Mereka semua tidak ingin dipukul, jadi lantai 4 memberi ide bahwa kalau tidak mau melakukan perintah Raja, akan dihukum dengan alat kejut listrik.

Lantai 7 Memihak Gadis Lantai 8 Beserta 6 dan 4?

Ide itu rupanya cukup buruk karena beberapa kali si lantai 3 dan 2 kena kejut, sampai pingsan dan pipis di celana. Si lantai 7 menyadari lantai 4 yang curang karena kerjasama dengan si lantai 6 dan 8. Dia mengancam lantai 4 dan membuat permainan menjadi adil. Keadaan berbalik dan lantai 1 menjadi Raja kemudian memerintahkan permainan lempar koin. Si lantai 8 kalah namun dia tidak ingin bermain lagi dengan alasan bosan. Beneran ini perempuan rasanya ingin dijitak hahaha. Namun karena mereka menyuruh dia untuk menepati janji, lantai 8 akhirnya pasrah dan berlutut untuk siap merasakan alat kejut. Namun lantai 7 yang mau mengeksekusinya malah dipukul si lantai 6! Dia membawa si lantai 7 dan 4 masuk ke kamarnya lantai 8. Lantai 6 memintanya untuk bekerjasama dan memberikan ide-ide permainan berikutnya.

Lantai 7 kemudian turun ke tengah arena dan memberikan perintah permainan selanjutnya, tak menghiraukan lantai 1,2, 3 dan 5 yang diharuskan menjadi pemain, bekerja untuk mereka kaum lantai atas. Mereka takut pada lantai 6 dan akhirnya melakukan permainan-permainan gila. Memukul sampai berdarah-darah dengan wajah diplester dengan lakban bening agar memperoleh koin yang bisa ditukarkan dengan makanan dan minuman. Manalagi koin yang mereka dapat adalah 9, ganjil kelebihan 1 dan mereka selalu harus memikirkan tiap orang akan ambil berapa.

Suatu kali, total pilihan mereka 10 jadi tidak ada yang mendapatkan koin. Karena itu mereka tetap diam di tempat sebagai bentuk protes. Namun si lantai 5 tidak bisa seperti itu karena memiliki riwayat sakit diabetes, jadilah dia maju dan tergiur dengan ‘belas-kasihan’ lantai 6 yang memberikan 10 koin. Lantai 1 sampai menyelipkan pesan pada nomor 2 dan 3 untuk berkumpul di kamarnya melalui lift barang, memikirkan revolusi dan mungkin akan menyerang balik kaum lantai atas.

Ada Peserta Kaum Lantai Bawah yang Tidak Ingin Pertunjukan Berakhir

Ketika selesai permainan pukul-memukul lagi, lantai 3 yang akan ke kamarnya, dilewati si lantai 7 yang berkata dengan pelan ‘Ada suara’. Mereka berdua memang di awal acara cukup dekat sampai merokok bareng-bareng. Si lantai 7 rupanya masih memihak mereka, sehingga lantai 3 mendapat ide dan menggunakan lift barang ke lantai 1, berkumpul di sana dengan lantai 2 memancing keributan. Mereka menyergap si lantai 6, yang ia balas dengan mengambil senjata lantai 8 berupa pistol (isinya bukan peluru) untuk menembak, namun tidak berhasil karena si lantai 7 mengeluarkan baterainya ketika masih di kamar. Lantai 7 segera berteriak ‘Pukulll’ dan mereka yang di lantai 1 segera memburu lantai 6 hingga tak berdaya.

Mereka kemudian berhasil mengikat si lantai 4, 6 dan 8 di kamarnya masing-masing. Saking terharunya, kaum lantai bawah sampai nangis-nangis bareng lantai 7. Mereka juga merasakan nikmatnya kamar 8 yang bisa memesan apa saja. Sampai cara buat alkohol dan memesan alat-alatnya bisa loh. Jadi walau yang memesan bukan si lantai 8 tidak apa-apa, barangnya tetap penyelenggara berikan selama uang cukup dan bukan merupakan makanan atau minuman.

Malamnya mereka ngobrol bersama-sama seperti melakukan perkemahan, lantai 1 memeragakan seolah mereka makan mi kuah setelah asyik meminum alkohol. Kemudian si lantai 2 mengajukan ide agar mereka berhenti bermain karena pembuat permainan tentunya mengharapkan pertunjukan akan semakin ekstrem, sementara mereka tidak akan tega pada kaum lantai atas yang terikat. Akhirnya mereka sama-sama setuju dan menghabiskan waktu dengan bersantai. Tapi ketika waktu yang diharapkan tiba untuk menjadi 0, ternyata bertambah! Lantai 2 curiga dan meminta yang lain memeriksa secara menyeluruh (sampai buka pakaian) para peserta yang terikat. Tidak ada sesuatu yang terjadi.

kamar lantai 8 yang mewah

Sang Pelaku Pencabut Gigi dan Kuku

Eh, esoknya ada lagi kejadian. Si lantai 4 giginya dicabut satu dan ketika dia terbangun, mulutnya berdarah-darah. Lantai 3 tersadar kemungkinan ada cedera yang tak terlihat kemarin, jadi dia pergi memeriksa si lantai 6 yang memakai sepatu. Benar saja, kuku-kuku kakinya dicabuti! Tidak ada yang mengaku siapa yang melakukannya, sehingga lantai 2 mengunci rekan-rekan senasibnya dari luar dengan rantai serta gembok. Dia meminta lantai 5 yang dulunya perawat untuk memberi makan dan merawat luka para pemain yang terikat. Malam itu tidak ada kejadian dan berarti pelakunya benar-benar ada di antara kaum lantai bawah. Si lantai 5 yang berhadapan langsung dengan yang terikat menjadi kasihan dengan curhatan mereka (dia tipe yang mudah iba).

Ketika melihat si lantai 8 dan 4 yang berjalan turun melewatinya di tangga dan mereka mengaku kalau si lantai 2 yang membebaskan (entah ini cuma halusinasinya seperti lalu-lalu atau memang terjadi beneran), si lantai 5 segera masuk ke kamar lantai 6. Dia termakan bujuk rayu lelaki itu dan membuka ikatannya. Keadaan berbalik lagi, si lantai 6 bersama 8 mengejar serta memukuli peserta yang lain.

Kali ini lantai 6 sangat dendam dengan perkara kukunya, jadi mengikat kaum lantai bawah bersama 7. Dia mengancam mereka dengan pistol dan menyuruh untuk mengakui siapa si pencabut kuku. Dia mau menembak si lantai 2 tapi untung saja pistolnya seperti macet, malah ketika sampai pada si lantai 7, pistolnya bekerja. Keadaan menjadi chaos karena dia hampir menembak si lantai 1 yang memang pincang sebelah. Si lantai 8 memberi ide untuk membeli siaran CCTV kamarnya lantai 6. Mereka berdua pergi ke kamarnya lantai 8 dan melihat si pelaku yang rupanya ****** (nonton sendiri biar tahu hahaha).

Membalikkan Keadaan Lagi Demi Berpindah Kamar

Lantai 6 sangat marah dan bergegas turun namun si lantai 8 menghentikannya dengan pistol lain (bukan yang isinya peluru, kayak kejut juga). Sontak si lantai 6 terjatuh dan tampaknya cedera punggung sehingga kesulitan bergerak. Si lantai 8 kembali memegang kendali, dia juga tidak ingin acara ini berakhir cepat dan meminta si lantai 4 mengikat mereka semua, meletakkan di kamar masing-masing. Lantai 8 merasa sangat bersemangat dan ingin mereka dicobai lebih ekstrem lagi, seperti penelitian jaman dulu. Jadilah dia melihat mereka disiksa (tidak tidur dengan penyangga mata, akuarium bulat dijadikan helm dan ada airnya supaya mereka kesulitan untuk menunduk jika lelah) melalui proyektor dalam kamarnya. Berhari-hari si lantai 4 memberikan mereka makan juga menemani lantai 8 bermain, lantai 5 yang merawat mereka dengan peralatan medis agar tidak sampai meninggal.

Sampai akhirnya si lantai 1 menghasut lantai 4 agar bisa mengambil posisi si lantai 8. Dia menceritakan hasratnya untuk mendapatkan 1 M (awalnya mereka semua setuju bertahan di acara sampai jumlah itu berhasil lantai 1 terima) agar bisa berpindah kamar sesuai nominal yang tertera di papan digital. Akhirnya si lantai 4 setuju dan meminta bantuan lantai 5, curhat-curhatan dulu dan akhirnya si lantai 5 menceritakan masa lalu kelamnya. Dia sebenarnya cukup memiliki uang, namun suatu kali dia selingkuh dan akhirnya hubungan itu berakhir karena diselingkuhi. Lantai 5 akhirnya membantu melepaskan para kaum lantai bawah termasuk lantai 7 ketika si lantai 4 menemani gadis 8 main golf. Dia kemudian curiga karena anjingnya sangat ribut dan memergoki para tawanan lepas. Untunglah si lantai 4 memukulnya dengan stik golf dari belakang.

Akhir yang Mengenaskan untuk Satu Orang!

Kaum lantai bawah mengabulkan permintaan si lantai 5 yang setuju dengan rencana mereka. Permintaan itu cukup absurd terhadap si lantai 6 (nonton sendiri dong!). Mungkin karena dia kesal sering dibohongi oleh kaum pria? Nah, lanjut dengan diskusi mereka yang mempersilakan lantai 1 mengambil posisi lantai 6, sementara lantai 4 mengambil lantai 8. Ketika si lantai 1 meminta perpindahan kamar, pihak penyelenggara memotong 1 M uangnya dan hanya memberikan secarik kertas berisi petunjuk berapa nominal harga untuk pindah di berbagai kamar. Harganya berbeda-beda pula! Mereka sadar kalau penyelenggara acara ini benar-benar keterlaluan.

Lantai 2 memberi saran agar mereka tetap berhenti dari acara dan patungan untuk lantai 1. Namun lantai 1 tidak terima dan mengancam mereka dengan pistol berisi peluru. Dia menyuruh semua peserta saling mengikat dan duduk manis menonton pertunjukan sirkus yang ia bawakan. Begitu berbahaya, hingga memicu kericuhan dan akhirnya si lantai 3 menembak semua kamera di arena hingga membuat waktu menjadi 0. Apakah acaranya benar-benar selesai seiring dengan waktu mereka yang habis? Apakah mereka berhasil mendapat uang yang terakhir tertera di papan digital masing-masing kamar? Siapa pihak penyelenggara The 8 Show sebenarnya?

Pesannya Lebih Dekat dengan Realita Daripada Squid Game

Aku lebih menyukai drama The 8 Show (2024) daripada Squid Game (2021) walau ratingnya empat sama! Memiliki premis yang agak mirip dan sama-sama berasal dari Korea, tetapi drama ini lebih terasa dekat dengan kehidupan bermasyarakat (bahkan ke tatanan negara!). Cukup kelam, aneh, disturbing dan satir tapi terasa nilai seninya yang mengingatkanku dengan film Parasite serta Poor Things yang memenangkan Piala Oscar. Walau begitu, tetap saja Squid Game lebih mudah diingat karena memiliki setting menarik dengan elemen warna yang ceria, dengan permainan anak-anak yang mudah tapi berbahaya. Kalau kalah, langsung meninggal dan pemenangnya hanya bisa satu orang dari sekian ratus peserta. Nah, kalau di The 8 Show kan kebanyakan peserta hidup dan bisa membawa pulang hadiah uang sesuai “atraksi” mereka. Terasa lebih adillah.

Akting para pemain sangatlah bagus, watak semua euy. Jun Yeol memang cocok memainkan peran orang yang seperti tidak memiliki harapan, biasa-biasa saja dan tak memiliki keahlian walau tamat dari universitas. Pantas saja Jun Yeol lebih memilih diam dengan skandal cintanya yang melibatkan So Hee dan mantan pacar- Hyeri, mungkin karena drama ini mau rilis. Tahu sendiri kan kalau masalahnya makin runyam, K-netz bisa-bisa memboikot drama ini. Sayang kalau itu terjadi, bagus loh ini hahaha. Woo Hee juga keren banget! Bisa gitu ya dia main karakter beda-beda banget, di Unlocked dia galau terus, di Atypical jadi penipu tapi lugu. Di drama ini suka berpakaian bagus, seksi dan tidak punya empati. Yang berperan jadi lantai 1 juga mampu menampilkan orang yang memiliki kekurangan di kakinya, terasa sekali hopeless dan pencinta keluarga.

Opening dan Properti Permainan yang Unik

Sinematografinya cukup bagus, menampilkan warna agak kelam di adegan tertentu seperti penyiksaan tak tidur. Tim produksi juga membuat studio buatan berisi area bermain, kolam serta toko baju dan makanan palsu. Walau begitu warna-warnanya terasa kurang tajam dan memikat. Aku suka dengan setting latar belakang kamar tiap peserta, semakin tinggi lantai, pemandangannya akan semakin bagus seolah berada di gedung pencakar langit. Para kostum pemain juga unik loh, ikut-ikutan palsu seperti properti dalam studio. Si Woo Hee dandanan dan baju-bajunya cakep banget!

latar drama the 8 show

Aku menyukai bagian opening, jadi ada wajah per peserta di awal episode yang nantinya akan menggambarkan siapa dia dahulu. Selain itu untuk memvisualisasikan masa lalu dan setelah acara The 8 Show berakhir, layar tidak tertampil penuh. Jadi kita bisa merasakan inti drama ini ada di proses ikutnya mereka di acara itu. Scoring atau musiknya terasa sedikit mengganggu sih, apalagi di lagu pembuka ‘Mr. Lonely’. Tempo bagian pertamanya normal, eh tapi makin akhir makin cepat. Ini seperti jadi petunjuk bahwa drama ini memang agak aneh dan mungkin bukan menjadi tontonan banyak orang.

Menyelisik Karakter Para Penghuni Tiap Lantai 

Mengenai karakter, menurutku lantai 3 merupakan perwujudan orang-orang pada umumnya. Orang yang biasa saja, tertipu dan terlilit utang. Walau ditindas, sulit untuk membalas karena rasa empatinya tinggi. Namun walau susah, mereka tipe yang tulus memikirkan nasib orang lain. Karakter favoritku, lantai 7! Cerdas, bisa membaca situasi dan mempengaruhi orang lain. Dia bisa berpura-pura menjadi “kawan” bagi musuhnya dan memihak kebenaran.

Paling menyebalkan memang lantai 8 yang sebenarnya memiliki kondisi mental terpuruk. Lantai 6 juga mirip-mirip dengan dia, tapi akhirnya mungkin tobat (mengirimkan bunga ke acara duka lantai 1). Sementara lantai 4 tipe penjilat tapi masih bisa tobat juga (karakternya ini mirip Grace Ko di drakor Queen of Tears). Nah, si lantai 5 juga termasuk menyebalkan karena sering halu dan mudah dirayu lelaki. Secara keseluruhan dari awal hingga akhir terlihat pengembangan karakter dari tiap peserta (sepertinya lantai 8 tidak hahaha). Tapi menurutku paling ekstrem mendekati akhir yakni si lantai 1 yang melakukan atraksi sirkus dan menjadi kunci waktu bertambah, serta lantai 5 yang apa harus gitu menge**** lantai 6? 

pemeran drama korea the 8 show netflix

Metafora Realita Bermasyarakat dalam Drama The 8 Show

Bagian yang paling kusuka dari drama Korea The 8 Show ini tentu saja alur ceritanya! Mengambil cerita tentang permainan mendapatkan uang yang mungkin sudah biasa, tetapi dengan eksekusi yang bagus. Alurnya seperti menyimpan metafora situasi bermasyarakat zaman sekarang, bahkan cocok dengan kondisi suatu negara. Awalnya mencari tahu permasalahan dan bekerjasama saling membantu, namun lelah karena ada yang tidak mampu (status sosial atau pergerakannya) lalu menjadikan mereka “buangan sampah”. Lama kelamaan yang memiliki status sosial atau kekuasaan yang lebih tinggi mulai bertindak semena-mena, menyuruh kaum di bawah mereka untuk bekerja. Mereka merasa kaum bawah hanya berupah sedikit dan perlu bekerja lebih keras. Kebutuhan pokok akhirnya menjadi lecut agar para kaum bawah tidak selow. Kaum atas bahkan tidak segan-segan memakai kekerasan agar yang pintar mau mengikuti kekejian mereka. Namun akhirnya kaum bawah tidak tahan, untunglah terbantu dengan si pintar, mereka pun dapat menyusun revolusi. Mereka berhasil membalikkan keadaan.

Terkadang ketika sudah berhasil, bisa lengah dan ada kondisi dimana sebenarnya belum siap dengan ‘kemerdekaan’. Ada juga yang merasa tidak puas dan menginginkan hal lebih ketika sudah merasakan kenyamanan. Akhirnya ada kaum bawah yang justru memperkuat kekuasaan mereka yang di atas, sehingga keadaan berbalik lagi. Kaum bawah makin sengsara karena level lecut-nya lebih besar. Revolusi terjadi lagi, bisa dalam bentuk kudeta sehingga berjatuhan korban dan biasanya yang lebih sial terkena dampaknya adalah para kaum bawah. Mungkin kaum atas mendapatkan balasan, tapi tidak akan meruntuhkan kehidupan mereka dibandingkan nasibnya kaum bawah. Terdengar tidak asing kan skenario ini?

Hal-hal yang Tersorot dari Drama The 8 Show

Ada bagian tertentu yang memorable dan bisa jadi pertanyaan sih dari drama ini, jadi SPOILER ya :

  • Adegan sadis dan disturbing-nya cukup banyak, mulai dari pukul-memukul hingga babak belur, wajah penuh lakban bening, eksperimen tak tidur, gadis lantai 8 yang kelihatan ‘bergairah’ melihat para korbannya, cabut kuku dan gigi, ciuman dua cewek, kebiri, sampai terbakar hidup-hidup. Kalau tidak kuat mental, jangan nonton sampai habis. Jangan nonton ini ketika makan, bisa-bisa kamu mual! Namun komedinya juga ada sesekali, seperti adegan mukbang-nya si lantai 1 hahaha.
  • Bahan pembuatan alkohol oleh si lantai 5. Tidak mungkin cuma air kan, pasti ada cairan atau bahan makanan seperti biji-bijian atau buah gitu. Sedangkan peraturannya, tidak bisa beli makanan atau minuman. Lagipula air yang ada pastilah tidak banyak untuk bisa dijadikan alkohol.
  • Adegan lantai 8 dan 4 yang turun dari tangga berpapasan dengan si lantai 5 hanya khayalannya saja kan? Tidak mungkin si lantai 2 mau membebaskan mereka.
  • Begitu putus asanya si lantai 1 yang tidak menginginkan adanya kekerasan lagi tapi butuh menambah waktu agar uangnya makin banyak, sehingga mengikat para peserta dan melakukan atraksi sendirian. Dia tidak memikirkan risiko untuk dirinya sendiri padahal keamanan atraksinya sangat jelek.
  • Motif si lantai 7 mengikuti acara The 8 Show. Yang lainnya terjebak utang dan menginginkan uang banyak untuk mengangkat derajat hidup, sementara dia seorang sutradara (tidak kelihatan loh, kupikir di awal dia seorang pengusaha!). Apa untuk mencari ide yang akhirnya menelurkan naskahnya sendiri yang terinspirasi dengan permainan ini? (si teman bahkan bercanda ngaku-ngaku pernah ikut! Bisa saja benar). Atau sebenarnya ending itu mengartikan dialah perancang permainan ini?
  • Ending yang menampilkan pembicaraan si lantai 7 dengan temannya seperti mengisyaratkan bisa saja akan ada season 2!

adegan mukbang si lantai 1

Quotes Berkesan dari Drama The 8 Show (2024)

Buat kamu yang menyukai serial bertemakan bertahan hidup, dengan bumbu thriller dan metafora di dalamnya, drama ini pasti akan cocok. Tapi kalau bisa umur 21 tahun ke atas sih, banyak muatan kekerasan dan tidak pantasnya. Makna drama The 8 Show (2024) ini agar kita bisa lebih bersimpati pada keadaan orang lain, jangan mudah tertipu dalam hal keuangan maupun asmara dan berbuat baiklah pada sesama. Tidak boleh melihat orang berdasarkan status sosial atau tingkat kepemilikan uangnya, harus berlaku adil. Ada beberapa quotes dari drama Korea The 8 Show (2024) yaitu :

“Sejak aku kecil, nenekku selalu berkata, untuk mencari nafkah harus belajar keterampilan.” ~ Lantai 3

“Aku tidak tahu harus berbuat apa, jadi lebih menakutkan.” ~ Lantai 7

“Jika diserang dari luar, kita akan bekerja sama dan sabar. Namun jika dari dalam, saat internal runtuh, tidak bisa pulih.” ~ Lantai 7

“Saat semua orang melakukan bagiannya, masyarakat mulai berfungsi secara stabil.” ~ Lantai 3

“Ambil keputusan tiga kali sehari seperti makan, maka hidupku akan berubah.” ~ Lantai 4

“Harapan tentang hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok yang lebih baik dari hari ini menjadi motivasi untuk hidup.” ~ Lantai 3

“Metode lantai 2 bertentangan dengan demokrasi. Ini metode yang sangat tiranis dan kejam, tapi bisa menghentikan kejahatan elusif.” ~ Lantai 3

 

Rating versiku : 4/5

Trailer drama The 8 Show (2024) pada link berikut :

 
Share :

admin

Leave a comment

Kembali ke atas
error: Nggak boleh dicopy. Share link saja ya