Sinopsis dan Review Film A Quiet Place: Day One (2024), Hari Pertama Invasi Alien dengan Pendengaran Ultrasonik yang Tajam di Kota New York
Judul Film : A Quiet Place Day One (2024);
Tgl Rilis : 26 Juni 2024 (Indonesia), 28 Juni 2024 (USA);
PH : Paramount Pictures, Platinum Dunes, Sunday Night Productions;
Genre/Rate : Thriller, Sci-Fi, Apocalyptic, Horror / 13+;
Negara Asal : USA;
Waktu : 99 Menit;
Pemain : Lupita Nyong’o sebagai Sam, Joseph Quinn sebagai Eric, Alex Wolff sebagai Reuben, Djimon Hounsou sebagai Henri, Eliane Umuhire sebagai Zena
Ulasan Film A Quiet Place: Day One (2024), Kedatangan Alien di Bumi pada Hari Pertama
Hai, aku yakin kalian pasti menunggu film A Quiet Place: Day One (2024) yang merupakan prekuel sekaligus cerita spin-off dari A Quiet Place PART I (2018) dan II (2020). Yang PART II bisa baca di ulasanku dulu sekalian kilas balik kalau kamu agak lupa dengan ceritanya hehehe. Di hari pertama penayangan, aku langsung nonton saking penasaran. Kali ini sutradara dan penulisnya adalah Michael Sarnoski, namun yang terdahulu- John Krasinski sekarang menjadi produser sekaligus membantu Michael dalam pengembangan cerita.
Para pemeran di film lama tidak kembali di proyek ini, hanya Djimon Hounsou dari PART II. Sebagai ganti protagonis Emily Blunt dan ‘keluarganya’, pemeran di film A Quiet Place: Day One ada Lupita Nyong’o, Joseph Quinn dan Alex Wolff. Film A Quiet Place: Day One (2024) berkisah tentang awal invasi alien dengan pendengaran ultrasonik yang tajam di kota New York, dengan kisah beberapa penyintas yaitu seorang wanita pasien kanker bernama Sam dan kucingnya, Frodo beserta seorang lelaki yang sering mengalami serangan panik bernama Eric.
Sam, Pasien Kanker yang Keinginannya Sederhana Hanya untuk Makan Pizza
Film A Quiet Place: Day One (2024) bermula dengan kehidupan seorang gadis pasien kanker, Sam di sebuah rumah sakit. Dia menghabiskan hari demi harinya dengan kurang semangat, ketika berkumpul dengan pasien yang sakit keras lainnya, Sam pun membacakan puisinya dan menganggap kehidupannya seperti sampah. Dahulu Sam seorang penyair dan memiliki buku puisinya sendiri. Seorang perawat laki-laki bernama Reuben begitu peduli padanya, menawarkan dia pergi bersama pasien lain ke Manhattan untuk menonton pertunjukan boneka tali. Sebenarnya Sam tidak mau, namun Reuben mengiming-imingi akan membelikannya pizza PATZZY’S di dekat daerah tempat mereka menonton. Sam akhirnya ikut dengan kucingnya yang diberi nama Frodo.
Menonton pertunjukan boneka dengan cerita anak laki-laki yang meniup balon, bisa terbang kemudian terjatuh keras ke tanah seperti menjadi pertanda untuk kejadian mengerikan setelah Sam keluar dari tempat pertunjukan tersebut. Sam yang membeli makanan ringan untuk dirinya dan si kucing, begitu heran melihat kericuhan orang-orang di luar. Reuben sampai mendatanginya dan mengajak Sam kembali masuk ke dalam bus bersama dengan pasien-pasien lain. Pihak RS telah menyuruh mereka pulang.
Hujan Meteor Palsu, Kedatangan Alien dengan Pendengaran Tajam yang Merusak Isi Kota
Lewat pengeras suara, pemerintah menyuruh warganya untuk segera mencari perlindungan karena ada serangan. Benar saja, tampak seperti hujan meteor di langit dan benda-benda tersebut kemudian menghantam tanah dengan keras. Busnya Sam ikut porak-poranda, diikuti isi kota yang kacau. Asap berkabut dan suara ribut disana-sini, Sam tersadar dan keluar dari bus. Namun banyak tubuh berserakan dimana-mana, ada yang berteriak-teriak ketakutan dan membuat mereka diserang sesuatu makhluk langsing berkaki tajam. Gigi-gigi mereka juga runcing dan menakutkan. Mereka tanpa adanya mata, dengan mulut besar seperti ada telinga di dalamnya dengan gigi-gigi yang terlihat dari luar.
Sam tiba-tiba terlempar karena ledakan mobil dan pingsan seketika. Ketika terbangun dengan wajah penuh debu, seseorang membungkam mulutnya dan memberi kode untuk tidak bersuara. Orang tersebut adalah Henri yang muncul di PART II. Rupanya Sam berada di sebuah ruangan besar, dengan beberapa orang yang berlindung di sana. Raut wajah mereka begitu takut dengan mata berair dan banyak yang terduduk sambil memeluk kaki. Ketika Sam berjalan lebih jauh, dia mendapati Reuben yang kemudian memeluknya erat sambil menangis penuh syukur. Reuben juga menyerahkan sang kucing penolong kepada Sam. Di luar sana masih terasa tidak aman, bunyi si makhluk yang bergerak seperti senapan terdengar di mana-mana. Frodo sempat terlepas dari tangan Sam dan menimbulkan bunyi sehingga si alien mendobrak pintu. Untung pesawat-pesawat militer lewat, membuat bunyi-bunyi ribut sehingga alien itu dan kawanannya pergi mengejar sumber bunyi.
Keputusan Sam Keluar untuk Mencari Pizza
Selesai membersihkan diri, Sam mendapati seorang wanita memakai headphone sedang mendengarkan siaran radio. Isi berita dari pemerintah yang meminta orang-orang untuk berlindung dan akan ada evakuasi. Terdengar ribut-ribut di langit, Sam dan yang lain pergi melihat keluar. Jembatan menuju daerah mereka diledakkan oleh pemerintah, terpisah dengan kota besar yang masih terlihat kelap-kelip lampu gedungnya dari kejauhan. Adegan ini mengingatkanku pada drakor Sweet Home 2 (pemerintah mau meledakkan stadion). Banyak yang merasa hilang harapan karena itu. Sam duduk dengan Reuben, menyatakan keinginannya lewat tulisan bahwa dia akan berpindah tempat. Dia ingin memakan pizza sesuai janji Reuben padanya. Tiba-tiba generator listrik berbunyi kuat dan membuat lampu di gedung itu kedap-kedip. Reuben berusaha menghentikan alat itu, namun nyawa pun menjadi taruhan karena alien ganas.
Sam yang kini sendiri akhirnya keluar dari gedung itu yang rupanya tempat pertunjukan boneka tadi, menuju Harlem untuk mencari pizza. Jalanan terasa sepi, dengan asap mengepul dari kendaraan yang rusak dan bangunan yang hancur. Dia mencari makanan untuknya dan sang kucing di sebuah minimarket. Sam membuka makanan kaleng di dekat guyuran air mancur. Kemudian memberi pula kelebihannya pada dua anak kecil yang berdiri tepat di tengah air mancur. Pesawat militer lewat dan memberi pengumuman agar semua orang berjalan hati-hati menuju dermaga, akan ada evakuasi lewat jalur laut karena para alien takut akan air. Sam melepas dua anak tadi di tengah-tengah kawanan orang yang keluar dari tempat persembunyian mereka. Rupanya penyintas masih banyak, membuat suara di sana-sini yang memancing para alien untuk menyerang. Kaki Sam sampai tergencet bagian bawah mobil, walau tertatih-tatih dia berhasil menyelamatkan diri.
Bertemu dengan Lelaki yang Punya Serangan Panik Bernama Eric
Frodo terlepas dari Sam, dia pergi mencari makan serta minum sendiri. Ketika meminum air yang membanjiri stasiun kereta bawah tanah, seseorang muncul dari sana dan bertatapan dengan Frodo. Lelaki itu mengikuti Frodo pergi untuk menemui Sam. Gadis itu kesal, merasa Eric- nama lelaki itu, seperti beban untuknya karena takut berjalan sendiri. Ditambah ada hujan deras, Sam akhirnya membawa Eric ke rumah sakit, di kamarnya. Sam mencari-cari obat di ruangannya tapi tidak ketemu. Dia kemudian berbincang cukup leluasa dengan Eric karena bunyi-bunyi di luar sangat ribut, alien susah untuk mendengar mereka. Eric rupanya hanya berkuliah di NY, orangtuanya ada di tempat lain. Sementara Sam menceritakan keinginannya untuk pergi mencari pizza PATSY’s. Eric segera mengajukan diri untuk menemani gadis itu pergi.
Tapi ketika datang pagi, Sam malah keluar sendiri dengan Frodo. Ketika sedang membaca buku di luar toko, Eric mendatanginya. Mereka akhirnya pergi bersama. Namun lagi-lagi alien menyerang mereka mulai dari gedung tinggi hingga masuk ke stasiun kereta bawah tanah. Di stasiun yang berair itu, mereka berjalan perlahan-lahan sementara alien besar menempel di langit-langit (persis kelelawar hahaha). Eric mulai mengalami serangan panik lagi namun Sam berhasil menenangkannya. Mereka selamat bersama si Frodo, sampai di permukaan lubang terowongan yang berada di sebuah gereja besar. Kondisi Sam mulai melemah, Eric memintanya menuliskan nama obat-obatan yang dia perlukan.
Sam dan Eric Berusaha untuk Menyembuhkan Batin Satu Sama Lain
Dengan nekad, Eric berjalan sendiri mencari obat-obatan di sebuah apotek. Si Frodo datang untuk menemani, namun malah menjauh karena mencari makanan. Eric mengikutinya dan malah terjebak bersama Frodo di reruntuhan bangunan. Kebayang kan Eric harus ekstra hati-hati, manalagi si Frodo pakai acara naik ke tiang-tiang besi segala! Tempat itu ternyata seperti sarang para alien, banyak dan mereka mengerumuni sesuatu yang bulat berlendir. Aku kira itu telur, tapi sepertinya makanan karena mulut mereka terbuka lebar dan mau menyantapnya. Usaha Eric berhasil untuk pulang bersama Frodo, dia menempelkan plester obat seperti koyo ke punggungnya Sam. Mereka melanjutkan perjalanan di saat Sam sudah merasa kuat. Sampai di PATSY’s, sayangnya lantai bawah menjadi seperti puing bekas kebakaran. Jelas tidak ada satu potongan pun tersisa yang diharapkan Sam. Gadis itu menangis tanpa suara di bahunya Eric, terduduk lesu.
Eric tidak kehilangan akal, dia mengajak Sam masuk kesana dan memberinya pizza entah dari toko mana. Mereka bahkan Frodo makan bersama, ditemani minuman beralkohol. Eric yang seorang mahasiswa hukum, mengajak Sam berdiri dan mengikutinya seolah melakukan atraksi sulap dan dilihat banyak orang di sana. Mereka saling tersenyum, sama-sama menguatkan. Sam menceritakan bahwa tempat itu sangat berarti untuknya. Mengingatkan dia pada sang ayah yang main piano di situ dan makan pizza bersama ketika Sam kecil. Mereka menatap ke arah luar dan melihat kapal di tepi pantai mulai berangkat. Kapal itu harus dinaiki agar mereka bisa dievakuasi, tetapi ada banyak alien di sekitar sana. Apakah mereka akan berhasil menyelamatkan diri dari para alien ganas? Bagaimana dengan Sam yang merasa nyaman dan terasa ‘hidup kembali’, akankah dia ikut pergi?
Akting, Sinematografi, Sound dan Efek CGI Film A Quiet Place: Day One (2024) yang Bagus
Akting dari Lupita Nyong’o begitu mencuri perhatian, baik ekspresi ketakutan melihat para alien dan semangatnya yang kurang dalam menjalani hidup dari sorot matanya terlihat sangat meyakinkan. Jangan lupa dengan si kucing Frodo yang ternyata diperankan dua kucing aktor berlisensi asal London. Bahkan Lupita sampai menjalani terapi karena memiliki ketakutan terhadap kucing. Kedua kucing menggemaskan itu pandai berakting dan hampir tidak mengeong sama sekali sepanjang film. Mungkin pihak produksi kapan-kapan bisa merilis BTS dari dua kucing ini hahaha. Joseph yang wajahnya terlihat seperti Justin Timberlake ini, juga mampu mengimbangi akting Lupita, terlihat seperti benar-benar mengalami serangan panik. Hanya sayang chemistry di antara mereka terasa kurang. Mungkin karena durasi yang sedikit, cerita tentang mereka tidak terjalin banyak dan terkesan buru-buru. Tapi dengan demikian, wajar jika tidak ada love-line di antara mereka. Aku lebih suka mereka berteman seperti halnya drakor Dark Hole, bukannya cerita cinta agak maksa di Gyeongseong Creature.
Dari sisi sinematografi, film ini memiliki cakupan lebih luas (wajar budget pun lebih banyak daripada PART I dan II). Namun adegan ‘hujan meteor’ itu sudah ada di PART II, kali ini Sarnoski menggambarkannya dari sisi lain. Para alien terlihat lebih jelas dan suasananya tak kalah mencekam, ketika Sam berdiri menatap langit serasa aku juga ada di sampingnya. Efek CGI seperti para alien yang berjalan naik-turun di gedung tinggi atau membuka mulutnya lebar-lebar menurutku sudah bagus. Bagian sound-nya cetar parah, bagus sekali apalagi suara para alien ketika mendekat seperti senjata api. Ngeri euy. Film ini memang cocok untuk kamu tonton di bioskop. Daripada film terdahulu, Day One tidak sunyi terus-menerus. Ada beberapa bagian yang membuat kita bisa menahan dan mengembuskan napas dengan lega.
Beberapa Kekurangan dari Film A Quiet Place: Day One (2024)
Film ini tidak terlalu memberikan sesuatu yang baru, masih mirip dengan terdahulunya walaupun sayang banyak sisi dramanya ketimbang memberi penjelasan mengapa para alien bisa datang di bumi. Kalau kedatangan di New York (entah apakah di daerah lain juga), mungkin sesuai dengan tulisan yang tertera di awal film bahwa kota tersebut memiliki tingkat kebisingan mencapai 90 desibel. Jelas bisa memancing para alien yang mendengarnya seolah ada jeritan terus-menerus.
Selain itu, film ini terasa seperti berdiri sendiri. Jadi walau tidak nonton film-film terdahulu, tetap tidak akan mempengaruhi cerita. Mirip dengan menonton kisah hidup spiritual seseorang yang menemukan alasannya untuk bertahan walau tidak ingin dan mau menyerah karena penyakit yang diderita. Padahal mungkin kebanyakan orang termasuk aku, yang menonton franchise ini sebelumnya, berharap akan ada petunjuk lebih tentang para alien itu. Ada adegan para alien seperti mau ‘menyantap telur’ yang membuatku heran, apakah mungkin adegan ini akan berpengaruh di film PART III? (rencananya akan tayang tahun depan!)
Aku cukup gemas dengan si Frodo yang hebatnya bisa hilang-timbul gitu (mungkin kalo aslinya yah tidak bisa menemukan majikannya semudah itu), tetapi bikin orang-orang di sekitarnya hampir celaka. Tapi kalau mau ditinggalkan yah sayang sih, apalagi Sam sudah menganggapnya seperti keluarga. Pertemuan Frodo dan Eric juga agak ganjil, manalagi gelagatnya dengan Sam di awal. Ada beberapa adegan di film ini yang bagus, yaitu ketika Sam dan Eric berada di stasiun kereta bawah tanah dan berusaha lari dari kejaran alien. Aku jadi teringat sama film Maze Runner 2, sama-sama mencekam pada bagian itu.
Film dengan Ending yang Realistis dan Menyentuh
Ending film ini terasa keren sih. Aku kaget, tapi juga mengerti keputusan yang Sam ambil. Jika prekuel ini berlanjut, mungkin kita akan bisa melihat perjalanan Henri juga Eric dan yang lainnya. Aku puas film ini tidak terasa menggantung, karena sebenarnya kita sudah mengetahui nasib Henri di PART II, walau untuk Eric belum. Dari film ini kita belajar untuk menolong orang lain walau tidak terlalu mengenalnya, dengan begitu kita jadi lebih menghargai hidup. Karena bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga bermanfaat bagi sesama. Untuk kamu yang suka film apokaliptik, pernah nonton A Quiet Place PART I dan II, serta ingin menguji adrenalin, ayo tonton film A Quiet Place: Day One (2024) yang masih ada di bioskop 🙂
Rating versiku : 3/5
Trailer film A Quiet Place: Day One (2024) berikut ini :