Judul Film : Petualangan Sherina 2 (2023);
Tgl Rilis : 28 September 2023;
PH : Miles Films, BASE Entertainment;
Genre/Rate : Petualangan, Drama, Musikal / SU (Semua Umur);
Negara Asal : Indonesia;
Waktu : 126 Menit;
Pemain : Sherina Munaf sebagai Sherina M. Darmawan, Derby Romero sebagai Sadam, Ardit Erwandha sebagai Aryo, Chandra Satria sebagai Syailendra, Isyana Sarasvati sebagai Ratih, Randy Danistha sebagai Dedi, Kelly Tandiono sebagai Pingkan, Quinn Salman sebagai Sindai, Mathias Muchus sebagai Pak Darmawan, Ucie Nurul sebagai Bu Darmawan
Halo pecinta Sherina dan Sadam, mungkin kamu dari generasi anak tahun 90-an? Aku mau mengulas nih film berjudul Petualangan Sherina 2 (2023) yang merupakan sekuel dari film pertamanya yang rilis pada tahun 2000. Menampilkan beberapa pemeran terdahulunya, Sherina Munaf (Sherina) dan Derby Romero (Sadam) serta Mathias Muchus dan Ucie Nurul (ayah-ibu Sherina). Beberapa pemeran baru turut meramaikan film ini di antaranya ada Isyana Sarasvati (sudah kelihatan bakat aktingnya yang rada gokil di Milly & Mamet) dan Kelly Tandiono (berperan antagonis juga di film Gundala). Sementara sutradara dan produsernya masih dipegang oleh Riri Riza dan Mira Lesmana. Salah satu penulis naskah juga sama dengan yang di Petualangan Sherina yaitu Jujur Prananto. Uniknya, Sherina menjadi salah satu pengembang naskah dan penata musik dari film ini.
Film Petualangan Sherina 2 (2023) menceritakan tentang Sherina yang telah dewasa mendapatkan tugas di hutan raya Kalimantan dan tak sengaja bertemu dengan Sadam yang menjadi program manager organisasi konservasi orang utan tempatnya meliput. Ketika melepas orang utan dewasa bersama bayinya di hutan, mereka harus menghadapi sekelompok pencuri yang berusaha menangkap hewan tersebut. Rupanya para pencuri adalah sindikat perdagangan ilegal yang dapat mengancam keselamatan Sherina dan Sadam, sekaligus mengacau persahabatan mereka lagi.
Sinopsis Film Petualangan Sherina 2 (2023) : Sherina dan Sadam Melindungi Orang Utan Kalimantan dari Perdagangan Ilegal
Film Petualangan Sherina 2 (2023) dibuka dengan Sherina yang kini telah dewasa, tampak sangat bersemangat pergi ke kantor. Dia bernyanyi senang bersama rekan-rekan kerjanya. Sherina adalah jurnalis yang disebut-sebut terbaik di media NEX TV. Ia dan kameramennya, Aryo telah menyusun rencana peliputan ke Davos, Swiss dalam rangka kegiatan World Economic Forum. Sayangnya bukan mereka yang terpilih. Sherina dan Aryo justru ditugaskan untuk meliput ke hutan Kalimantan. Melihat Sherina yang gundah membuat sang ayah membongkar benda-benda masa kecil sang putri. Sherina menemukannya dan tersenyum lebar, memakai tas semasa kecilnya untuk pergi ke Kalimantan.
Sampai di tempat peliputan, Sherina disambut donat kesukaannya dan terkejut dengan siapa sosok yang membelikan cemilan itu, Sadam Ardiwilaga! Lelaki itu sudah cukup lama putus kontak dengannya, sekitar 10 tahun padahal mereka satu sekolah dari SD sampai SMA. Sadam menyambut Sherina dan Aryo dengan hangat, mengajak mereka melihat-lihat hutan dan interaksi para orang utan yang ternyata ada sekolahnya sendiri. Sherina kagum dengan pekerjaan Sadam sebagai program manager di LSM konservasi orang utan Kalimantan – OUKAL, membuatnya menulis catatan jurnalistik dan tidak menghiraukan curhatan Aryo tentang tim yang berangkat ke Swiss.
Pelepasan Orang Utan yang Kisruh Akibat Komplotan Pencuri
Sherina dan Aryo meliput orang utan dewasa bersama bayinya yang diberi nama Sayu untuk dilepas ke hutan. Dua hewan itu hampir terkena kebakaran di dalam hutan dan seorang anak perempuan yang masih SD bernama Sindai berhasil menyelamatkan mereka. Gadis kecil yang tak banyak bicara itu juga turut menyertai pelepasan orang utan walau menjaga jarak dari para anggota organisasi. Ayahnya Sindai sendiri bekerja di OUKAL. Ada pengawas yang bergerak mencurigakan dan mengawasi gerak-gerik organisasi. Sementara itu ada pengawas yang bertugas untuk memastikan orang utan dapat beradaptasi dengan baik setelah terlepas ke alam liar. Ketika itulah ia menemukan orang utan dewasa yang telah dibius dan anaknya Sayu tak ada bersamanya. Sontak si pengawas melapor dan Sadam kemudian berdiskusi bersama timnya.
Sindai rupanya melihat tiga orang yang dipimpin Dedi melakukan penculikan terhadap Sayu dan ia bergerak kesana kemari di dekat tim Sadam. Dia juga menyebut-nyebut nama tempat kepada sang ayah yang hanya menanggapinya sambil lalu. Sindai kemudian saling menatap dengan Sherina lalu mengajaknya pergi mencari Sayu. Dengan senjata tradisionalnya, Sindai melawan para pencuri bersama Sherina yang jago beladiri. Sadam mengejar mereka dan para pencuri berusaha kabur ke sungai dengan perahu motor. Sherina lekas-lekas mengajak Sadam yang sebenarnya tidak ingin pergi, namun perempuan itu memaksa akan mencari mereka sendiri. Sadam dan Sherina akhirnya ikut mengejar para pencuri hingga ke daratan gersang.
Alasan Sadam Menjauhi Sherina Selama 10 Tahun
Sadam dan Sherina tiba di sebuah rumah. Ternyata komplotan pencuri bukan hanya tiga orang, ada dua orang yang kemudian memancing mereka untuk pergi dari rumah itu dengan tas besar yang kemungkinan berisi Sayu. Sadam dan Sherina sampai berjalan kaki cukup jauh untuk mengejar mobil yang membawa kedua orang tersebut, setelah sebelumnya sempat lelah berkelahi di rumah tadi. Mereka masuk perangkap, terkunci di sebuah bangunan bekas gudang. Tiga orang menjaga mereka, sementara dua yang lain pergi membawa tas berisi Sayu yang asli. Sadam dan Sherina dikunci semalaman dan rencananya mereka akan dieksekusi keesokan harinya. Mereka mendengar dari dalam dan menyusun siasat untuk memanfaatkan barang apa saja di sekitar untuk menjatuhkan para pencuri. Malam itu pula Sadam dan Sherina bicara dari hati ke hati, alasan kenapa mereka berpisah sejak SMA dan tak pernah berkomunikasi lagi.
Paginya Sadam dan Sherina berhasil memukul balik para pencuri, tetapi terlambat menyadari kalau Sayu sebenarnya tidak bersama mereka. Sherina mengancam salah satu pencuri untuk memberitahu keberadaan Sayu. Bersama naik motor, mereka berdua sampai di sebuah pelabuhan. Rupanya para pencuri itu sudah memberikan tas berisi Sayu kepada seorang perempuan bertubuh tinggi dengan kacamata serta masker serba hitam-hitam. Sindai juga bersama para pencuri yang memergokinya mau mengambil Sayu dari dalam mobil.
Sadam dan Sherina Bertengkar Lagi Karena Tak Bisa Mendapatkan Sindai Kembali
Si perempuan tadi bergegas pergi ketika tas yang dia pegang berhasil Sherina dan Sadam ambil. Tapi Sherina yang penasaran akan identitas si perempuan misterius berusaha meraih maskernya dan langsung ditangkis dengan kemampuan bela diri yang mumpuni. Si perempuan bahkan menodong Sherina dengan pisau dan menyuruh Sadam untuk menyerahkan Sayu. Akhirnya perempuan itu berhasil kabur membawa Sayu. Rupanya dia adalah kaki-tangan pasangan kaya bernama Syailendra dan Ratih yang hobinya mengoleksi satwa langka. Apalagi Ratih yang tidak mau tersaingi dengan para istri rekan bisnis Syailendra yang juga pengoleksi hewan.
Karena tak bisa membawa Sayu kembali membuat Sadam marah besar pada Sherina, apalagi gadis itu terus-menerus memintanya untuk melakukan pencarian bersama-sama. Padahal Sherina sendiri hanya tinggal beberapa waktu untuk pulang ke Jakarta karena ada kegiatan kenegaraan yang harus dia liput. Sadam kemudian melontarkan kata-kata pedas, bahwa kekeraskepalaan Sherina yang membuat dia menjauh sepuluh tahun yang lalu. Dia meminta Sherina untuk balik ke Jakarta. Sementara Sherina yang sampai di Jakarta, tampak bersedih dengan perpisahannya bersama Sadam yang seperti itu. Tapi ketika masuk kantor, dia menemukan clue yang mengarah pada pelaku pencurian Sayu! Apakah Sherina dapat melakukan sendiri pencarian para pelaku pencuri Sayu, tanpa sahabatnya Sadam? Bagaimana hubungannya kelak dengan Sadam, akankah renggang kembali?
Formula Petualangan Sherina 2 Mirip dengan Film Pertamanya
Film Petualangan Sherina 2 (2023) memiliki formula yang mirip dengan film pertamanya. Jika masih kecil, Sherina sedih karena pindah sekolah ke Bandung setelah cukup lama tinggal di Jakarta dan memiliki banyak teman. Sedangkan di film ini, Sherina kecewa karena harapannya meliput ke Swiss gagal karena malah disuruh pergi ke Kalimantan. Bagian ini terasa personal untukku karena dulu ketika SD akupun begitu, pindah dari Bekasi dan harus beradaptasi lagi bersekolah di Manado. Apalagi waktu mau pindah aku baru saja terkena cacar air, stresnya jadi berlipat hahaha. Mencari teman baru tidaklah mudah kawan. Apalagi di masa itu ketika perekonomian memang lagi surut-surutnya dan belajar jelas jadi tujuan utama agar dapat nilai bagus di sekolah (selalu naik kelas). Sehingga pergaulan terasa jadi nomor dua untukku XD
Selain itu banyak hal-hal perulangan dari film pertama tampil di film ini baik dari alur maupun benda atau bahkan makanan! Ini membuat kita jadi mudah bernostalgia ke tahun 2000. Beberapa di antaranya :
- Tas coklat milik Sherina (ada di Shopee dengan gratis ongkir plus dapat bonus dompet kartu/uang dan tiket nonton Petualangan Sherina 2)
- Donat, pada film pertama ketika makan muncul Yayang yang ternyata teman sekelasnya yang menyebalkan- si Sadam. Kalau di film kedua ini ketika Sherina makan donat, Sadam muncul di depannya untuk pertama kali setelah bertahun-tahun tidak lagi berkomunikasi
- Biskuit dan susu, kalau di film pertama Sherina suka bawa bekal juga tapi coklat warna-warni chacha
- Alur cerita yang mirip-mirip : Perpindahan tugas, terjebak di tempat yang sama dan mereka berdua menghadapi beberapa penjahat, pasangan Syailendra-Ratih mirip dengan Kertarajasa-Sis Natasya
- Gestur yang mirip, Sherina dan Sadam melipat tangan di depan dada sambil menatap kamera
- Lagu-lagu yang liriknya seperti kelanjutan dari film pertama
Cerita Petualangan Sherina 2 Mengangkat Isu Tentang Peduli Lingkungan
Alur ceritanya rapi, perpindahan adegan juga sangat smooth. Walau memang film ini memiliki banyak pemeran orang dewasa dengan satu aktris cilik, tetapi ceritanya benar-benar untuk segmentasi semua umur terlebih anak-anak. Sehingga alur ke depannya seperti mudah tertebak dengan sorotan kamera yang seolah-olah menunjukkan akan ada apa selanjutnya. Menurutku pada bagian Sherina mengenali kaki-tangan Syailendra di Jakarta itu yang sedikit tak terduga sih.
Cerita film ini ternyata diprakarsai oleh Sherina. Sebelumnya Riri Riza dan Mira Lesmana berpikir untuk membuat reboot film Petualangan Sherina. Namun Sherina malah berpikir akan lebih bagus jika mereka mau membuat sekuelnya. Kebetulan Sherina akan menjadi relawan sementara di Kalimantan dalam pelepasan orang utan ke hutan, jadi sekalian dia mengajak mereka ikut kesana.
Secara keseluruhan aku merasa cerita film ini bagus, terlebih ada isu sosial yang sangat jarang diangkat di Indonesia yaitu mengenai perdagangan hewan secara ilegal. Dengan melindungi satwa langka berarti kita juga menyelamatkan hutan. Dari sini aku jadi tahu beberapa hal tentang orang utan yang ternyata ada sekolahnya, jadi tidak bisa melepas mereka sembarangan ke dalam hutan. Orang utan juga menyebarkan biji-bijian ketika makan karena berpindah kesana kemari sehingga membantu melestarikan hutan. Keren sih pesan moralnya, mungkin karena itu film ini menyasar semua umur, agar anak-anak juga bisa belajar pentingnya hutan dalam kehidupan dengan bersama-sama ikut melindungi hewan langka.
Beberapa Kebetulan yang Terjadi, Pengembangan Karakter yang Terasa
Hanya saja aku merasa cukup banyak kebetulan-kebetulan yang terjadi di film kedua ini :
- Sherina dan Sadam bertemu lagi setelah sekian lama di Kalimantan (mungkin inilah takdir?). Ini bagian yang sedikit aneh karena tidak mendapatkan alasan kenapa Sherina bertugas untuk pergi ke Kalimantan, bukannya Swiss. Apa alasan si bos?
- Terjadi kejahatan lagi yang membuat Sherina dan Sadam terkurung kemudian memanfaatkan barang yang ada untuk menumpas para pencuri (seperti di film Home Alone).
- Andai saja Sherina tidak mendapat clue tentang Syailendra, mungkin Sadam tidak akan pergi mencarinya.
- Kedatangan si kaki-tangan penjahat ke kantor termasuk kebetulan nomor satu. Sherina bisa dapat feel-nya hanya dari luka dan postur tubuh, padahal bisa saja kan si perempuan berpakaian serba hitam lalu adalah orang Kalimantan, bukan tinggal di Jakarta.
Pengembangan karakter sangat terasa di film ini baik untuk Sadam maupun Sherina. Untuk Sadam, yang dulunya seorang anak mami kini hidup mandiri di Kalimantan bahkan punya jabatan yang bagus di sebuah lembaga konservasi. Kecintaannya pada hewan juga terlihat sekali ketika menjelaskan pekerjaannya pada Sherina. Sedangkan Sherina tidak banyak berubah, mirip dengan dia yang dulu dan lebih tergesa-gesa daripada Sadam. Namun setelah konflik, Sherina menyadari kalau dia selama ini jarang mendengarkan Sadam. Dia mulai berubah.
Chemistry Sherina Munaf dan Derby Romero yang Masih Lekat
Dari segi akting, aku sangat puas dengan Sherina, Derby bahkan para pemain baru yang tidak ada di film pertama seperti Isyana dan Kelly. Aku bisa merasakan chemistry Sherina dan Derby yang masih kuat sama seperti dulu, karena itu ketika mereka mulai merasakan ‘sesuatu’, sikap malu-malu canggungnya jadi tampak natural. Aku suka melihatnya hahaha. Sherina dan Derby juga ada adegan action-nya yang menambah kekagumanku pada film kedua mereka ini. Untuk aktingnya Quinn sebagai Sindai, sebenarnya dia menyimpan banyak potensi apalagi pernah main teater musikal Petualangan Sherina. Sayang Quinn tidak memiliki porsi untuk menyanyi sendiri. Sindai juga cenderung diam dan sedikit sekali bicara, mungkin agar membedakan karakternya dengan Sherina kecil. Aku juga suka dengan akting Isyana sebagai Ratih yang norak centil gitu. Andai saja ada adegan nyanyi Ratih-Syailendra melawan Sherina-Sadam di akhir XD
Film ini juga memiliki sisi komedi di luar interaksi Sherina dan Sadam. Misalnya percakapan tokoh Ratih dengan suaminya, dia menyebut diri ‘Isyan’ yang ternyata ada kepanjangannya dari dua kata. Tapi ngepas gitu dengan nama aslinya hahaha. Selain itu komedi dari tiga orang yang menjaga Sadam-Sherina dari luar gudang. Mereka kelihatan garang tapi sukanya nonton film romantis Indonesia yang jadul XD
Musik yang Mewah dan Terasa Seperti Film Disney
Lagu-lagu dari film Petualangan Sherina 2 sangat indah dan terasa megah. Mirip dengan film-film ala Disney yang terasa sekali orkestranya bersama lirik yang sangat cocok dengan esensi cerita. Aku sangat kagum dengan Sherina yang menata musik dalam film ini dengan sebegitu bagusnya. Apalagi nada bahkan liriknya seperti menyambung lagu dari film pertama. Aku suka sekali dengan judul ‘Mengenang Bintang’ (dari ‘Bintang-Bintang’) dan ‘Hari Kita Berdua’ (dari ‘Persahabatan’). Untuk lagu Sayu terdengar seperti ada instrumen alat musik tradisional Kalimantan yang ternyata sape dan suling. Sedangkan lagu ‘Nostalgia Bersama’ mengingatkanku pada vibes film Frozen dengan lagu ‘Love Is an Open Door’.
Musik yang disisip ke adegan-adegan mulus, walau ada satu adegan yang terasa aneh yaitu ketika Sadam dan Sherina disekap dalam gudang. Mereka yang bernyanyi bersama tiba-tiba seperti masuk ke imajinasi (mungkin dari pikiran Sadam ketika melihat Sherina tidur?) dengan latarnya seperti angkasa luas penuh bintang. Aku langsung teringat film La La Land hahaha. Tapi CGI-nya terlihat agak aneh dan sedikit maksa. Sebenarnya akan lebih bagus imajinasinya mereka pergi ke Bosscha kayak yang ada di MV ‘Mengenang Bintang‘ itu loh. Aku juga kurang sreg dengan fotonya Pingkan yang mengawal Syailendra di komputer, terlihat sekali hanya tempelan di badan orang lain. Untuk editan fotonya Isyana dengan slogan ‘Ratih Icih-Icih’ itu lucu banget sih. Cocok!
Sinematik yang Indah, Iklan yang Tak Mengganggu Sama Sekali
Sinematografi film ini juga cakep. Pemandangan hutan dan sungai Kalimantan yang indah dengan para orang utan, membuatku terasa berada di sana. Bahkan ketika latarnya pindah di Jakarta, kualitas sinematiknya tidak berubah. Pemandangan kota dengan gedung tinggi sampai di pestanya Syailendra yang mewah membuatku kagum. Isi rumah Syailendra juga beneran gokil, ada patung hewan liar di sana-sini.
Untuk penempatan iklan terasa sangat mulus, tidak terkesan maksa. Isyana yang memang sudah lama jadi BA KopKen muncul adegannya di sini, minum kopi tersebut tanpa ngomong apa-apa mengenai produk itu. Atau ketika Sherina makan-minum produk biskuit dan susu, itu juga tanpa bicara tentang komposisinya-lah, enaknya-lah, bla bla bla.
Pesan moral film Petualangan Sherina 2 (2023) ini mengajarkan kita untuk menghargai waktu bersama orang terkasih. Melestarikan alam dan membiarkan hewan liar hidup di habitatnya. Juga kalau bisa, walau jadi orang kaya jangan terobsesi dengan sesuatu yang aneh-aneh hanya karena mau tetap eksis dan terkenal. Intinya jangan merugikan orang lainlah. Selain itu, berbuat sesuatu ada baiknya untuk memiliki strategi, berpikir sebelum berbuat. Terkadang bersikap tergesa-gesa bukanlah solusi yang baik. Ayo nonton filmnya selagi masih ada di bioskop, ajak banyak temanmu dan anggota keluarga untuk bernyanyi bersama sambil mengenang masa indah semasa kecil 🙂
Quotes menarik dari film Petualangan Sherina 2 :
“Apapun yang putus itu kan bisa disambung lagi!” ~ Aryo
“Orang utan itu memang lucu, tapi tidak untuk menjadi hewan peliharaan.” ~ Sadam
Rating versiku : 4/5
Trailer berikut ini :