[Sinopsis & Review Film] A Haunting in Venice (2023), Ketika Detektif Diundang ke Acara Pemanggilan Arwah

Judul Film : A Haunting in Venice (2023);

Tgl Rilis : 13 September 2023 (Indonesia), 15 September 2023 (USA);

PH : 20th Century Studios, Kinberg Genre, The Mark Gordon Company, TSG Entertainment, Scott Free Productions, Agatha Christie Limited;

Genre/Rate : Drama, Crime, Supernatural, Mystery, Thriller / 13+;

Negara Asal : USA;

Waktu : 103 Menit;

Pemain : Kyle Allen sebagai Maxime Gerard, Kenneth Branagh sebagai Hercule Poirot, Camille Cottin sebagai Olga Seminoff, Jamie Dornan sebagai Dr. Leslie Ferrier, Tina Fey sebagai Ariadne Oliver, Jude Hill sebagai Leopold Ferrier, Ali Khan sebagai Nicholas Holland, Emma Laird sebagai Desdemona Holland, Kelly Reilly sebagai Rowena Drake, Riccardo Scamarcio sebagai Vitale Portfoglio, Michelle Yeoh sebagai Joyce Reynolds, Rowan Robinson sebagai Alicia Drake


Halo pecinta film detektif! Aku mau mengulas film berjudul A Haunting in Venice (2023), berdasarkan novel Agatha Christie yaitu Hallowe’en Party pada tahun 1969. Dengan beberapa pemeran terkenal, seperti Kenneth Branagh (balik lagi dari film pertama dan kedua), Michelle Yeoh (Crazy Rich Asians) dan Jamie Dornan (terkenal karena Fifty Shades of Grey). Sementara sutradara dan produser juga adalah Kenneth Branagh sendiri, dengan penulis naskah yaitu Michael Green. Film A Haunting in Venice (2023) menceritakan tentang Hercule Poirot yang sudah pensiun, menerima undangan oleh temannya yang seorang penulis cerita misteri untuk menghadiri suatu acara pemanggilan arwah. Mantan detektif ini beraksi lagi setelah terjadi kasus dua tamu yang terbunuh di acara itu.

Sinopsis Film A Haunting in Venice (2023) : Mantan Detektif yang Terlibat Dalam Kasus Pembunuhan dengan Bumbu Supranatural

Film A Haunting in Venice (2023) berlatar di kota Venesia- Italia, pada paska perang dunia ke-2, Hercule Poirot adalah detektif terkenal asal Belgia yang sudah pensiun. Namun ketenangannya suatu hari tiba-tiba terusik dengan kedatangan seorang tamu wanita yang meminta asisten Poirot, Vitale Portfoglio untuk menunjukkan apel kepadanya. Lelaki itu memang meminta si asisten untuk tidak membiarkan orang masuk hanya jika memintanya menangani kasus lagi. Ternyata wanita tadi adalah Ariadne Oliver, penulis cerita misteri yang terkenal. Ariadne meminta Poirot menemaninya ke sebuah pesta Halloween bersama para anak panti asuhan dan di sana akan ada prosesi pemanggilan arwah anak dari si pemilik rumah. Poirot yang tidak percaya akan hantu sebenarnya ingin menolak, tapi Ariadne berhasil membujuknya karena wanita itu ingin menulis novel lagi dan berharap dapat inspirasi dari sana. Terlebih si pemanggil arwah, Joyce Reynolds, menurutnya benar-benar dapat berkomunikasi dengan mereka yang tak kasatmata.

Sang pemilik rumah besar alias palazzo, Rowena Drake adalah mantan penyanyi opera. Beberapa tahun lalu putrinya terjatuh dari balkon dan di punggungnya terdapat bekas goresan panjang yang diduga adalah serangan para arwah penasaran di palazzo tersebut. Dari dulu palazzo itu memiliki legenda mengenai anak-anak yang terkurung. Putrinya, Alicia Drake sebelumnya pernah bertunangan namun pacarnya memutuskan dia. Sejak itu Alicia mulai mendengarkan suara-suara aneh dari dalam dinding. Menurut Rowena, Alicia juga sering melihat penampakan anak-anak dan membuat dia jadi lebih sering berontak. Rowena kemudian mempekerjakan Olga Seminoff untuk menemani Alicia. Olga meyakini palazzo itu memang dihuni banyak roh jahat yang menyebabkan Alicia meninggal. Mantan tunangan Alicia, Maxime juga muncul di acara tersebut dan membuat Rowena marah karena merasa dia tidak mengundangnya.

para tokoh di film a haunting in venice (2023)
Para tokoh di film A Haunting in Venice (dok. cbr.com)

Cenayang yang Terbunuh Karena Mengaku Dirasuki Alicia

Kembali ke acara Halloween di rumah Rowena, setelah tontonan mengenai legendanya (seperti pertunjukan wayang), para anak dari panti asuhan sudah pulang dan ritual pemanggilan arwah mulai Joyce lakukan. Sebelumnya Poirot bersikap skeptis dan membantah tiap perkataan Ariadne yang memuji Joyce. Di saat itu pula, lampu tengah aula yang besar jatuh, juga jendela terbuka sendiri dan membuat angin kencang masuk ke dalam ruangan. Di awal ritual, Joyce mengeluarkan mesin ketik sebagai media jawaban dari arwah, fungsinya seperti papan Ouija. Joyce memang bersama-sama dengan seorang gadis muda sebagai asistennya, Desdemona Holland. Namun rupanya ada asisten lain yang mengerjakan trik mesin ketik yang bergerak sendiri, lelaki yang jatuh ke perapian yang kosong, saudara tiri dari Desdemona bernama Nicholas. Trik itu terbongkar berkat Poirot.

Prosesi pemanggilan arwah oleh Joyce Reynolds
Prosesi pemanggilan arwah oleh Joyce Reynolds (dok. cntraveller.com)

Meskipun sudah ketahuan, Joyce tetap konsisten pada ritualnya dan malah bersikap lebih aneh. Kursinya berputar-putar, dia mengeluarkan suara yang serak serta keras, mengatakan dirinya seolah-olah sedang dimasuki arwah Alicia. Joyce berteriak-teriak bahwa ada salah satu dari antara mereka di situ yang telah membunuh Alicia. Setelah Joyce sudah tenang, Poirot menemui Joyce dan memintanya untuk menghentikan sandiwara namun wanita itu bersikap seolah benar-benar telah kerasukan. Dia tak memberikan jawaban pasti walau matanya berkaca-kaca. Joyce juga memakaikan jubah yang sejak tadi ia pakai ke tubuh Poirot. Ketika Poirot berjalan ke arah apel yang ada di meja, terdapat bak air di situ dan seseorang mendorong kepalanya masuk ke dalam. Untung Poirot berhasil diselamatkan, tapi ketika tak lama ia tersadar, lelaki itu menyadari sesuatu. Target pelaku yang mau menenggelamkan kepalanya bukan dia, tetapi yang memakai jubah ini sebelumnya yaitu Joyce!

Poirot Mulai Merasakan Ada Hal Supranatural dalam Palazzo

Terlambat menyadarinya, terdengar suara Joyce yang berteriak histeris dari kejauhan dan nahas wanita itu jatuh ke patung yang memegang tombak tajam. Beberapa orang yang tersisa di situ semua Poirot interogasi bersama dengan Ariadne. Kebetulan ada badai besar di luar sehingga mereka juga tidak bisa pergi kemanapun. Terdapat beberapa keanehan dengan barang-barang Alicia yang muncul di beberapa tempat, misalnya boneka kepunyaannya. Poirot juga merasa beberapa kali melihat sosok gadis berambut hitam yang menjuntai dan anak perempuan, selain itu ada banyak suara-suara aneh bahkan nyanyian yang ia dengar.

Hercule Poirot dan Ariadne Oliver bersama menginterogasi para tersangka
Hercule Poirot dan Ariadne Oliver bersama menginterogasi para tersangka (dok. slashfilm.com)

Semua orang terkesan ada alibi tapi seperti punya motif untuk membunuh Joyce dan mungkin juga yang menyebabkan Alicia meninggal. Poirot kesulitan untuk menebak siapa pelakunya karena belum punya cukup bukti. Dua asisten Joyce adalah imigran ilegal yang rencananya mau kabur dari wanita itu. Leopold yang berkacamata walau masih kecil namun cerdas dan sering mendengarkan suara-suara dari palazzo itu serta meyakini cerita di tempat itu bukan sekadar legenda bahwa perawat dan dokter terbunuh di dalamnya. Ayah Leopold, dokter Leslie masih sering mengalami serangan panik akibat pernah berada dalam medan perang dan ia juga menyukai Rowena. Pengasuh Alicia, Olga dulunya adalah seorang biarawati dan namanya ternyata mengandung nama terduga pembunuh Alicia, huruf M yang sempat mesin ketik tampilkan ketika sesi pemanggilan arwah. Ada juga Maxime yang ternyata putus dari Alicia karena Rowena yang tak rela merestui hubungan mereka. Walau Maxime mau balikan dengan Alicia, Rowena berusaha menghalang-halangi dia untuk bertemu anaknya itu.

Total Dua Tamu yang Terbunuh Karena Sesuatu Tak Kasatmata?

Mereka menemukan ruang bawah tanah palazzo berisikan rangka anak-anak dan memperkuat legenda yang ada. Poirot mulai goyah karena cukup banyak hal supranatural yang terjadi. Dokter Leslie yang sempat terbakar emosi dan menyerang Maxime, akhirnya dimintakan untuk mengurung diri di sebuah kamar. Rowena menitipkan kunci kamar yang hanya satu-satunya itu kepada Poirot. Setelahnya Poirot meneliti undangan untuk Maxime tapi terasa aneh karena ada kata ‘apel’ yang tersembunyi. Tiba-tiba terdengar erangan kesakitan dan dokter Leslie ditemukan meninggal karena tikaman pisau di dalam kamarnya. Ini seperti pembunuhan tertutup karena tidak ada orang yang masuk ke sana, kunci juga hanya ada pada Poirot.

Poirot mulai mengira-ngira dan membuka beberapa rahasia, salah satunya sang asisten dan Ariadne bekerjasama dengan si cenayang gadungan yang dulunya perawat- Joyce. Tampak seperti legendanya benar- akan ada perawat dan dokter yang terbunuh di palazzo itu. Tapi Poirot memberikan beberapa alasan logis, termasuk beberapa keanehan di rumah itu karena Ariadne dkk juga ikut berperan di dalamnya untuk membangun suasana mistis agar detektif itu mau percaya. Selain itu ada zat yang Poirot konsumsi secara tak sengaja karena perbuatan si pelaku yang menyebabkan dia banyak berhalusinasi.

Pelaku dalam film A Haunting in Venice
Siapa pelaku dalam film A Haunting in Venice? (dok. poirott.tumblr.com)

Poirot kemudian membeberkan siapa pelakunya karena percakapan bunga di taman dan madu yang terasa aneh oleh Maxime. Pelaku membunuh Joyce malam itu, juga menelepon Leslie untuk menyuruhnya bunuh diri kalau tidak dia yang akan membunuh anaknya- Leopold. Sang pelaku berbuat demikian karena mereka berusaha memerasnya (tahu bahwa dia membunuh Alicia) namun ternyata anggapannya salah! Siapakah pelaku dan motif sebenarnya dia membunuh Alicia? Siapakah si pemeras yang mengirimkan surat pada Rowena dan Maxime?

Sedikit Berbeda dengan Novel Asli Agatha Christie

Novel Pesta Halloween terjemahan oleh Gramedia
Novel Pesta Halloween terjemahan oleh Gramedia (dok. gramedia.com)

Film A Haunting in Venice (2023) katanya cukup memiliki banyak perbedaan dengan novel aslinya, baik dari latar (desa Inggris jika dalam novel- baca terjemahannya di buku terbitan GPU) sampai tokoh-tokoh yang dimodifikasi (ketambahan tokoh Vitale Portfoglio dan Nicholas Holland, serta Joyce versi novel masih remaja). Walau begitu aku sangat menikmati film ini karena ada unsur supranatural, menyenangkan melihat seorang detektif yang selalu berpikir rasional menghadapi kasus yang tampak seolah-olah pelakunya adalah hantu penuh dendam. Selain itu karena kasus ini, sang detektif kembali hidup dengan penuh gairah seperti ketika dulu dia masih aktif menangani kasus. Pengembangan karakter seorang Poirot yang bijak benar-benar tampak di film ini. Dia tidak ingin mempermasalahkan asistennya yang “berkhianat”, maupun si pemeras yang uangnya dapat dipakai untuk kepentingan bersama.

Ceritanya walau sedikit lamban tapi pasti untuk memberikan pengenalan karakter para tokoh. Tidak bertele-tele, sat-set-sat-set gitulah. Hanya saja ada beberapa adegan jumpscare yang tidak terasa mengagetkan, mungkin karena film ini sebenarnya lebih menekankan penyelesaian masalah. Toh, Poirot juga terpengaruh seolah berhalusinasi karena tindakan Rowena. Walau memang sang pelaku sebenarnya mudah tertebak karena banyaknya clue yang muncul, namun untunglah dengan beberapa plot twist yang ada (termasuk menebak siapa si pemeras), membuat kita akan terus penasaran menontonnya hingga selesai.

Karakter dan Sinematografi Film A Haunting in Venice yang Memukau

Dari segi akting, tak perlu ragu apalagi selain Kenneth Branagh, ada Michelle Yeoh yang belum lama ini menyabet Piala Oscar sebagai artis terbaik. Walau penampilannya tidak terlalu lama di film ini, namun menurutku karakternya cukup unik. Dia berusaha untuk mengelabui Poirot dengan mata yang berkaca-kaca dan perkataannya yang penuh emosi. Aktor cilik pemeran Leopold juga memerankan karakternya dengan sangat baik. Benar-benar terlihat sosok anak yang cerdas.

Sisi sinematografinya memukau. Pemandangan Venesia sangat cantik, dengan bangunan-bangunan tua yang dikelilingi air tampak sangat eksotis. Film-film seri Hercule Poirot sejak awal memang terkenal akan keindahan latarnya (set palazzo-nya juga!). Kostum-kostum yang dipakai para pemain juga, contohnya penampilan anak-anak panti dengan kostum menarik yang berbeda-beda. Jamie Dornan, si Mr. Grey tampak gagah dengan style-nya yang berkumis. Scoring film ini agak sedikit mengganggu menurutku, tidak terlalu enak dan kadang tidak cocok dalam suatu adegan. Selain itu dari sisi audio-nya, percakapan para tokoh misalnya Rowena – Poirot di taman tidak terlalu terdengar. Cara bicara Poirot yang cepat (tidak keras pula) juga mengurangi sisi kenyamanan menonton film ini. Aku belum sempat mencerna apa yang terjadi, Poirot sudah memberikan analisa demi analisa.

Latar kamar Alicia Drake di film A Haunting in Venice
Latar kamar Alicia Drake di film A Haunting in Venice (dok. housebeautiful.com)

Film Hercule Poirot yang Ketiga Masih Tetap Menarik!

Pesan moral dari film A Haunting in Venice (2023) yaitu jangan terlalu posesif, baik kepada anak, pasangan ataupun keluarga karena yang namanya berlebihan itu tidaklah baik. Malah akan menghambat kebahagiaan orang tersebut. Selain itu, di dunia ini bisa saja kita berdampingan dengan sesuatu yang tak bisa terjelaskan secara logis namun kita bisa bersikap bijak dalam menyikapinya. Buat kamu yang ingin nonton film detektif lain boleh coba baca dulu review film Knives Out. Aku memang masih tetap menyukai yang seri pertama, Murder on the Orient Express. Tapi tetap baguslah film ini, menghibur banget, kapan lagi ada film detektif tapi ada bumbu supranaturalnya? Kuy nonton film ini di bioskop, jangan sampai ketinggalan ya!

 

Rating versiku : 4/5

Trailer berikut ini :

 
Share :

admin

Leave a comment

Kembali ke atas
error: Nggak boleh dicopy. Share link saja ya