Sinopsis dan Review Film Badarawuhi di Desa Penari (2024), Prekuel KKN dengan Alur yang Mirip
Judul Film : Badarawuhi di Desa Penari (2024);
Tgl Rilis : 11 April 2024 (Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei), 26 April 2024 (Amerika Serikat);
PH : MD Pictures;
Genre/Rate : Horror, Mystery / 13+;
Negara Asal : Indonesia;
Waktu : 122 Menit;
Pemain : Aulia Sarah sebagai Badarawuhi, Maudy Effrosina sebagai Mila, Jourdy Pranata sebagai Yuda, Moh. Iqbal Sulaiman sebagai Jito, Ardit Erwandha sebagai Arya, Claresta Taufan Kusumarina sebagai Ratih, Diding Boneng sebagai Mbah Buyut, Aming sebagai Mbah Buyut Muda, Dinda Kanyadewi sebagai Jiyanti/Ibu Ratih, Baiq Nathania Elvaretta Sagita sebagai Jiyanti Muda, Pipien Putri sebagai Mbah Putri, Maryam Supraba sebagai Inggri/Ibu Mila, Princeza Leticia sebagai Inggri Muda, Bima Sena sebagai Prabu, Putri Permata sebagai Sundari, Baiq Vania Estiningtyas Sagita sebagai Santika
Ulasan Film Badarawuhi di Desa Penari (2024): Lebih Baik Tidak Kembalikan Si Gelang!
Halo aku mau mengulas film Indonesia berjudul Badarawuhi di Desa Penari (2024), yang merupakan prekuel film KKN di Desa Penari (2022) yang mencetak rekor penonton terbanyak lalu. Kali ini sutradaranya digantikan oleh Kimo Stamboel, sementara penulisnya masih sama yaitu Lele Leila. Dibintangi oleh Aulia Sarah (masih sebagai Badarawuhi) serta beberapa pemain muda seperti Maudy Effrosina, Jourdy Pranata, Moh. Iqbal Sulaiman dan Ardit Erwandha, bahkan ada Aming pula. Film Badarawuhi di Desa Penari (2024) menceritakan beberapa tahun sebelum cerita KKN di Desa Penari terjadi, Mila bersama sepupu dan sahabatnya pergi ke daerah itu untuk membuat sang ibu sembuh dari penyakit misterius.
Film Badarawuhi di Desa Penari (2024) bermula pada tahun 1980, Mila yang berasal dari kota mengajak sepupunya, Yuda, dan sahabatnya Arya untuk pergi ke sebuah desa terpencil timur Jawa di tengah hutan. Dia nekad ingin kesana karena sang ibu terbaring sakit di tempat tidur dengan kondisi aneh nan mistis. Ada orang pintar menerawang dan menunjukkan gambar sesosok entitas gaib berwujud wanita penari yang cantik bernama Badarawuhi, plus kotak berisi gelang yang ibunya simpan di lemari. Gelang itu harus ia kembalikan ke Desa Penari.
Mila, Yuda dan Arya pergi ke pasar dan mencari orang yang bisa mengantarkan mereka ke Desa Penari. Mila sampai melihat sesosok gaib di pasar seakan memanggilnya. Arya mendapati temannya, Jito di sana dan meminta mengantarkan ke Desa Penari. Rupanya Jito tidak pernah pergi ke desa itu, hanya berbekal informasi dari warga sekitar. Baru di perjalanan, menjajaki hutan menuju desa, hanya Mila yang mendengar suara gamelan dan melihat sesosok penari.
Suara Gamelan dan Penampakan Penari yang Mila Lihat
Desa itu memiliki gapura di depannya sesuai petunjuk gambar si orang pintar. Terlihat ada beberapa sesajen mengepul dan para warga lalu-lalang beraktifitas. Bekerja di ladang atau mengurus ternak. Mila menanyakan keberadaan sesepuh desa, tapi warga di sana mengatakan kalau Mbah Putri telah meninggal. Kalau mau bertanya lebih lanjut, mereka harus bertanya pada Mbah Buyut. Hanya saja Mbah Buyut sedang perjalanan keluar desa dan masih belum tahu kapan pulangnya. Seorang perempuan berwajah jutek dan bermulut ketus memberikan mereka tempat berteduh serta menginap sambil menunggu kepulangan Mbah Buyut. Tempat itu seperti balai desa yang terbuka jadi jelas akan dingin juga banyak nyamuk jika malam tiba.
Yuda yang khawatir pada sepupunya yang seorang perempuan sendiri, manalagi harus tidur di balai sambil beralas tikar, akhirnya mencari rumah untuk bisa Mila tumpangi. Seorang gadis bersedia mengizinkan Mila menginap di sana. Benar saja, malamnya desa itu tampak angker karena tampak siluet gerombolan orang berjalan-jalan tengah malam dan menghilang di sekitar balai desa tempat Yuda dll tidur.
Ibu Ratih Memiliki Kondisi yang Sama Dengan Ibu Mila
Rupanya gadis desa yang bernama Ratih itu memiliki ibu dengan kondisi sakit mistis yang sama dengan ibunya Mila. Akhirnya Mila menceritakan keadaan ibunya sendiri dan mungkin ada kaitan dengan gelang yang ia bawa. Yuda sampai menegur Mila dan mengajak pulang namun sepupunya itu menolak. Mila bersama Ratih pergi ke tempat pemandian umum khusus perempuan yang cukup jauh dari tempatnya para lelaki mandi. Mila kemudian merasakan teror sosok gaib si penari dari dalam bilik dan berakhir di kolam penuh ular. Dia mengira ada Ratih bersamanya di kolam. Ratih yang baru saja selesai mandi di bilik, segera mengangkat Mila yang ketakutan dari dalam kolam. Mila yakin ini semua ada kaitannya dengan gelang yang ia bawa dan bersama Ratih, mereka masuk ke dalam hutan.
Ratih dan Mila sampai di sebuah tempat penuh penari, sosok-sosok yang tak biasa lelaki dan perempuan, tua muda berbaur. Itulah Angkara Murka. Sosok penari perempuan yang Mila lihat di tempat pemandian pun muncul dan meminta gelangnya. Mila menyuarakan keinginannya agar sang ibu sembuh. Sementara si penari malah membujuknya untuk tetap di situ, berterimakasih pada Ratih yang membawakan Mila. Rupanya tadi si penari menampakkan diri pada Ratih di tempat pemandian, untuk menyerahkan Mila jika mau sang ibu selamat. Ratih disuruh pergi, namun Mila tidak mau sendiri dan mengikuti Ratih dari belakang. Ternyata di luar hujan deras berangin, Mila menanyakan siapa si penari dan Ratih menyebut nama ‘Badarawuhi’. Keadaan ibu Ratih makin parah ketika mereka tiba di rumah. Mila jadi takut hal yang sama terjadi pada ibunya dan berlari keluar dengan pikiran kalut.
Mila Khawatir Akan Kondisi Sang Ibu di Kota
Yuda dan yang lain akhirnya berhasil menemukan Mila di jalan. Mereka bersyukur Mila masih hidup karena sudah sehari mereka tidak menemukannya juga Ratih. Yuda mencegah Mila yang ingin pulang karena keadaan tidak memungkinkan. Setelahnya, mereka berkumpul di rumah Ratih. Yuda, Arya dan Jito ketika mencari Mila mendapati ada beberapa penjual makanan di tengah hutan. Arya agak curiga, namun Jito tetap mengambil makanan yang si penjual berikan. Makanan yang terbungkus daun pisang itu Jito buka karena berbau tidak sedap, benar saja ada bangkai monyet di dalamnya. Mereka bertambah takut, Arya juga menegaskan ada yang tak beres dengan desa. Selain itu dia bercerita mengenai kubur-kubur yang tertutup kain hitam, membuat Mila tambah khawatir.
Kekuatan si penari gaib Badarawuhi makin meningkat karena gelangnya. Ternak-ternak mati dan susah panen, Mbah Buyut yang akhirnya muncul menyadari ada yang tak beres, bahkan sakit ibu Ratih sudah lebih parah. Mbah Buyut bercerita tentang siapa ibu Mila dan kaitannya dengan Mbah Putri, serta ibunya Ratih. Mbah Putri rupanya adalah ibu dari ibunya Mila, alias nenek kandungnya. Sementara ibu mereka adalah penari dulunya. Singkat cerita, untuk menolak bala yang Badarawuhi timbulkan maka Mbah Buyut membuka pencarian dhawuh alias penari sebanyak tujuh orang. Menyeleksi para gadis dengan memberi mereka minum kopi pahit, Mila penasaran dan mencobanya juga. Dia bersama Ratih yang ‘ketempelan’ akhirnya ikut ritual. Yuda sebenarnya sudah memperingatkan Mila, namun lagi-lagi tak ia gubris karena tekadnya sudah bulat untuk menyembuhkan sang ibu.
Mila dan Ratih Mengikuti Ritual Dhawuh
Bermula dengan mandi sendang bersama 6 orang yang lain, kemudian menari di sebuah balai. Ritual-ritual itu sebenarnya sudah lama tak dilakukan lagi karena Badarawuhi sebelumnya kehilangan kekuatan karena gelang yang tidak ada padanya. Kini Badarawuhi akan memilih siapa yang menjadi dhawuh selanjutnya. Hanya satu, namun dia kesulitan menentukan antara Mila atau Ratih. Keduanya berada di alam Angkara Murka, sekali lagi Mila dibujuk. Karena sudah lama Mbah Buyut memutuskan membawa pulang mereka berdua di rumah yang Yuda dkk jaga. Tak mempan bujukan, Badarawuhi menunjukkan sosok ibu Mila dan tak segan-segan dia siksa agar gadis itu mau menjadi dhawuh-nya. Lantas akankah Mila menjadi tumbal, lalu bagaimana nasib ibunya? Juga Ratih dan sang ibu?
Film Badarawuhi di Desa Penari (2024) Berformat IMAX, Memiliki Sutradara Baru dan Rilis Pula di Luar Negeri
Berdasarkan sumber WIKIPEDIA, film Badarawuhi di Desa Penari (2024) menjadi film pertama Indonesia yang mendapatkan label Filmed for IMAX setelah direkam menggunakan kamera yang telah tersertifikasi oleh IMAX. Ini poin yang cukup membanggakan dan bisa menjadi teknologi yang bagus untuk diikuti film-film lain di Indonesia. Film ini juga akan ditayangkan di bioskop Amerika Serikat melalui Lionsgate secara terbatas dengan judul Dancing Village: The Curse Begins. Ini bisa jadi langkah yang baik membawa perfilman Indonesia ke kancah Internasional. Selain itu ada keunikan lain, film ini rilis bersamaan dengan film Siksa Kubur garapan Joko Anwar. Jadi seperti dibanding-bandingkan, persis film Barat Oppenheimer-Barbie tahun lalu. Melansir dari Detik, biaya produksi film Badarawuhi ini mencapai Rp 20 miliar, lebih tinggi daripada biaya film KKN di Desa Penari yang hanya memakan Rp 15 miliar.
Selain itu film Badarawuhi ini sutradaranya digantikan Kimo Stamboel yang banyak menggarap film bagus, termasuk Rumah Dara. Aku lihat trailer film ini cukup menjanjikan, sinematografinya terlihat lebih kelam karena itu aku memutuskan menonton ini bareng adikku. Yah, walau ternyata jauh dari ekspektasi hahaha. Tapi masih worth it-lah sebagai hiburan horor yang cantik walau sejujurnya aku serasa nonton The Nun. Ekspektasiku jadi kacau, posternya juga rada mirip gitu. Si jahat menatap ke depan dengan beberapa pengikutnya yang tertutup kain.
Teknis Film Horor yang Indah
Penampilan para pemain di film ini cukup baik. Aulia masih meyakinkan menjadi Badarawuhi, aktingnya Maudy cukup bagus dan dapat melakukan tarian dengan baik. Aku juga cukup kaget ada Aming di sini yang cocok memerankan Mbah Buyut muda, aura mistisnya dapat hahaha. Aku cukup terganggu dengan bahasa Jawa beberapa pemeran di sini yang masih terasa ‘kota’nya. Bahkan yang jadi penduduk desa sekalipun. Cara mereka bicara bahasanya rada kaku, seperti membaca skrip.
Secara teknis, dari sinematografi, film ini cakep sekali. Sering memperlihatkan landscape atau jangkauan yang luas, menyorot kehidupan desa yang normal daripada yang ada di film KKN dulu. Aku paling suka adegan mandi kolam penuh ular, sampai Mila yang tersesat di Angkara Murka penuh gadis-gadis muda dan lelaki dengan wajah tertutup kain. Adegan Mila yang seperti dikejar zombie di sana keren sih menurutku. Scoring-nya bagus, memang cocok nonton di bioskop karena sound-nya menimbulkan kesan angker. Selain itu, kostum serta tata makeup-nya juga baik. Cocok dengan latar di desa.
Beberapa Kekurangan Dari Film Badarawuhi di Desa Penari (2024)
Dengan berbagai teknis yang baik itu, sayangnya film ini lemah dalam penceritaan. Alurnya seperti pengulangan dari film KKN di Desa Penari, bahkan sampai di adegannya pula. Ada beberapa hal yang terasa kurang seperti :
- Pengulangan seperti di film pertama yaitu adegan penjual di tengah hutan yang memberi makanan bangkai monyet, adegan mandi di sendang, minum kopi pahit terasa manis dan Mbah Buyut yang perlu ‘menjemput’ jiwa dari Angkara Murka.
- Badarawuhi terasa seperti manusia, bukan sosok gaib. Minim sekali jumpscare, bahkan sosok-sosok gaibnya tidak terasa menakutkan sama sekali. Hanya atmosfir terperangkap di Angkara selamanya yang menimbulkan efek seram.
- Lebih baik Mbah Buyut tampil seperti anjing jadi-jadian seperti di film pertamanya, lebih mistik.
- Peran Yuda, Arya dan Jito yang seperti tempelan saja dan tidak berpengaruh untuk Mila. Ada atau tidaknya mereka aku rasa tidak masalah. Mereka mencari Mila toh tidak ketemu, seakan jalan cerita mereka sendiri, Mila-Ratih juga sendiri dalam sekuen yang sama.
- Yuda bisa pas menemukan rumah nginap sementara untuk sang sepupu, yang ternyata pemiliknya mempunyai ibu yang sakit seperti ibunya Mila. Sangat kebetulan sekali yah. Manalagi perempuan desa judes yang mereka temui sebelumnya sampai akhir film tidak pernah muncul lagi, hahaha. Akan lebih pas kalau Ratih yang bertemu dengan mereka pertama kali, bukannya si perempuan judes.
- Usaha Mila seperti sia-sia, lebih baik tidak usah datang ke Desa Penari. Gelangnya malah bikin sial sampai jadilah film KKN di Desa Penari hahaha.
- Adegan Mila dan ibunya sedikit sekali, sehingga terasa kurang bisa bersimpatik melihat mereka di Angkara Murka saling menangisi satu sama lain.
- Terlalu banyak kata ‘Sepurane‘, dalam bahasa Jawa berarti ‘Maaf.’ Kata itu mungkin lebih dari lima kali terucap sampai aku hafal hahaha.
Pesan Moral dari Film Badarawuhi di Desa Penari (2024)
Secara keseluruhan film ini lumayanlah, namun tidak akan meninggalkan kesan seperti filmnya yang pertama. Entah apa ada lagi sekuel dari film KKN di Desa Penari, tapi aku berharap kisah awal mula Badarawuhi benar-benar dibahas, bukannya melakukan repetisi lagi semacam film ini. Makna filmnya mengajarkan kita untuk menyayangi dan mematuhi orangtua, mempertimbangkan risiko apalagi jika berhubungan dengan nyawa dan perlu bertindak dengan izin sesepuh di desa yang baru pertama dikunjungi. Intinya tahu jaga diri dimanapun berada dan jangan bertindak gegabah, bertindak sebelum berpikir.
Rating versiku : 2/5
Trailer film Badarawuhi di Desa Penari (2024) berikut ini :