[Review Novel] Renjana – ElAlicia, Kisah Romansa yang Menggabungkan Unsur Fantasi dan Sejarah Raja Majapahit

Judul Novel : Renjana – ElAlicia;

Pengarang : ElAlicia;

Tahun Terbit/ Cetakan: 2021 / 1;

Penerbit : KataDepan;

Genre/Rate : Romance, Historical Fiction, Fantasy, Mystery, Mature / 17+ ;

Negara Asal : Indonesia;

Tebal Buku : 336 hal.


Halo, aku kembali me-review dan membuat sinopsis novel berjudul Renjana karya ElAlicia, yang bukunya bisa kamu beli di Tokopedia atau Shopee. Di Gramedia juga sudah tersedia loh. Cerita Renjana ini menjadi pemenang Wattys Award 2020 kategori Historical Fiction, kalau mau baca bisa meluncur di Wattpad (hanya sampai bab 20). Sejauh ini sudah dibaca sebanyak 2,4 juta kali. Aku pertama kali tahu cerita Renjana ini dari Wattpad dan kebetulan lagi mengikuti drakor Mr. Queen yang genrenya mirip (sejarah fiktif). Ketika buka PO, aku langsung beli dan dapat booklet (cerita tambahan) serta post-card. Si pengarang, ElAlicia rupanya suka akan budaya dan sejarah Indonesia, karena itu menuangkannya ke dalam beberapa karya selain Renjana, yaitu Karsa dan Pusaka Candra. 

cover depan dan belakang novel renjana elalicia

Gentala dan Pram yang Perlahan Menjadi Dekat

Judul cerita ini yaitu Renjana dalam KBBI berarti rasa hati yang kuat (rindu, cinta kasih, berahi, dan sebagainya), mengungkapkan makna ceritanya. Novel Renjana karya ElAlicia ini bermula dari seorang mahasiswi bernama Gentala Sosrokartono yang ketika study tour-nya seperti masuk ke tempat asing di dalam museum Trowulan. Rupanya sejak kecil si Gen (panggilan akrab Gentala) bisa melihat hantu. Sempat mata batinnya ditutup ketika mau menginjak remaja, tapi entah kenapa sekarang terbuka dengan sendirinya. Manalagi Gen sering beberapa kali mimpi aneh dan terbangun di pinggir pantai Parangkusumo.

Gen kembali melihat hantu dan membuat kakaknya, Gea sedikit takut. Dia menyarankan Gen untuk pulang ke Jogja, lalu memberitahukan apa yang terjadi pada ayah dan ibu. Mereka ini berada di Jakarta dan Gen nge-kos sambil berkuliah. Ketika pulang di Jogja, sang ayah memintanya pergi bersama ibu untuk mengurus prosesi Tarapan Putri Keraton. Keluarganya sendiri memang adalah abdi dalem yang mengurusi keperluan dari Keraton. Nah, selain menemani, Ngarsa Dalem juga meminta Gen untuk bertemu. Jelas ini tidak pernah terjadi dan membuat Gen bingung.

Belum sempat bertemu karena ketinggalan sesuatu, Gen berlari keluar bangunan Ngarsa Dalem dan tidak sengaja menubruk dosennya sendiri hingga terjerembap ke tanah. Dosen killer di kampusnya yang bernama Pramoedya Kartanegara Rajendra atau yang biasa dipanggil Pram. Nah, si dosen rupanya sangat disegani di Keraton dan membuat ibu Gen meminta gadis itu untuk membawakan bekal sehari-hari selama liburan itu.

Rahasia Pram: Raja Majapahit yang Dihapuskan Dari Sejarah

Pram mulai merasakan ada sesuatu yang berbeda dengan Gen. Wajahnya, begitu pula aroma tubuhnya khas melati. Gen sempat menginap di rumah Pram, ternyata si Pram ini punya hantu di bawah ranjangnya hingga membuat Gen berlari ketakutan apalagi listrik sedang padam. Di sisi lain, Pram merasa jantungnya berdebar entah kenapa tiap dekat Gen, padahal dia tidak ada rasa apapun untuk gadis itu. Namun akhirnya, dia cemburu juga melihat kedekatan Gen dan Elang, cowok yang juga teman dari anak Ngarsa Dalem, Bara yang begitu segan pada Pram. Si Bara ini juga dekat dengan Gen, tapi Pram lebih cemburu terhadap si Elang. Karena Gen sudah pernah bilang kalau cowok itu sudah menyatakan rasa padanya.

Ketika menginap di lain hari, Gen demam dan membuat Pram amat cemas. Dia mengira Gen kesurupan hantu Kebaya Merah yang berada di kamarnya karena gadis itu memeluknya. Pram begitu kaget ketika mendengar Gen menyapanya dengan mesra dalam bahasa Jawa kuno. Rupanya Gen adalah reinkarnasi sang istri, Bestari. Iyap, jadi Pram dulunya adalah raja Majapahit yang bernama Lingga, namun setelah sang istri meninggal, dia mempersalahkan diri sendiri. Pram pergi bertapa ke gunung Kediri lalu mendapat anugerah hidup abadi hingga bertemu dengan Bestari kembali. Rupanya Kanjeng Ibu Roro Kidul atas perintah dari Hyang Karsa, membangunkan Gen di pantai Parangkusumo untuk bertemu dengan Pram. Lalu akhirnya di pantai, Gen terbangun dan bertemu dengan Pram, yang membuat keduanya bingung.

Gentala adalah Bestari-nya Lingga!

Pram mulai memperlakukan Gen dengan lebih mesra, bahkan melamarnya karena takut gadis itu lebih lengket dengan Elang. Terlebih sebelum usia 21 tahun, Gen mendapat “kutukan” untuk tidak disentuh oleh lelaki lain, jika tidak ia akan mati. Karena itu Pram, bahkan keluarga Gen dan Keraton berusaha menjaga gadis itu. Sementara Gen tidak boleh tahu apapun. Namun mimpi Lingga-Bestari terus muncul dalam tidur Gen, memicu ingatan gadis itu. Lalu ketika Pram membawa Gen ke sebuah acara sastra, ada seorang bule yang tertarik untuk mendekat karena melihat cincin yang dikenakannya. Cincin giok pemberian Pram itu menurut si bule adalah peninggalan Majapahit.

Gen sempat bertengkar dengan Pram karena ia penasaran dengan jati diri lelaki itu sebenarnya. Namun ketika Pram sakit, mereka akhirnya berbaikan lagi dan Gen tidak lagi mengungkit apa yang ingin dia ketahui. Hingga mereka menikah dan setelah umur Gen 21 tahun, Pram menyentuhnya dan membuat ingatannya kembali! Akankah Gen siap dengan takdirnya? Apakah dia akan menyalahkan masa lalu dan meninggalkan Pram?

Karakter Tokoh yang Masih Terasa Kurang, Namun Seimbang Dengan Cerita yang Mengalir

Plot cerita sudah bagus dan runtun. Dengan sudut pandang orang ketiga, mampu menjelaskan gerak-gerik Pram dan Gen dengan baik. Feel-nya dapat. Memakai alur maju, dengan selipan flashback cerita Lingga dan Bestari membuatku baper dengan kisah mereka. Hanya saja, aku merasa hubungan Pram dan Gen belum benar-benar dekat, lalu menikah dengan bayang-bayang masa lalu. Agak sedikit kurang puas karena aku berharap interaksi lebih yang membuat Pram tak sekadar menganggap Gen seperti Bestari. Kasihan juga Gen, punya ingatan dan interaksi dengan Pram karena Bestari, bukan lebih karena dirinya sendiri.

Untuk penokohan karakter, tidak ada yang benar-benar lovely, baik Pram ataupun Gen. Pram memang lelaki baik dan menghargai Gen (apalagi ketika belum dijadikan istri). Namun, ada beberapa bagian cerita di mana si Pram seperti mengintimidasi Gen. Walau Gen tidak boleh tahu akan rahasia masa lalu, sikap Pram agak bikin ilfeel sih. Apalagi masa lalu Pram sebagai Lingga, benar-benar membuatku rada kesal. Lingga diceritakan mampu membawa kejayaan bagi Kerajaan Majapahit, “membebaskan” Bestari dari hukuman pembunuhan, sampai menghukum beberapa perempuan karena ulah jahat mereka pada Bestari. Namun ketika Bestari difitnah, Lingga tampak pasrah saja dan tidak bisa melindunginya. Nanti sudah meninggal baru Lingga bergerak. Mungkin ini supaya bisa menciptakan konflik dan membuat alasan meyakinkan untuk Lingga pergi bersemedi, tapi kurasa tidak cocok dengan karakter awal seorang Lingga.

Konflik Cerita Lebih Menitikberatkan Masa Lalu Lingga-Bestari

Gen juga terasa labil, mungkin karena masih muda, juga ada jiwa lain dalam tubuhnya. Kadang suka sama Elang, tapi kadang luluh ke Pram yang seringnya setelah ada interaksi fisik di antara mereka berdua. Gen kayak suka Pram hanya dari fisiknya, padahal dari awal kan si dosen rada galak. Tidak terlalu menonjol sikap apa dari Pram yang membuat Gen luluh gitu.

Tokoh Elang menurutku lebih baik tidak perlu. Aku lebih suka ceritanya beneran fokus ke perkembangan rasa suka antara Gen dan Pram saja tanpa embel-embel orang lain. Mana Elang juga tidak punya andil lebih, tahu Gen akan bertunangan dan ya udah, segitu saja. Untuk Mas Bara, dia lebih berperan daripada Elang. Interaksinya dengan Gen juga cukup menarik.

Konflik cerita apalagi di masa Gen-Pram tidak terlalu menonjol. Padahal aku berharap ketika Gen belum berusia 21 tahun (yang katanya akan meninggal kalau ‘tersentuh’ oleh orang lain), ada pemberontakan atau apalah darinya. Juga bisa saja dari Elang atau Bara gitu biar ceritanya lebih seru. O iya, untuk jiwa yang menyatu antara Gen dan Bestari, aku teringat akan plot-nya drakor Mr. Queen. Jadi Bong Hwan mungkin saja reinkarnasi si Ratu. 

Latar Cerita dengan Riset yang Tidak Main-Main

Aku suka interaksi keluarga Gen yang hangat dan terasa tradisional. Pun antara Gen dengan teman-teman kampusnya, percakapan mereka seringnya lucu dan nyeleneh sampai si Pram nguping hahaha. Adegan lucu yang membuatku ngakak ada di hal. 142, ketika si Pram telepon perawat RS dan kemudian membentak Gen yang dikira kesurupan. Si perawat mungkin mikirnya, gila kali ya orang yang nelpon ini XD

Untuk setting cerita, patut diacungi jempol. Penulis seperti melakukan riset akan sejarah Majapahit sampai budaya Keraton Yogyakarta yang amat kental. Aku merasa seperti menjelajah waktu ke masa lalu, kemudian seolah berkunjung di Jogja. Pernah aku baca di Goodreads, si penulis sama sekali bukan orang Jawa. Saat menulis Renjana, dia masih SMA (masuk kuliah juga bukan jurusan Sastra). Masih muda sudah jago berkarya seperti ini. Salut. Aku rasa si penulis akan mengeluarkan karya yang lebih bagus lagi nantinya.

Pemilihan diksi juga bagus. Novelnya tidak terlalu tebal dan mengalir gitu, tidak sampai lima hari aku membacanya. Novel ini juga hanya sedikit typo, salut deh! Walau dari Wattpad, karya ini tampak tidak asal-asalan ketika terbit. Typo-nya hanya ini:

  • ‘mengganggukan’ seharusnya menganggukkan (hal.3), ‘didekripsikan’ seharusnya dideskripsikan (hal.38), ‘maratabat’ seharusnya martabat (hal.73), ‘piker’ seharusnya pikir (hal.93), ‘namu’ seharusnya namun (hal.156), ‘jakung’ seharusnya jangkung (hal.159), ‘menangkat’ seharusnya mengangkat (hal.162), ‘menoleha’ seharusnya menoleh (hal.226), gemericik seharusnya gemercik (hal.24- di cerita tambahan).

Sedikit Typo dan Hal Mengganggu di Penulisan Renjana

Ada juga beberapa hal yang sedikit mengganggu dalam kalimat:

  • Haruskah ia harus .. (hal.173), sebenarnya tidak perlu dua kali ada kata ‘harus’ dalam satu kalimat.
  • Kalimat di hal.141 ‘..Gen tidak dapat mendengarnya tidak jelas” seharusnya pada kata ‘tidak’ yang kedua lebih baik ganti ‘dengan’.
  • Pada paragraf kedua di hal. 300, ada kata yang tidak lanjut dalam bentuk kalimat, yaitu penggalannya “…aura keagungan yang luar biasa. tubuhnya. Kanjeng Ibu…”
  • Kata ‘immortal’ yang merupakan kata serapan, alias dari bahasa Inggris di hal.300 tidak cocok menjadi bahan pembicaraan antara Kanjeng Ibu dan Gen. Lebih baik langsung pakai kata ‘abadi’.
  • Kalimat di hal.148, ‘wanita sialan ini akan mati’ dengan ‘diam kau pak tua!’, ternyata untuk dua orang berbeda. Aku agak kesulitan membandingkan, seharusnya pemaparan karakter ‘sang kepala desa’ harus jelas. Ini terlihat seperti orang yang sama antara mbok Rara dan kepala desa.

Ada beberapa istilah yang menarik dalam novel Renjana karya ElAlicia ini seperti:

  • Ageman (Pakaian, hal.30 yang sayangnya tidak di-italic, padahal di hal.46 ada. Tidak ada penjelasan mengenai artinya)
  • Prosesi Tarapan (Upacara perayaan seorang gadis yang mendapatkan menstruasi pertama dalam budaya Jawa, hal.30)
  • Abdi dalem estri (Abdi dalem perempuan, hal.30 yang tidak dijelaskan artinya)
  • Kakawin (Puisi, hal.318 yang tak ada penjelasan mengenai artinya)
  • Ada beberapa istilah lain dalam bahasa Jawa yang sebaiknya ada di catatan kaki

Novel dengan Kover dan Halaman Bergambar Ilustrasi yang Cantik

Novel ini mempunyai kover yang indah, apalagi di bagian dalam buku ada ilustrasi berwarnanya. Cakep banget! Postcard-nya juga cakep. Rupanya Renjana ini ada versi Webtoon tapi tidak lanjut karena ceritanya terikat kontrak dengan penerbit buku.

Novel Renjana karya ElAlicia ini aku rekomendasikan untuk kamu yang sudah dewasa ya, karena ada beberapa bagian yang menampilkan hubungan suami-istri, namun aku rasa penulis mampu merangkainya dengan indah. Tidak vulgar-lah intinya.

Makna yang dapat kupetik dari Renjana ini mulai dari pemaparan setting yang penulis berikan dengan sangat baik. Kemudian dari cerita, pesan moralnya adalah jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan dan menjadi pengecut. Juga tidak boleh terlalu penasaran akan suatu hal yang sebenarnya tertutup untuk kamu (apalagi memang bukan untuk kamu gitu). Istilah kerennya, jangan terlalu kepo akan urusan orang lain.

Beberapa Quotes Cakep dari Novel Renjana

Untuk kamu yang ingin baca cerita bergenre romance, namun ada perpaduan sejarah dan fantasi (mirip-mirip drakor Mr. Queen dan Goblin), novel ini sangat cocok untuk dibaca! Banyak quotes dari novel Renjana – ElAlicia ini yaitu:

“Percaya deh, semua orang berusaha menutupi perasaan mereka dengan cara yang konyol.” ~ Bara (hal. 94)

“Apa yang terjadi di masa lalu, tetaplah menjadi bagian di masa lalu. Hiduplah hari ini dan kejar masa depan.” ~ Kanjeng Ibu (hal. 304)

“Terkadang, di dunia ini, ada hal yang tidak boleh ditemukan. Ada rahasia yang tidak boleh diungkapkan. Ada peninggalan yang tidak seharusnya disimpan, dan ada sejarah yang memang seharusnya dilupakan.” ~ Gen (hal. 320)

Kisah mereka mungkin tidak sempurna, namun setidaknya mereka bahagia. Bukankah dalam kehidupan yang dicari adalah kebahagiaan, bukannya kesempurnaan? Terkadang, manusia lupa untuk berbahagia, hanya untuk mengejar kesempurnaan yang hakikatnya hanyalah sebuah ilusi. (hal. 326)

ilustrasi dalam novel renjana

Rating versiku : 3/5

 
Share :

admin

Leave a comment

Kembali ke atas
error: Nggak boleh dicopy. Share link saja ya