[Review Novel] A Wedding After Story – Merry Maeta Sari

Judul Novel : A Wedding After Story;

Pengarang : Merry Maeta Sari;

Tahun Terbit/ Cetakan: 2014 / 1;

Penerbit : PT. Elex Media Komputindo;

Genre/Rate : Romance, Comedy / 15+;

Negara Asal : Indonesia;

Tebal Buku: 257 hal.


Hai. Cerita ini semula dari fanfiction Merry di blognya, kemudian lanjut ke wattpad dengan nama @tuing_tuing. Aku suka dengan karyanya yang lain, Bukan Nikah Biasa disana, ketimbang yang ini. Aku sudah lama membaca buku ini, namun aku membacanya lagi untuk memberikan review. Ceritanya yang mengalir hanya memakan waktu empat hari saja untuk membacanya. Gaya bicaranya asyik sih, hanya saja banyak typo dimana-mana, hampir setiap halaman ada. Baik salah kata, kapital yang tidak sesuai maupun tanda baca. Aku sempat berpikir apa karyanya semula disalin langsung jadi bentuk buku tanpa editan lebih dahulu oleh penerbit? Entahlah.

Kisah Aira dan Aga yang Dijodohkan

Buku ini mengulas kisah Aira dan Aga yang berasal dari kalangan orang kaya. Namun disini aku bingung, perusahaan apa yang dirintis kedua orangtua mereka. Tidak ada keterangan sama sekali. Jadi Aira berumur 27 tahun dan seorang manajer penerbitan. Aga lelaki berumur 30 tahunan yang akan segera menjadi direksi di perusahaan orangtuanya asal mau menikah. Aira yang baru saja putus dengan pacarnya, Fadli, malah menantang mamanya untuk mencarikan dia calon suami. Maklum sejak awal mamanya tidak suka dengan Fadli karena suatu alasan konyol.

Mamanya Aira akhirnya menemukan calon mantu dan ternyata adalah anak dari sahabatnya. Sebelum menikah baik Aga dan Aira saling melakukan tarik-ulur, sama sekali tidak mengenal atau mengetahui wajah masing-masing. Puncaknya pada hari pernikahan mereka, kabur menjadi pilihan namun akhirnya tertangkap juga dan terpaksa melakukan ijab Kabul.

Aga-Aira Mulai Dekat

Aga dengan mudahnya menyukai Aira, kepengen enak-enak yang selalu di pikirannya. Sementara Aira banyak berpikir sebelum berbuat dan sangat ceplas-ceplos. Aga akhirnya menghindari Aira agar tidak tiba-tiba hilang kontrol. Kemudian Aira sepertinya tersentuh dengan sikap Aga yang mengkhawatirkan dirinya yang “dilecehkan” dalam bus.

Hubungan mereka menjadi dekat setelah Aga pulang dalam keadaan mabuk dan menciumnya. Aira tidak menolak dan mereka berhubungan. Setelahnya Aira agak salah tingkah dan menghindari Aga. Akhirnya Aga berusaha meluluhkan hatinya dengan menyuruh sang sekretaris mengatur candle light dinner di rumah. Namun tetap saja Aira bersikap sok jaim hahaha.

Aira mulai cemburu ketika mantannya Aga, Karina datang dan terlihat mereka berpelukan. Aga menjelaskan bahwa itu hanya pelukan tanda selamat, karena Karina hamil. Lalu di samping itu Aira mengetahui secara tidak sengaja bahwa adiknya, Bastian, mengamen bersama temannya. Bahkan berkeinginan untuk membuat album rekaman!

Anak Aga yang Mengguncang Aira!

Mereka berbaikan, lalu masalah baru kembali muncul. Ada anak perempuan misterius bernama Fian yang didatangkan oleh seorang sopir taksi. Dengan surat yang diterimanya bahwa anak itu adalah anak mereka. Dengan mudahnya Aira menerima anak itu, apalagi dia lucu dan wajahnya mirip Aga.

Setelah itu Hana, model yang lama menetap di New York kembali dan memberikan kejutan besar untuk Aga dan Aira. Disini konflik besar terjadi walau dengan ini mereka belajar menjadi pasangan. Menjadi dewasa. Bahkan Aira hamil dan ngidamnya aneh-aneh, sampai membuat sekitaran mereka kewalahan. Aira jadi mak comblang secara tidak langsung hahaha.

Namun di epilognya aku rada kesel sih. Harus ya Aga hampir saja tergoda? Di pikirannya itu kebanyakan enak-enak sih ckck. Aku jadi beneran tidak suka dengan karakter Aga yang tiba-tiba suka, kadang kekanak-kanakan dan sukanya enak terus. Rasanya pengen mukul lelaki beginian. Untung saja Aira mampu mengimbanginya.

Karakter Pendukung Hanya Seperti “Tempelan” Saja

Karakter sampingan seperti Bastian dan gadis yang juga dijodohkan dengannya, Kiara, tidak banyak diulas disini. Jadi sekadar tempelan dan pengulangan kisah awal Aira sih sebenarnya. Lalu ada karakter lain seperti sekretaris Aga bernama Tia dan sepupunya Aga juga, Zaky. Pasangan nikahan dimana mereka pergi dalam salah satu adegan yaitu Bella, sahabat Aira dan Rendy yang juga senior dari Aga. Entah senior dimana, mungkin di sekolah atau kampus ya. Ada juga beberapa karakter lain yang akan dengan mudahnya hilang dari ingatan. Karakter Hana akan mudah diingat karena walau dia sakit, tetap saja dia punya semangat hidup yang tinggi dan sikapnya mempertahankan sang anak patut diacungi jempol.

Kekurangan novel A Wedding After Story ini selain banyak typo, juga membuatku bertanya-tanya mengapa Aira dan Aga bisa secepat itu saling suka ya. Tidak ada sesuatu yang wow, yang membuat mereka bisa dekat dan jatuh cinta. Ada kalimat yang juga cukup mengganggu yaitu pada hal. 75, “Aku jadi diacuhkan gara-gara dua bocah itu.” Seharusnya diganti jadi kalimat ‘tidak diacuhkan’. Ada juga beberapa kalimat lainnya yang tidak lengkap, tapi akan terasa banyak jika diulas satu persatu disini.

Gaya Bahasa Mengalir Tapi Ada yang Terasa Membingungkan

Aku juga masih bingung pada hal. 221, game apa sih yang sebenarnya Aga dan Bastian mainkan? Sebutan mereka kotak hitam. Itu apaan?

Lalu soal POV yang terasa aneh dari cara penuturan penulis yang menggunakan sudut pandang Aga dan Aira, kadang bisa berpindah jadi sudut pandang orang ke-3 yang tahu segalanya, di hal 152-155.

Tapi, selain gaya bahasanya yang enak mengalir untuk dibaca, ada juga beberapa istilah medis yang diselipkan disini. Seperti sakit yang diderita Hana yaitu intermittent explosive disorder (hal.162) adalah gangguan kesulitan mengontrol emosi sehingga terlihat agresif dan sering merusak barang atau menyerang orang lain. Juga persalinan Aira memakai teknik baru hypnobreathing birth (hal.229) atau mungkin kalau aku cari di google itu adalah hypnobirthing.

Beberapa quotes diantaranya:

“Lebih baik biarkan dulu dia bersenang-senang dsengan impiannya saat ini. Suatu saat nanti, dia pasti akan bisa memutuskan mana yang harus dia pilih. Semua akan berjalan secara alami tanpa harus diatur.” ~ Aga (hal.98)

“Tapi asal kamu tahu, aku juga nggak mau atau meminta dilahirkan memiliki kelainan mental seperti itu.” ~ Hana (hal.185)

novel a wedding after story

 

Rating versiku : 2/5

 
Share :

Leave a comment