[Review Novel] Marry in Haste – Anne Gracie

Judul Novel : Marry in Haste (Serial Marriage of Convenience);

Pengarang : Anne Gracie;

Penerjemah : Prima Sari Woro Dewanti;

Tahun Terbit/ Cetakan: 2019 / 1 (Indonesia);

Penerbit : PT Elex Media Komputindo;

Genre/Rate : Historical Romance / 21+;

Negara Asal : AS;

Tebal Buku: 500 hal.


Halo, selamat bulan Juni! Kembali aku mengulas novel terjemahan dengan genre historical romance dari serial Marriage of Convenience berjudul Marry in Haste karya Anne Gracie. Aku membaca ini secara digital, bisa lewat Google Play (Buku) atau e-book Gramedia. Rupanya aku cocok dengan gaya penulisan Anne yang mengalir, walau alur ceritanya terasa singkat.

Marry in Haste bercerita melalui sudut pandang orang ketiga. Dari sisi kedua tokoh utama yaitu Emm dan Cal, berlatarkan London tahun 1818. Seorang lelaki berpangkat Mayor, Calbourne Rutherford (28 th) mendapati kabar tidak mengenakkan bahwa dia menjadi pewaris dan bergelar Lord Ashendon (earl : bermakna “kepala suku” yang memerintah sebuah wilayah atas nama raja) karena sang kakak baru saja meninggal. Cal yang sejak kecil dikirim ke sekolah dan hidup banyak di medan perang, tentu saja merasa asing untuk hidup mengelola aset keluarga.

Cal dengan Misi Rahasia Mendadak Menjadi Ahli Waris

Cal punya misi rahasia dan bekerja untuk pemerintah, keinginannya untuk pergi ke Eropa dan sebelum itu ingin menangkap pembunuh temannya. Pembunuh itu dijuluki Scorpion dan dicurigai bekas tentara perang yang bekerja pada seseorang atau instansi. Cal dan temannya Radcliffe (teringat nama asli pemeran Harry Potter di film) berusaha mencari informasi dimana kira-kira si Scorpion berada. Sehingga menjadi Lord Ashendon jelas diluar keinginan Cal.

Selain itu Cal punya masalah lain, yaitu mengurusi kedua adik tiri – Rose dan Lily, bahkan anak Henry -sang kakak bernama Georgiana. Ketiga gadis itu punya karakter yang agak mirip khas Rutherford yaitu keras kepala. Cal cukup kewalahan mengatasi mereka. Si Rose suka bermulut tajam dan blak-blakkan, Lily bisa “menangis palsu” dan Georgiana -yang suka dipanggil George- begitu jauh dari kesan anggun. George begitu karena sejak kecil hidup keras. Tidak dianggap oleh sang ayah, bahkan sempat dikira merupakan anak haram. Para gadis itu suka keluyuran dan tidak dapat dicegah oleh bibi Dottie, tantenya Cal.

Suatu kali, Cal mendatangi sekolah lama para gadis di Bath (Mallard) untuk meminta bantuan agar mereka diterima lagi disitu. Namun tetap tidak diterima, hal sama juga terjadi di sekolah yang lain. Sempat kebingungan, dia meminta bantuan tantenya yang lain – bibi Agatha, tapi permintaannya ditolak. Kebetulan di Mallard, Cal teringat pada seorang guru wanita yang terlihat mampu menangani gadis bangsawan. Dia pun pergi menemui wanita yang bernama miss Westwood, menawari pekerjaan padanya untuk mengurusi para gadis sampai beberapa tahun lagi agar bisa dilepas di Season. Mengutip dari wiki, Season ini semacam acara-acara besar kalangan bangsawan yang tidak sering diselenggarakan, ada masa atau periodenya.

Pernikahan Ekspres ala Bangsawan

Cal berniat pergi ke Eropa dan tidak mungkin mengurusi para gadis terus menerus. Namun Emmaline Westwood (26 th), sang guru di Mallard menolak penawarannya karena ingin pekerjaan tetap. Apalagi sang kepala sekolah menawari jabatannya karena berniat untuk pensiun kepada Emm. Akhirnya Cal melamar Emm untuk menikah dengannya! Bagian ini membuatku senang hahaha.

Emm punya masa lalu menyedihkan ketika remaja, sehingga dia keluar dari rumah dan hidup lama di Mallard sebagai guru. Dia tegas, anggun dan berprinsip sehingga banyak muridnya yang segan dan menghormati Emm. Setelah lamaran itu, dia berpikir keras bahwa hidupnya akan lebih baik jika menikah dengan Cal, punya keluarga sendiri dan hidup yang permanen. Karena di sekolah kan ada batasnya ya, seperti pensiun gitu.

Cal dan Emm sebenarnya sejak awal pertemuan, sama-sama tertarik namun rada gengsi. Sama-sama punya kepercayaan diri tinggi, tapi juga baik hati. Akhirnya memutuskan untuk menikah dan menjalani hidup normal ala pasangan lainnya, jadi tidak ada kontrak atau semacamnya. Ketika mendengar Emm akan menikah dengan Cal, sang kepsek sekaligus pemilik Mallard- sangat senang. Dia bahkan membantu persiapan pernikahan Emm. Cal juga disuruh oleh bibi Agatha untuk menyiapkan pernikahan di Biara yang dipimpin Uskup. Sakral banget kan?

Kehidupan Emm dan Cal yang Tak Lagi Sama

Seusai acara pernikahan, Cal langsung mengajak Emm dan sang pelayan pribadi menuju Ashendon Court di Oxfordshire. Mereka tidak akan tinggal di rumah bibi Dottie. Sampai di sana sudah agak malam, namun ketika Cal menanyakan soal malam pengantin, Emm malah memintanya untuk langsung saja tidak usah ditunda-tunda. Dia punya alasan untuk itu.

Dan benar saja, malam pengantin mereka menimbulkan sedikit perdebatan diantara mereka. Namun akhirnya mereka berdua bisa saling memahami dan memaklumi karena persiapan nikah yang sangat cepat dan tidak ada waktu untuk saling mengenal secara dalam. Bahkan bulan madu mereka tidak ada karena para gadis mendatangi mereka dan akhirnya tinggal bersama.

Emm diberi wewenang mengatur interior dalam rumah itu oleh Cal. Hal itu bahkan dipuji oleh Cal dan adik-adik serta ponakannya. Berkat nasihat Emm, Cal mulai dekat dengan keluarganya sendiri. Bahkan berkuda bersama-sama, walau sempat terjadi perdebatan karena Cal tidak menyangka Emm bisa menunggang kuda. Disini Cal tampak sangat protektif terhadap Emm, suka deh XD

Radcliffe memberi kabar bahwa Scorpion bertolak ke London. Cal berniat untuk pergi, tapi dengan bujukan Emm mereka akhirnya pergi bersama-sama kesana sekalian untuk berbelanja barang fashion untuk debut para gadis nanti di Season. Cal pergi berkuda dan datang duluan di Ashendon House. Bibi Agatha sempat berbincang dengan Cal mengenai gadis yang dinikahinya. Bahkan ketika Emm dan para gadis tiba, bibi Agatha bersikap rada jutek pada mereka. Untunglah Emm mampu menangkis segala yang dikatakan sang bibi dengan cara elegan tanpa bantuan Cal sama-sekali.

Emm Berusaha untuk Berdamai dengan Masa Lalu

Emm menikmati waktu berbelanja baju bersama para gadis, walau sempat kesal dengan rekomendasi bibi Agatha. Mereka mencari butik lain dan senang dengan hasilnya. Sementara Cal juga menangani urusannya sendiri, memata-matai tempat yang ditinggali keluarga si Scorpion. Karena sang pembunuh tidak muncul-muncul, Radcliffe menyuruh para pegawainya untuk menangkap keluarga Scorpion sebagai umpan di depan umum. Cal sempat kesal dan tak terima dengan ide itu.

Cal yang sebelumnya tidak percaya cinta dan kaku, bahkan sulit bercerita tentang dirinya sendiri perlahan semakin terbuka kepada sang istri. Emm dengan lembut dan tanpa banyak bicara menghibur Cal yang merasa tidak enak melihat keluarga Scorpion ditangkap. Dia merasa, keluarga itu tidak pantas dipermalukan karena yang jahat bukanlah mereka. Lagipula ada anak-anak disitu.

Emm dan Cal pergi ke pesta dansa Lady Peplowe. Disitu seorang gadis bangsawan menatap Emm terus, lalu akhirnya berbicara mengenai gosip tentangnya dari kampung halaman Bucklebury. Emm khawatir dan kemudian memberitahu kebenaran tentangnya yang meninggalkan rumah beberapa tahun lalu pada Cal. Gosip kemudian beredar di kalangan bangsawan London dan sampai di telinga bibi Agatha. Kira-kira berhasilkah Emm membersihkan namanya yang telanjur disebarluaskan sebagai “gadis gampangan”? Bagaimana dengan Cal dan reaksi bibi Agatha serta para gadis mengenai gosip itu? Lalu apa Cal bisa menangkap Scorpion? Dan … apa Cal serta Emm bisa merasakan perasaan mereka masing-masing sebagai cinta? XD

Epilognya seperti yang diidam-idamkan para penggemar novel roman kok. Selesai dengan manis 🙂

Istilah dan Kosakata Baru

Aku sudah lama tidak membaca genre historical romance, jadi ketika baca novel Marry in Haste, aku mendapat semacam oase. Ada banyak istilah, terlebih di kalangan bangsawan Inggris dulu yang akhirnya kuketahui dari buku ini. Misalnya saja :

  • Kalangan ton pada hal. 13, yang berarti yang punya kedudukan sosial tinggi di Inggris.
  • Chaise atau kereta kuda yang terbuka dan bisa memuat satu atau dua orang dan beroda dua.
  • Pelisse semacam jaket modis untuk wanita.
  • Blunderbuss itu senapan.
  • Ekar yang berarti ukuran luas, sama dengan 40,47 are.
  • Jam ormolu itu seperti jam berwarna emas di film Beauty and The Beast-nya Disney itu loh.
  • Lorgnette berbentuk kacamata dan termasuk dalam perhiasan/aksesoris
  • Tautology pada hal. 423, berarti gagasan atau pernyataan dalam kalimat yang terulang

Juga ada kosakata yang tidak kutahu dari buku ini, yaitu meligas yang berarti berlari dengan kedua belah kaki kanan, lalu kedua belah kaki kiri (tentang kuda, katak, dan sebagainya) pada hal. 339. Juga mencongklang yang berarti berlari kencang (tentang kuda dan sebagainya) pada halaman yang sama dengan tadi.

Ada juga kata muslin dengan arti yaitu bahan tenun berupa katun putih polos dengan corak seperti kasa pada hal. 106, juga beraroma kanji yaitu air sagu dsb untuk mengeraskan pakaian dalam hal. 107.

O iya, ada istilah banshee pada hal. 467, mengingatkanku pada hantu dalam cerita Harry Potter hehehe 😀

Alur Cerita Rapi Walau Ada Hal yang Menurutku Kurang Greget

Novel Marry in Haste ini sesuai judulnya berarti ‘Pernikahan Terburu-Buru’. Benar, kisahnya Cal dan Emm dalam saling mengenal satu sama lain sangatlah singkat. Bahkan setelah nikah Cal sempat berdebat dengan Emm karena ‘keperawanan’. Tapi dasar keduanya memang saling tertarik, jadi hubungan mereka menjadi sangat hangat. Walau mereka berdua sam-sama tegas, tapi juga punya sisi baik hati sehingga keduanya cocok. Chemistry-nya dapat walaupun adegan mereka bersama tidak terlalu banyak.

Ini dikarenakan dalam buku ini, banyak kisah juga yang diceritakan. Sepertinya Marry in Haste jadi semacam prekuel untuk buku-buku seri Marriage of Convenience yang lain. Disini ada pengenalan dari Rose, Lily dan George. Bahkan sekilas tentang Daisy Chance yang ada di novel Anne Gracie yang lain- The Summer Bride. Karena itu, aku tidak bisa memberikan rating sempurna walau aku suka sekali novel ini. Cerita seperti tidak fokus pada Cal dan Emm. Aku berharap akan ada banyak adegan mereka berdua walau momen sederhana – bukan adegan kipas-kipasnya.

Walau begitu, aku suka dengan hubungan keluarga yang terjalin dalam novel ini. Aku suka interaksi antara para gadis dan Emm juga dengan Cal dan bibi Agatha. Hanya saja, aku kurang suka dengan adegan konfrontasi Rose dkk pada sang penggosip di pesta dansa. Memang sih ‘kekeluargaan’-nya jadi terasa kental, tapi bukan begitu juga sih caranya. Masa Irwin yang jelas merusak hidup Emm, tidak dihukum segitunya -dipermalukan gitu. Aku mengharapkan Emm yang membalas si penggosip dengan elegan. Misal si Emm memberi rentetan kalimat menusuk kalbu pada gadis itu. Eksekusi penjahatnya juga kurang greget. Scorpion jadi seperti tempelan saja.

Aku suka cara Anne Gracie mendeskripsikan sesuatu, jadi bukan sekadar ‘Tell’ tapi ‘Show’. Seakan aku menonton film. Juga penokohan tiap karakternya kuat dan mendapat porsi yang pas. Novel-novelnya yang lain jadi ingin kubaca deh 🙂

Typo Cukup Banyak Bertebaran

Pada novel Marry in Haste ini, ada kalimat berasal dari yang dicetak dua kali pada hal. 63. Kata ‘disertai’ juga ditulis dua kali di hal. 88. Pada hal. 89, kata ‘mambawa’ yang seharusnya membawa. ‘Cals’ pada hal. 91 dan ‘pikir Call’ dalam hal. 242, seharusnya bernama Cal saja. Kata ‘yang dingin’ dicetak dua kali di hal. 343. ‘Kekeponakan’ seharusnya keponakan saja di hal. 347.

Ada lagi ‘gegebah’ yang seharusnya gegabah di hal. 373. ‘Lady Slater’ seharusnya Salter pada hal. 385. Kata ‘kekayan’ seharusnya kekayaan di hal. 395 dan ‘pengabaikan’ seharusnya pengabaian dalam hal. 408. Dan pada kalimat yang diucapkan anak kecil ‘saat Da’ seharusnya ‘Dad’ pada hal. 477.

Juga ada beberapa kesalahan kecil dalam penulisan, yaitu tidak ada tanda kutip pada akhir kalimat yang Emma katakan “Mrs. Kurangajar pada hal. 441. Pada kata ‘his lordship’ seharusnya dicetak miring atau diberi kapital dalam hal. 233. Kalimat ‘karena bahwa dia sudah menikah’ rancu, sebaiknya kata ‘bahwa’ dihilangkan dalam hal. 279.

Aroma ‘yew’ pada hal. 303 seharusnya dicetak miring. Juga di hal. 365 kalimat ‘kembali whitehall’ seharusnya tambah ‘di’ dan pada kalimat ‘apa yang bisa saya kubantu?’ seharusnya ‘ku’ dihilangkan saja pada hal. 447. Kalimat ‘suara ayahnya pecah dan, setelah bisa mengendalikan’ seharusnya tidak ada tanda koma di antara itu pada hal. 483.

Quotes Menarik dan Instagrammable

Aku mau rekomen novel terjemahan romantis yang bagus untuk kamu diantaranya The Perfect Match. Yang pasti, novel ini aku rekomendasikan untuk kamu yang sudah dewasa ya. Banyak quotes dari novel Marry in Haste ini diantaranya:

“Sedikit menahan diri tidak akan membuat pria-pria kabur ketakutan- tapi justru menjadikanmu sebagai hal berharga yang lebih layak didapatkan.” ~ Emm (hal. 66)

“Tidak semua luka bisa dilihat.” ~ Lily (hal. 137)

“Semua pernikahan adalah perjudian.” ~ Galbraith (hal. 197)

Satu lagi pelajaran hidup-bahwa kepercayaan yang pernah hancur, walau sekali saja, tak akan pernah bisa dipulihkan lagi (hal. 290)

Ketidakpastian dan pengharapan merupakan kesenangan dalam hidup. Keterjaminan adalah sesuatu yang hambar – William Congreve dari ‘Love for Love’ (hal. 318)

“Karena sekarang kita adalah keluarga, dan apa yang diperbuat oleh salah satu anggota keluarga bisa berakibat pada reputasi yang lainnya.” ~ Emm (hal. 335)

“Para gadis, walaupun terlihat percaya diri, sesungguhnya mereka penuh dengan keraguan, terutama keraguan kepada diri sendiri.” ~ Emm (hal. 353)

“Kau tidak bisa memilih kerabatmu.” ~ Emm (hal. 389)

Terlihat cukup cantik merupakan sebuah pencapaian yang lebih membahagiakan bagi seorang gadis yang selama lima belas tahun pertama dalam hidupnya selalu tampak biasa saja dibandingkan dengan yang dapat dirasakan oleh seorang gadis yang memang sudah cantik sejak lahir – Jane Austen dari ‘Northanger Abbey’ (hal. 400)

“Aku suka mendengar pemikiran dan gagasan anak-anak muda-menurutku mereka kerap kali lebih fleksibel dan berpandangan luas daripada orangtua mereka.” ~ Emm (hal. 404)

“Perilaku seseorang saat menghadapi krisis bisa mengungkapkan karakternya dengan sangat jelas.” ~ Cal (hal. 477)

“Pembalasan dendam memang hidangan yang sebaiknya disantap dalam keadaan dingin, tapi terkadang itu sama sekali tak berguna.” ~ Radcliffe (hal. 485)

Rating versiku : 4/5

 
Share :

Leave a comment