[Review Film] Weapons (2025), Misteri 17 Anak Hilang dalam Kegelapan Dini Hari

Halo! Bagi kamu yang bosan nonton genre horor yang itu-itu aja penceritaannya, kamu kudu coba film bioskop terbaru berjudul Weapons (2025). Film Barat karya penulis sekaligus sutradara Zach Cregger ini memiliki beberapa deretan bintang Marvel seperti Josh Brolin (Thanos), Julia Garner (The Fantastic Four: First Steps), Benedict Wong (Wong- Doctor Strange), juga pemain terkenal lain yaitu Alden Ehrenreich (Solo: A Star Wars Story), Austin Abrams (Scary Stories to Tell in the Dark) dan aktor cilik Cary Christopher. Selain itu, naskah film ini sempat menjadi rebutan beberapa PH dan akhirnya dimenangkan oleh New Line Cinema yang memproduksi The Conjuring Universe. Film Weapons (2025) berkisah tentang misteri hilangnya 17 anak pada dini hari, yang anehnya hanya menyisakan salah satu murid juga wali kelas. Demi membersihkan dugaan liar orangtua murid dan warga sekitar, sang guru akhirnya mencoba untuk menyelidiki kasus yang ternyata berbahaya ini.

Sinopsis dan Review Film Weapons (2025): Horor Premis Klise dengan Penceritaan yang Memukau

Film Weapons (2025) bermula dengan narasi anak kecil yang menceritakan kisah nyata di daerahnya yaitu Maybrook, Pennsylvania sekitar 2 tahun lalu. Peristiwa kelam tentang hilangnya 17 anak dari suatu kelas yang sama di mana ia bersekolah. Anak-anak SD tersebut keluar pada pukul 02.17 dini hari dan hilang dalam kegelapan dengan posisi tangan terentang serta berlari ala Naruto cs. Keesokan harinya sang wali kelas, Justine Gandy terheran-heran mendapati hanya satu murid yang tersisa yakni Alex Lilly. Tentu saja hal itu menjadi keributan besar di kalangan orangtua murid dan warga sekitar. Justine kerap mendapat teror telepon dan tatapan sinis, bahkan sang kepala sekolah juga seakan menyalahkannya dan menyuruh dia untuk sementara tidak bekerja dulu. Justine juga sempat tampil bicara di depan para orangtua dan pihak sekolah, namun tetap saja mereka tidak memercayainya termasuk Archer Graff.

17 anak hilang di film weapons 2025
17 anak hilang di film Weapons (dok. trailer Youtube)

Archer Graff adalah ayah dari Matthew, kehidupannya terasa hampa setelah sang anak hilang. Dia sampai nekat mengecat mobil Justine dengan tulisan witch alias penyihir, setelah sempat membunyikan bel dan mengetuk pintu rumah gadis itu dengan kasar. Justine yang tak tahu itu perlakuan siapa, akhirnya melapor ke polisi. Tak sengaja dia bertemu dengan kenalan lamanya (mungkin mantan pacar juga), Paul di sana. Justine kemudian mengajak Paul untuk minum bersama dan membawanya ke rumah. Selain dia tak sendirian dan merasa nyaman bersama Paul semalaman,  Justine ingin mengetahui sejauh mana polisi menyelidiki kasus hilangnya 17 murid. Namun sayangnya Paul tidak memberikan keterangan lebih dan seperti tidak peduli, memberikan kata-kata semangat ala kadarnya yang membuat Justine kesal.

archer menuduh justine sebagai penyihir
Archer menuduh Justine sebagai penyihir (dok. trailer Youtube)

Nasib Malang Terus Menimpa Si Ibu Guru

Percuma usahanya mendekati Paul, istri lelaki itu suatu ketika menyerang Justine. Dia mengira Paul dan istrinya sudah tak bersama lagi, eh ternyata si polisi cuma ditinggal sementara karena wanita itu pergi keluar kota. Seakan nasib sial tak berhenti menyalahkannya, dalam mimpi pun dia melihat para muridnya tidur di meja, hanya tersisa Alex menatapnya dengan wajah ber-makeup badut. Justine mulai merasa semua ini mungkin ada hubungannya dengan Alex. Dia berusaha menanyai Alex dengan lembut hingga mengikutinya, namun si anak tetap saja bungkam. Alex juga mengatakan hal yang sama ketika ditanyai pihak sekolah. Si kepala juga membela Alex dan menyuruh Justine untuk tidak mengganggu si anak karena akan mempengaruhi kesehatan mentalnya.

Puncak ekstremnya, Justine melihat ke sekeliling rumah Alex dengan jendelanya yang tertutup rapat dan banyak koran menempel. Ia juga mengintip karena penasaran, tampak sepasang orang dewasa di dalam berdiri diam. Di hari lain dia membunyikan bel, tak ada yang mau membukakan pintu dari dalam. Justine sampai tertidur dalam mobilnya ketika sedang mengintai seharian. Malam itu Justine tak menyadari ada seorang wanita aneh keluar dari rumah Alex, masuk ke mobil dan menggunting helaian rambutnya. Benar saja, di hari lain, Archer mendatangi langsung Justine di pom bensin. Archer sudah kewalahan menginvestigasi kasus ini sendirian karena tidak ada tindak lanjut berarti dari pihak kepolisian padahal sudah ada pengumuman imbalan jika ada informasi tentang ke-17 anak.

Marcus Mengganggu Justine yang Mendapat Pertolongan dari Archer

Archer sempat mengalami mimpi masuk ke sebuah rumah aneh dengan atas atapnya menampakkan simbol senjata api, plus ada wig di atas pintunya. Di dalam memang ada Matthew tapi kemudian wajahnya berubah menjadi badut. Archer melakukan penyelidikan mandiri, mulai mencari orangtua dari salah satu murid yang menggunakan CCTV di rumah seperti dirinya. Menemukan pola yang mirip bahwa anak mereka berlari ke dalam kegelapan dengan pose yang sama. Archer sampai menghitung dan memperagakan letak mereka berdiri agar bisa mengetahui kemana perginya para anak-anak. Namun dia masih belum tahu titik persisnya, sampai akhirnya bertemu dengan Justine di pom bensin.

Si kepala sekolah, Marcus berlari bagai orang kesetanan dengan mata melotot dan wajah berdarah-darah mendatangi Justine yang berusaha menghindari Archer. Justine berusaha meloloskan diri, lari kesana kemari dan beruntung Archer dengan sigap mengadang tingkah Marcus. Aksinya terhenti setelah terkena insiden, membuat Justine berterimakasih pada Archer. Di saat itulah Archer menceritakan investigasinya, bahkan mencurigai Marcus yang gaya larinya mirip dengan para anak-anak hilang. Justine kemudian bercerita tentang tingkah Alex dan kondisi rumahnya yang aneh. Selain itu titik dan garis yang Archer gambar mengarah pada rumah Alex. Mereka berdua bersama-sama mengawasi rumah Alex dari dalam mobil hingga malam tiba. Sempat heran kenapa ada mobil polisi di luar, rasa penasaran itu terjawab ketika sosok Paul keluar dari rumah dan melambai seakan memanggil mereka.

rumah alex dan gambar archer
Rumah Alex dan pola peta dari Archer (dok. trailer Youtube)

Kisah Sampingan dari Polisi dan Pecandu Narkoba

Rupanya ada kisah lain dari Paul yang ayah mertuanya adalah atasan polisi di tempatnya bekerja. Paul sebelumnya tak sengaja tertusuk jari dengan alat suntik milik anak muda pecandu narkoba bernama James. Sang ayah mertua agak tegas dan tidak bisa kompromi jika terjadi hal seperti itu lagi ke depannya. Karena kesal, dia menyanggupi ajakan Justine untuk bertemu dan akhirnya bermalam bersama. Kemudian dia melihat James lagi di dekat kantor polisi. Paul mengejar pemuda itu karena cemas ulah suntikannya membuat dia mungkin mengidap AIDS, tambah lagi takut kariernya akan hancur seperti hubungan dengan istrinya yang masih memanas.

Ternyata James pernah masuk rumah Alex secara tak sengaja karena butuh uang, mau merampok namun hanya mendapatkan seperangkat alat makan plus ketakutan melihat dua orang aneh serta banyak anak yang berperilaku sama di basement. Ketika melihat pengumuman imbalan informasi 17 anak hilang, James pergi ke kantor polisi untuk menceritakan penemuannya. Namun masih di pekarangan, Paul mengejarnya hingga ke dalam hutan tempat James kamping. James ketakutan karena ada orang berwajah badut yang mengikutinya, sehingga ketika Paul membuka kemahnya, dia menusuk sang polisi dengan beberapa jarum suntik hahaha.

polisi paul dan pecandu narkoba james
Polisi Paul dan pecandu narkoba James (dok. trailer Youtube)

Mau tidak mau James menceritakan soal rumah Alex dan mereka pergi bersama ke rumah itu. Tingkah Paul menjadi aneh setelah keluar dari rumah dan menyeret James masuk ke dalam bersamanya. Apakah Archer dan Justine bisa lolos dari rumah Alex? Lalu bagaimana dengan Paul dan James? Ada apa sebenarnya di dalam rumah anak itu? Apa atau siapa sebenarnya yang menyebabkan para anak hilang dan benarkah mereka berada di rumah Alex?

Aspek Penceritaan dengan 6 POV Serta Memainkan Psikologis dari Gerak Pengambilan Adegan

Film ini mengingatkanku pada SORE: Istri dari Masa Depan yang memiliki 3 babak penceritaan. Di film Weapons (2025), kita akan mendapatkan kepuasan storytelling dengan beberapa sudut pandang alias POV para tokohnya. Bukan hanya 3, tetapi ada 6 coy! Mulai dari si ibu guru Justine, salah satu orangtua murid bernama Archer, bapak polisi Paul, pecandu narkoba si James, kepsek Marcus dan si bocil pemegang ‘kunci’ yaitu Alex. Ceritanya memiliki sebab akibat dan kemudian bersinggungan dengan para karakter yang lain. Jadi kita bisa melihat suatu kejadian dari 2 sudut pandang tokoh berbeda, atau bahkan lebih. Sehingga aspek sinematiknya pun terasa mengikuti. Adegan-adegannya diambil dari beberapa angle berbeda pula.

Dalam kegelapan, layar tidak benar-benar suram seperti film horor kebanyakan, namun lebih ke remang-remang. Sutradara mampu memainkan psikologis kita dengan menunjukkan sudut-sudut ruangan rumah, sengaja berlama-lama kemudian memberikan jumpscare yang hanya bisa dihitung dengan jari. Namun itulah letak bagusnya, tidak melulu kaget-kagetan, namun atmosfir ketidaknyamanan cukup kuat dari awal hingga mendekati babak akhir. Dari awal kita tahu ada suatu kuasa gelap yang besar, sehingga mata kita awas- mengantisipasi akan apa yang terjadi selanjutnya. 

Berbagai Elemen Bercampur Jadi Satu dengan Akting Pemeran yang Memukau 

Weapons juga merupakan film horor nan unik dengan berbagai elemen, ada supranatural bahkan investigasi ala detektif berbaur menjadi satu. Lumayan gore, tapi tidak bikin mual. Selain itu ada beberapa kata maupun gestur bernuansa komedi, apalagi di babak akhir yang membuatku bahkan seisi studio puas tertawa terbahak-bahak. Koreo tingkah anak-anak, bahkan si Marcus juga patut diacungi jempol. Mereka berlarian bak zombie dengan tangan terentang yang mengingatkanku pada gaya Naruto cs. Ngeri tapi lucu. Mungkin kelemahan di film ini ada sedikit di scoring. BGM-nya terkadang pelan dan tidak mengentak. Aku juga tidak terlalu suka dengan dialog banyak tokoh di sini, yang dikit-dikit mengumpat f*** atau mengumbar nama tokoh besar dalam agama. Lebih baik Hollywood meninggalkan formula dialog seperti ini  jauh-jauh deh karena berasa lagu lama.

Dari segi akting, para aktor dan aktris mampu ‘masuk’ ke dalam tokoh yang diperankan. Benar-benar total. Archer yang bersedih kehilangan anak, begitu pula Justine dengan mata berkaca-kaca menahan emosi. Apalagi yang memerankan bibi Gladys, kelakuannya yang random dan berubah-ubah secepat yang dia mau itu keren banget. Balik ke penokohan, film ini memiliki aspek karakterisasi yang kuat di 6 POV tadi. Masing-masing orang memiliki latar belakang berbeda dan membuat kita bisa bersimpati pada apa yang mereka lakukan, terlebih Justine, Archer dan Alex.

Penokohan Karakter Film Weapons (2025)

Namun sayangnya tokoh sentral- si bibi hanya diceritakan latar belakangnya melalui perkataan ibu Alex. Entah si bibi benarlah kerabat mereka, atau dia dihipnotis agar mau menampung wanita tua itu? Atau mungkin memang dia ada tali persaudaraan dengan mereka karena Alex bisa meniru apa yang bibi Gladys lakukan? Atau memang hal itu bisa saja semua orang lakukan yang penting prosedurnya benar? Entahlah.
Selain itu ending para tokoh setelah peristiwa besar di babak akhir diceritakan melalui narasi. Menurutku aman sih pendekatannya. Wajar pula paling kena efek orangtua Alex yang memang sudah lama terpapar, para anak-anak pun sampai kena mental dan lama sembuhnya. Tetapi mungkin akan lebih ngena di hati kalau bukan hanya tell, tetapi ada show-nya. Cerita ending sangat mungkin untuk dikembangkan, bisa saja ada seri 2 apalagi jika film ini menjadi box office di USA dan internasional. Apalagi banyak review positif, termasuk dari Rotten Tomatoes juga.

Masih ada yang bertanya-tanya motivasi si pelaku melakukan ini semua, ya karena dia sakit parah. Dia sudah menceritakannya pada Alex, bahkan rambutnya sudah kelihatan banyak rontok dan kepalanya hampir botak. Apalagi kalau kamu suka cerita horor, kemungkinan akan berpikir bahwa para pelaku ilmu sesat biasanya memerlukan sesuatu untuk dikorbankan agar konsekuensi kesaktiannya tidak berbalik pada diri sendiri atau setidaknya tidak ‘memakan’ tubuhnya. Nah, orangtua Alex tidak cukup sehingga dia perlu ‘menyerap’ energi banyak orang yaitu para anak. Ingat kan cerita dongeng nenek sihir yang suka nyulik anak-anak untuk awet muda?

Berbagai Makna Sosial dalam Film Weapons (2025)

Si penulis naskah, Zach Cregger ini benar-benar cerdas. Dari judul pun juga terkesan mewah, setelah nonton kita jadi mengerti kenapa artiannya berarti senjata. Orang dapat menjadi senjata ketika bisa dikendalikan dan mampu mematikan sesamanya, bahkan yang dikenalnya sekalipun. Latar belakang Zach sebagai seorang komedian dari grup The Whitest Kids U’ Know. Dia juga nantinya akan menulis serta menyutradarai reboot Resident Evil. Mungkin formula penceritaan genre komedi mirip dengan horor, mesti tahu saat-saat yang tepat melempar hal penting sehingga membuat penonton merasa puas. Pantas saja banyak PH yang menginginkan skrip naskah film ini.

Film Weapons (2025) menyoroti bagaimana suatu peristiwa atau tragedi biasanya membutuhkan seseorang untuk disalahkan. Dalam film ini contohnya si ibu guru, seseorang yang dewasa, daripada memikirkan kemungkinan bahwa ada anak kecil yang bisa saja merupakan sumber masalahnya. Selain itu terkadang suatu instansi, dalam film ini, contohnya pihak kepolisian yang bekerja setengah hati dan lebih memikirkan reputasinya daripada kepentingan masyarakat. Dalam film ini juga kita bisa mengambil pelajaran bahwa jangan sembarangan memasukkan orang asing di dalam rumah untuk tinggal bersama, apalagi sudah belasan tahun kita tak pernah tahu atau mengenalinya. Yang dekat saja bisa menjadi bumerang, apalagi yang sudah lama tak pernah bersua. Buat kamu yang suka film horor premis ala-ala lokal dengan eksekusi penceritaan yang indah, ada unsur investigasi dan misteri, Weapons dapat jadi tontonan menarik! Sampai ketemu di review selanjutnya gaesss 🙂


Info Seputar Film Weapons (2025)

Judul : Weapons (2025);

Tgl Rilis : 6 Agustus 2025;

PH : Warner Bros. Pictures, New Line Cinema, Subconscious, Vertigo Entertainment, BoulderLight Pictures;

Genre/Rate : Mystery, Horror/17+;

Negara Asal : USA;

Waktu : 128 Menit;

Pemain : Josh Brolin sebagai Archer Graff, Julia Garner sebagai Justine Gandy, Alden Ehrenreich sebagai Paul Morgan, Austin Abrams sebagai James, Cary Christopher sebagai Alex Lilly, Benedict Wong sebagai Marcus Miller, Amy Madigan sebagai Gladys, Toby Huss sebagai Ed Locke, Sara Paxton sebagai Erica, Justin Long sebagai Gary, June Diane Raphael sebagai Donna Morgan, Whitmer Thomas sebagai Mr. Lilly, Callie Schuttera sebagai Mrs. Lilly, Clayton Farris sebagai Terry Miller, Luke Speakman sebagai Matthew Graff, Scarlett Sher sebagai narator cilik.

Rating versiku : 5/5

Trailer bisa lihat di sini:

 
Share :

admin

Leave a comment

Kembali ke atas
error: Nggak boleh dicopy. Share link saja ya