Judul Film : The Conjuring 3 : The Devil Made Me Do It (2021);
Tgl Rilis : 2 Juni 2021 (di Indonesia);
PH : Warner Bros Pictures, New Line Cinema, The Safran Company, Atomic Monster;
Genre/Rate : Supernatural, Horror / 17+;
Negara Asal : USA;
Waktu : 112 Menit;
Pemain : Patrick Wilson sebagai Ed Warren, Mitchell Hoog sebagai Ed Warren muda, Vera Farmiga sebagai Lorraine Warren, Megan Ashley Brown sebagai Lorraine Warren muda, Ruairi O’Connor sebagai Arne Cheyenne Johnson, Sarah Catherine Hook sebagai Debbie Glatzel, Julian Hilliard sebagai David Glatzel, John Noble sebagai Kastner, Eugenie Bondurant sebagai dukun santet / Isla, Shannon Kook sebagai Drew Thomas, Ronnie Gene Blevins sebagai Bruno Sauls, Keith Arthur Bolden sebagai Sergeant Clay, Steve Coulter sebagai Father Gordon, Vince Pisani sebagai Father Newman, Ingrid Bisu sebagai Jessica Louise Strong, Andrea Andrade sebagai Katie Lincoln, Ashley LeConte Campbell sebagai Meryl, Sterling Jerins sebagai Judy Warren, Paul Wilson sebagai Carl Glatzel, Charlene Amoia sebagai Judy Glatzel, Davis Osborne sebagai pasien rumah sakit, Mark Rowe sebagai Sersan Thomas, Kaleka sebagai Jury Foreman
Hai! Aku kembali lagi dengan ulasan sinopsis sekaligus review film berjudul The Conjuring 3 : The Devil Made Me Do It (2021), yang dibintangi oleh Patrick Wilson dan Vera Farmiga seperti film-film terdahulunya. Kali ini disutradarai oleh Michael Chaves, namun James Wan tetap menjadi salah satu pembuat cerita juga produser disini. Film ini berasal dari kisah nyata yaitu kasus tersulit yang pernah ditangani pasangan Ed-Lorraine Warren. Mereka berusaha untuk membuktikan kasus pembunuhan pada tahun 1981 di Brookfield, Connecticut yang didasari oleh kerasukan iblis pada Arne Cheyenne Johnson.
Sinopsis Film The Conjuring 3 : The Devil Made Me Do It (2021)
Cerita atau sinopsis film The Conjuring 3 : The Devil Made Me Do It (2021) berawal dari pasangan Ed-Lorraine Warren yang bersama pastor Gordon melakukan proses eksorsisme pada David Glatzel, seorang bocah berumur 8 tahun. Pada rumahnya yang terletak di Brookfield, Connecticut juga ada orangtua, saudara perempuannya Debbie juga sang pacar Arne Johnson. Prosesnya cukup sulit, bukan hanya mencakar dan membuat seisi rumah terbongkar, tapi si David badannya mulai lentur dan kelihatan bakal jadi binatang ganas. Mereka semua ketakutan, apalagi David sempat mencoba mau menghentikan jantungnya Ed. Arne kemudian maju menghampiri David dan berbicara padanya bahwa iblis yang merasuki bocah itu lebih baik pindah ke tubuhnya.
Arne dan Debby yang berencana untuk menikah akhirnya pindah ke tempat lain. Arne merasa dirinya mulai bersikap aneh karena itu tidak ingin tinggal lagi di rumahnya Debby yang lalu bersama David. Debby bekerja di tempat penampungan anjing milik Bruno Sauls. Kebetulan Debby-Arne juga menyewa rumahnya si Bruno. Suatu kali Arne yang bekerja menebang pohon, merasa terganggu dengan sesuatu entitas (dia merasa mungkin iblis di diri David sudah pindah pada dirinya). Merasa capek hati, dia pun pulang. Sayang Bruno datang ke rumah dan mengajaknya minum mabuk-mabukkan bareng Debby. Arne kemudian melihat halusinasi Bruno mau melecehkan Debby, sehingga dia menikam lelaki itu berkali-kali.
Kemudian Arne pergi keluar dan berjalan linglung hingga polisi menemukannya. Arne mengaku pada polisi, dia heran kenapa dirinya berdarah-darah dan merasa telah melukai seseorang. Ketika diinterogasi, dia kaget bahwa dirinya telah membunuh Bruno. Mana lagi ini kasus pembunuhan pertama sejak lama tak ada kasus begitu lagi di Brookfield. Nah, Lorraine sempat menelepon sebelum kejadian berdarah itu pada petugas polisi (?) atas permintaan Ed yang merasa iblis David berpindah pada Arne. Namun sayang kejadian naas itu tidak terhindari.
Ed-Lorraine Menemukan Totem di Rumah David Glatzel
Ed-Lorraine menjenguk Arne dan memintanya membacakan Kitab Suci. Lancar jaya sih, namun mereka yakin iblis itu masih tinggal dalam diri Arne. Polisi jadi tidak percaya pada kesaksian Arne yang melakukan pembunuhan karena arahan iblis. Arne bahkan terancam dihukum mati. Mereka akhirnya berusaha untuk membuktikan kesaksian Arne.
Pasangan fenomenal ini kemudian pergi ke rumah David karena yakin iblis darisana sumber masalah yang dialami Arne. Dimulai dari cerita kasur air dimana David menaikinya ketika pertama kali pindah di rumah itu, hingga mereka menemukan posisi kasur itu yang lantainya janggal semacam ada bekas terbakar. Lorraine yakin ada sesuatu di baliknya. Mengikuti jalan tikus eh-bawah tanah saluran got rumah itu, Lorraine masuk dengan berani lalu menemukan sebuah totem kepala hewan kecil yang mengerikan. Totem itu adalah benda untuk menyantet seseorang di rumah David.
Pastor Gordon menyarankan pasangan Ed-Lorraine untuk pergi mencari mantan pastor yang mempelajari sekte perdukunan Anak Domba, Kastner. Lelaki paruh baya itu memperingatkan mereka berdua, bisa jadi nyawa mereka terancam jika mencari tahu kebenaran totem itu.
Kasus Katie dan Jessica Berkaitan Juga Dengan Totem
Ed-Lorraine kemudian pergi ke Danvers, Massachusetts untuk mencari tahu kasus Katie Lincoln yang juga tertusuk beberapa kali seperti Bruno dan ditemukan totem. Mereka menemui polisi yang menangani kasus itu, namun mereka pesimis karena kurang percaya dengan hal-hal gaib. Manalagi teman baik yang bersama Katie di malam pembunuhan itu, Jessica, tidak ditemukan sampai sekarang walau para polisi menyusuri hutan tempat TKP.
Lorraine kemudian menawarkan jasa untuk mencari tahu dimana Jessica berada dengan imbalan si polisi mau meminjamkan file kasusnya Katie. Polisi menanyakan balik padanya- pisau mana yang menjadi alat pembunuhan dari antara pisau-pisau di atas meja. Lorraine menjawab dengan benar, sehingga si polisi menyerah dan mengantarkan mereka berdua masuk dalam hutan TKP pembunuhan Katie. Wanita itu membuat si polisi kagum karena tahu lokasi persis penemuan jasad Katie.
Lorraine berhasil memproyeksikan kejadian pembunuhan Katie oleh Jessica sampai hampir jatuh dari atas tebing karena mau ditarik iblis. Untung Ed sangat sigap dan polisi hanya mangap-mangap melihatnya karena susah berlari cepat hahaha. Ed yang jantungnya sempat kena trouble aja bisa secepat kilat nolongin Lorraine demi nama cinta eyaaah. Jasad di bawah tebing ditemukan dan dibawa ke rumah persemayaman untuk diidentifikasi.
Ed-Lorraine bergerak cepat sehingga malam itu juga pergi ke rumah persemayaman dimana jasad tadi berada. Lorraine menyentuhnya dan melihat ada sesosok wanita di suatu tempat yang lagi baca mantra untuk menyantet seseorang. Wanita itu berhasil dihentikan Lorraine sehingga Arne yang di penjara tidak keterusan bunuh diri. Lorraine juga hampir diserang jasad besar yang beruntungnya dicegah si Ed.
Namun karena itulah ketika mereka kembali di Connecticut, Ed menyerang Lorraine yang untung saja dicegah Drew, asisten mereka. Kemudian Lorraine menyadari sebuah vas yang bunganya kayak terbakar gitu, benda itu diberikan sama seseorang. Isi vasnya ternyata ada totem! Jadi dukun itu tahu siapa dan dimana mereka sekarang.
Hubungan Kastner dan Si Dukun Santet
Mereka mendiskusikan buku tentang ilmu santet, kemudian mengetahui bahwa kutukan dapat dicegah jika altar si dukun dihancurkan. Ada beberapa informasi yang sulit dibaca dan Lorraine pergi membawa buku itu ke rumah Kastner untuk mengetahui terjemahannya. Drew dan Ed berdiskusi untuk mencari tahu lokasi si dukun, mencocokkan dengan posisi tinggal korban sebelumnya Katie, juga rumah David dan posisi mereka sendiri. Merasa bahwa tempat-tempat saling berdekatan kemudian mencocokkan dengan penglihatan Lorraine, Ed dengan kekhawatiran segera pergi mencari Lorraine. Dia yakin si dukun santet ada di rumah Kastner!
Kastner memberi info dari buku yang dibawa Lorraine, bahwa korban santetnya harus 3 orang. Jadi Ed termasuk korbannya. Di sisi lain, si dukun memulaikan ritual dan berusaha membuat Arne yang di penjara bertingkah bak binatang ganas kayak David lalu, sampai terbang-terbang membuat Debby-pastor-para penjaga penjara bengong. Nah lo, lantas apakah Ed bisa menyelamatkan Lorraine? Apa Arne bisa selamat dari keganasan dukun santet? Lalu bagaimana akhir dari kasus Arne?
Plot Cerita Rapi Dengan Intensitas Ketegangan yang Bertambah
Berbeda dengan Conjuring 1 yang berhubungan dengan setan Bathsheba, juga di Conjuring 2 ada iblis berpenampilan biarawati Valak, kali ini iblisnya tidak ikonik dan cenderung mudah dilupakan. Lebih terlihat seperti monster sih. Dua film sebelumnya menitikberatkan pada hantu di rumah, kali ini ceritanya lebih cerdas dengan adanya kasus investigasi pada iblis yang ternyata diundang sama dukun santet dengan medium berupa totem yang ditaruh di rumah target. Selain bernuansa misteri ala ala film detektif, aku juga merasakan film ini seperti bergenre roman juga. Kekuatan cinta antara Ed-Lorraine lebih ditonjolkan di seri ketiga ini dan menjadi kunci untuk mereka bertahan.
Scoring dan BGM terasa cocok dalam adegan-adegan yang ditampilkan, walau sayangnya terlalu keras dan berisik kalau nonton di bioskop. Jumpscare-nya terasa karena bebunyian itu- munculnya juga lebih mudah ketahuan karena mirip dengan formula film franchise Conjuring sebelumnya, wajah setannya malah tidak menakutkan dan bikin kaget. Efek sinematografinya cukup bagus, kekelaman di hutan sangat terasa. Suasana sekitar altar pemujaan setannya juga terkesan kelam.
Chemistry antara Vera-Patrick sangat kuat disini. Akting mereka tetap sebagus di film-film terdahulu. Begitu juga yang memerankan Arne cocok terlihat hopeless. Yang jadi David, si bocah juga jago aktingnya. O iya, nonton film ini sampai habis ya karena ditunjukkan dokumentasi asli video dan foto kasus David juga Arne.
Plot Cerita Punya Beberapa Hal yang Mengganggu
Secara plot, ceritanya teratur rapi walau ada beberapa hal yang menggangguku. Beberapa di antaranya:
- Kisah asli kasus David juga Arne yang membunuh, tapi sisanya tidak diketahui apa beneran juga. Misalnya kasus Katie-Jessica. Ternyata memang cuma fiktif untuk memperkuat cerita totem.
- Alasan di kisah nyatanya kasus David dan Arne tidak diketahui mengapa iblis mengincar mereka. Kalau di film kan karena totem si dukun santet. Tapi setelah kubaca-baca dan dari kontennya Nessie Judge, David sepertinya kesurupan karena iblis sumur di rumahnya. Soal Arne, banyak sumber yang mengatakan kalau dia mengejek si iblis dalam tubuh David, namun untuk pembunuhannya pada Bruno bisa saja hanyalah alasan karena dia juga mabuk. Iya sih di film ini memang tidak diperlihatkan Arne mabuk, sebaliknya dia lebih cocok dikatakan berhalusinasi.
- Kalau ikut cerita di film, dukun santetnya kayak psiko. Tidak dijelaskan kenapa dia memilih rumah David, lalu si Jessica. Kayak random aja gitu. Motifnya untuk melakukan perjanjian dengan iblis juga tidak disebutkan, mau jadi kaya atau punya pacar mungkin? Hahaha.
- Cerita aslinya yang banyak diubah. Kasur airnya tidak ada dan di saat pembunuhan Bruno, ada beberapa orang juga disana bukan hanya Debby. Bisa lihat kontennya Nessie Judge ya. Namun sama seperti film, Arne tetap dinyatakan bersalah walau kalau di kisah asli dia bisa keluar lebih cepat karena berkelakuan baik. Kalau di film kan Arne mendapat bukti kuat ada iblis merasukinya walau tetap dijatuhi hukuman penjara tapi setidaknya tidak kena hukuman mati.
- Di film, Lorraine sempat memperingatkan polisi akan ada sesuatu yang tragis sebelum Arne membunuh. Kalau di versi asli entah ini cerita yang nyata atau hanya ditambahkan saja. Kalau asli seharusnya ini bisa jadi bahan pertimbangan pengadilan.
Quotes yang Bijak dan Menarik Muncul di Film Ini
Kasus ini cukup menjadi perdebatan bahkan di pengadilan. Dikhawatirkan akan ada lagi kasus-kasus kejahatan yang beralasan sama seperti Arne, misalnya dibisiki setan dan jadi khilaf. Kalau di Indonesia mah banyak yang kayak gini. Karena itu letak keseruan film ini untuk membuktikan eksistensi si iblis dalam kasusnya Arne. O iya, nonton film ini terasa vibe-nya kayak film Perempuan Tanah Jahanam kan?
Film The Conjuring 3 : The Devil Made Me Do It (2021) ini aku rekomendasikan buat kamu yang butuh hiburan di kala sumpek misalnya sehabis ngantor karena memacu adrenalin juga seru karena seperti film detektif, sisi romantisnya juga ada loh 😀
Quotes dari film ini :
“Menjadi berani bukan berarti kamu tidak mengalami ketakutan.” ~ Arne
“Aku bisa saja pulang ke rumah. Tapi rumahku adalah disini bersamanya.” ~ Lorraine
“Pengadilan menerima kesaksian atas nama Tuhan, jadi sudah saatnya mereka menerima bahwa iblis juga ada.” ~ Ed – Lorraine Warren
“Dia berpikir cinta kita adalah kelemahan, padahal tidak begitu.” ~ Lorraine
Rating versiku : 4/5
Trailer bisa dilihat disini: