[Sinopsis & Review Film] Sri Asih (2022), Superhero Perempuan Indonesia yang Kualitas Filmnya Lebih Meningkat dari Gundala

Judul Film : Sri Asih (2022);

Tgl Rilis : 17 November 2022;

PH : Screenplay Bumilangit, SK Global, Legacy Pictures, DMMX Media, Adhya Group;

Genre/Rate : Action, Sci-Fi, Superhero / 13+;

Negara Asal : Indonesia;

Waktu : 135 Menit;

Pemain : Pevita Pearce sebagai Alana / Sri Asih, Keinaya Messi Gusti sebagai Alana kecil, Reza Rahadian sebagai Jatmiko, Christine Hakim sebagai Eyang Mariani, Jefri Nichol sebagai Tangguh, Dimas Anggara sebagai Kala, Surya Saputra sebagai Prayogo Adinegara, Jenny Zhang sebagai Sarita Hamzah, Randy Pangalila sebagai Mateo Adinegara, Revaldo sebagai Jagau, Faradina Mufti sebagai Renjana, Fadly Faisal sebagai Gilang, Ario Bayu sebagai Ghani Zulham / Ghazul, Aqi Singgih sebagai Ganda Hamdan, Jourdy Pranata sebagai Farzan Mahendra, Canti Tachril sebagai Nayara Agatha, Mian Tiara sebagai Suster Gayatri, Dian Sastrowardoyo sebagai Dewi Api, Najwa Shihab sebagai Nani Wijaya / Sri Asih pertama, Maudy Koesnaedi sebagai Dewi Asih, dan Chicco Jerikho sebagai Awang / Godam


Salam penikmat perfilman Indonesia! Sudah ditunggu-tunggu sejak Gundala (2019), Sri Asih (2022) menjadi film kedua dari Jagat Sinema Bumilangit bergenre superhero lokal. Walau begitu, secara timeline cerita Sri Asih lebih dulu daripada Gundala. Karena pandemi, film ini cukup lama tertunda namun menontonnya menjadi pengalaman yang mengasyikkan. Sri Asih adalah adaptasi dari buku komik R.A. Kosasih, dengan sutradaranya Upi (Teman Tapi Menikah, My Stupid Boss) begitu pula penulis naskahnya berkolaborasi bareng Joko Anwar (Pengabdi Setan, Perempuan Tanah Jahanam). Film Sri Asih (2022) bercerita tentang seorang gadis yatim-piatu bernama Alana, seorang petinju profesional yang sering bergelut dengan emosinya yang terkadang meluap-luap. Rupanya ada sesuatu di balik amarahnya yang bisa menimbulkan kebaikan bagi orang banyak.

sri asih komik dan versi film live action
Versi komik dan Live Action Film Sri Asih (dok. bumilangit.com)

Sinopsis Film Sri Asih (2022)

Cerita film Sri Asih bermula dari pasangan muda yang menatap gunung Merapi pada tahun 1994. Rupanya tujuan mereka kesitu karena sang calon ibu beberapa kali memimpikan gunung tersebut. Namun nahas tiba-tiba gunung mulai memuntahkan laharnya dan mobil yang mereka naiki tertabrak pohon besar. Sebelum meninggal bersama suaminya, warga sekitar berhasil membantu sang istri melahirkan anak perempuan di usia kandungan yang masih berumur lima bulan.

Anak itu diberi nama Alana dan hidup di sebuah panti asuhan. Suatu kali Alana menolong teman berkacamatanya yang bernama Tangguh dari perundungan anak-anak yang lebih tua dari mereka. Seorang wanita melihat mereka dari kejauhan dan rupanya dia tertarik menjadi ibu angkat dari Alana. Ketika dewasa, Alana menjadi seorang petinju profesional dari didikan ibu angkatnya- Sarita. Wanita itu juga memiliki sebuah tempat pelatihan tinju, sehingga ada beberapa remaja cowok yang menjadi teman Alana pula.

orangtua alana dan kehidupannya di panti asuhan bersama tangguh
Orangtua Alana dan Kehidupannya di Panti Asuhan (dok. teaser Sri Asih)

Kabar Alana yang tidak pernah kalah selama pertandingan tinju, membuat anak pengusaha kaya (Prayogo) bernama Mateo tertantang untuk mengalahkannya. Selama ini Mateo menang karena lawan-lawannya mendapat bayaran atas kekalahan mereka oleh bawahan Prayogo- Jagau. Prayogo juga punya koneksi luas dalam kepolisian, seringkali ia membayar mereka untuk meredam kenakalan sang anak. Jagau sering kesal akan tingkah Mateo namun tidak bisa berbuat banyak. Kali ini Mateo mau tanding dengan Alana. Jagau berusaha mengintimidasi Sarita dengan todongan pistol, dengan meminta Alana berpura-pura kalah di pertandingan lawan Mateo.

karakter tokoh film sri asih
Para Tokoh di Film Sri Asih (dok. kompasiana.com)

Hubungan Mimpi Wanita Bercahaya Api dengan Emosi Alana yang Meledak-Ledak

Alana ternyata mulai memimpikan sosok wanita bercahaya api setelah sekian lama, dengan itu membuat emosinya meledak-ledak dan Sarita menganggapnya belum siap untuk turun di pertandingan. Penolakan Sarita pada perintah Jagau demi melindungi Alana, namun gadis itu tidak ingin pihak Prayogo akan melakukan hal lebih. Alana pergi bertanding tanpa memberitahu Sarita dan setuju untuk berlagak kalah. Sayangnya Alana keterusan karena bisikan gaib untuk melepas amarahnya dan melupakan tujuannya yang datang bertanding. Alana memukul kalah Mateo.

Insiden itu dimanfaatkan oleh suatu pihak, Mateo terbunuh dengan dahi kena tembak dan Alana difitnah menjadi dalangnya hanya karena gadis itu sempat datang ke kediaman Mateo yang sebenarnya dia hanya sampai memukuli para bawahan lelaki itu saja. Ketika Alana datang di RS, bawahan Prayogo melempari ruangan sang ibu angkat dengan bom. Alana kemudian mengeluarkan kekuatannya secara tidak sengaja dan membuat komplotan Prayogo terpental. Seorang lelaki misterius yang beberapa kali mengawasinya dalam pertandingan membantu Alana kabur dari situ.

adu tinju mateo dan alana di ring
Adu Tinju Alana dan Mateo (dok. trailer Sri Asih)

Kelompok Jaga Bumi Memberitahu Alana adalah Titisan Dewi Asih

Alana datang di sebuah rumah nenek kaya dengan kacamata hitam bernama Eyang Mariani yang berasal dari kelompok Jaga Bumi. Lelaki tadi adalah Kala, cucunya Eyang dan mereka memberitahukan jati diri Alana yang sebenarnya ialah titisan Dewi Asih. Alana kemudian mengikuti upacara sakral: menerima kekuatan Dewi Asih seluruhnya. Eyang juga telah menyiapkan kostum untuk Alana dan bisa ia pakai dalam mengemban tugas untuk menggagalkan rencana jahat Prayogo.

Eyang Mariani memberitahu siapa lawan Alana sebenarnya yaitu Dewi Api. Untuk membangkitkan makhluk jahat itu, kelima panglimanya harus bangkit lebih dahulu yaitu perempuan penguasa samudera, bocah lautan (Atlantis?), kelelawar hitam, Ki Wilawuk (sudah bangkit di film Gundala) dan roh setan. Beberapa kasus kebakaran sabotase di pemukiman penduduk miskin, membuat Eyang curiga ini untuk ritual penumbalan 1.000 jiwa. Roh setan akan bangkit dan untuk memberi kekuatan besar padanya maka butuh ritual seperti itu. Eyang mengetahui bahwa kalung Roh Setan ada pada Prayogo, jadi dia mengutus Alana pergi bersama Kala.

alana bersatu dengan sri asih
Kelompok Jaga Bumi dan Titisan Sri Asih (dok. trailer Sri Asih)

Tangguh dan Kala Menjadi Pendukung Alana

Tak sengaja ketika pergi ke suatu rumah susun untuk memantau keadaan, Alana bertemu lagi dengan Tangguh. Lelaki itu masih berkacamata dan tampak culun tapi pekerjaannya seorang jurnalis yang menyoroti pemerintah. Tangguh ikut mendukung Alana. Di sisi lain ada polisi bernama Jatmiko yang terkesan seperti pecundang. Bekerja di lingkungan ‘kotor’ sebagai penjilat pengusaha kaya, juga mendapat tekanan dari sekitarnya seolah pekerjaannya sering mendapat uang haram. Namun Jatmiko akhirnya menemui Alana dkk untuk memberitahukan celah dari Prayogo: akan ada pesta topeng yang nanti dia selenggarakan.

Sementara beberapa hal aneh menimpa gadisnya Mateo dan Jagau yang menghilang entah kemana. Namun pada Jagau, ada sesosok bayangan hitam berjubah yang menguatkan kemungkinan adanya penculikan pada mereka berdua dan bisa saja terbunuh oleh si makhluk.

jagau dan jatmiko di sisi prayogo
Jagau dan Jatmiko di Sisi Prayogo (dok. trailer Sri Asih)

Alana Sebagai Sri Asih Penghalang Bagi Prayogo dan Roh Setan

Alana bersama Kala pergi ke pesta topeng dan menguntit Prayogo dari sana. Mereka berhasil merebut kalung Prayogo, namun ternyata itu bukanlah pusaka Roh Setan. Eyang kemudian teringat bahwa ritual penumbalan 1.000 jiwa harus terlaksana secara bersamaan. Alana kemudian terpikir akan rusun Tangguh yang sebelumnya terbakar dan warganya mengungsi di suatu tempat. Benar saja, Tangguh tidak menemukan informasi keberadaan mereka termasuk tetangganya seorang ibu muda beranak satu. Dia sampai mencari Jatmiko yang juga sama-sama tidak tahu mengenai posisi mereka sekarang. Lantas, siapa sebenarnya yang memiliki kalung Roh Setan dan kemanakah para warga rusun berada, sementara waktu yang Alana dkk miliki makin sempit? Akankah Alana semakin kuat dengan kemampuan dari Dewi Asih?

prayogo dan roh setan di film sri asih
Prayogo dan Roh Setan (dok. trailer Sri Asih)

Mid-Credit Scene yang Menyimpan Kejutan

Nah, seperti Gundala (2019) jangan dulu beranjak setelah film Sri Asih (2022) selesai karena di mid-credit scene ada petunjuk superhero selanjutnya. Ketika bagian ini di bioskop, banyak yang bersorak melihat kemunculan lelaki kuat yang juga adalah teman lama Gundala. Nah, sudah mulai tahu kan siapa? Hehehe. Juga kalau mau nonton film Sri Asih, sebaiknya jangan sampai telat karena di awal akan ada trailer film Virgo and the Sparklings yang nantinya tayang dalam waktu dekat. Keren banget aktingnya Adhisty Zara (Mariposa) dan tone film yang tampak ceria. Semoga bakalan bagus. Nah, sekarang aku mau mengulas film Sri Asih dengan lebih mendalam karena itu berpotensi sebagai SPOILER. 

Kelebihan Film Sri Asih (2022)

Film Sri Asih lebih menyenangkan dan tidak segelap cerita Gundala, dengan beberapa kelebihan yang cukup meningkat daripada terdahulu:

  1. Jajaran artisnya tetap bagus. Pevita sangat cocok memerankan Sri Asih, terlihat kuat sekaligus lembut. Biasanya dia main di genre romance. Demi film ini Pevita yang memang bukan seorang martial arts, tidak segan-segan berlatih semaksimal mungkin selama satu setengah tahun. Sampai ada adegan dimana bibir Pevita pecah betulan loh. Pevita 90 persen melakukan aksi laga tanpa stuntman dan pelatihnya tidak main-main yaitu dari timnya Iko Uwais (The Raid). Keren nggak tuh. Di bagian Pevita menahan emosi dan kemarahan, itu bagus banget aktingnya. Sudah jauh berkembang ketika terakhir dia memerankan sosok Hayati. Eh iya dipikir-pikir, ini jadi film reuni Pevita bareng Reza ya sejak Tenggelamnya Kapal Van der Wijck. Sama-sama berantem juga tuh akhirnya XD
  2. Bukan hanya Pevita, hampir semua di film Sri Asih berperan dengan baik. Reza Rahadian membawakan sosok Jatmiko yang selalu berusaha menahan emosi dengan sempurna. Pemeran pendukung tetap terlihat bagus, lihat saja pemeran Kala yang bisa berkelahi juga walau memang rada selow. Jefri Nichol juga mampu membawakan sosok lelaki muda culun, keluar dari zona nyamannya yang sering mengambil peran sebagai badboy berkarisma.
  3. Ceritanya mudah dimengerti dan runtun. Eksekusi dan pembawaan cerita untuk mengecoh penonton akan siapa Roh Setan lumayan baik. Selain itu pesan moralnya mampu tersampaikan pada penonton.

Kelebihan Film Sri Asih (2022) Bag. 2

  1. CGI yang sangat bagus. Hanya sedikit sekali yang masih terlihat kasar. Mungkin ini film Indonesia terbaik sejauh ini yang pakai CGI dan terkesan mewah. Adegan Pevita yang melempar selendang, berlari cepat hingga menjadi sosok tiga tubuh- itu sangat keren! O iya, bagian Dewi Asih ‘bertemu’ dengan Alana juga sakral sekali, efek visualnya juga cakep. Kayak film-film Cina genre kolosal gitulah. Nah, adegan tengkar Sri Asih vs Roh Setan di ending juga sangat keren. Aku suka sekali ketika mereka terbang dari tempat tinggi hingga mendarat di lantai. Efeknya bagus.
  2. Modal film Sri Asih (20 M) lebih sedikit daripada Gundala (50 M) dan tim produksi bisa memaksimalkannya dengan baik. Terlihat dari kemegahan CGI sampai lokasi syuting berbeda yang berjumlah sekitar 60 tempat. Kostum Sri Asih dibuat oleh perusahaan Movie Monsters, Inc- Los Angeles, sama dengan Gundala. Pelengkap-pelengkap kostum Sri Asih juga bagus (aksesoris telinganya cantik!).
  3. Sinematografinya cakep banget. Cara pengambilan gambar juga bagus. Latar di pabriknya sampai pada pengurungan warga rusun itu keren sih. Latar pesta dan kediaman Prayogo juga terlihat mewah. Aku rasa ornamen dua wayang di dindingnya amat cantik.
  4. Bagian akhir menuju credit scene ada gambar animasi tiap pemain yang berbentuk seperti patung. Itu sangat keren menurutku. Di bagian awal juga ada gambar para karakter komik Bumilangit yang menambah kesan wah akan film ini.

Kelebihan Film Sri Asih (2022) Bag. 3

  1. BGM-nya enak di telinga! Ini mendukung suasananya sebagai film superhero, coba deh kamu dengarkan di Spotify. Walau hanya backsound saja, aku suka yang judulnya Sri Asih Theme. Penyisipan BGM dalam film juga tertata dengan baik.
  2. Cameo banyak dan tak terduga, bayangkan ada Maudy Koesnadi dan Najwa Shihab loh!
  3. Easter eggs yang menarik, seperti buku yang dipegang Tangguh kecil yaitu komik Patriot yang menandakan masa cerita Sri Asih (maklum di Bumilangit ada beberapa jenis masa). Kemudian ada Ki Wilawuk yang muncul di Gundala, rupanya dia salah satu pengawal Dewi Api. Begitu juga Ghazul dan pengikut setianya- Ganda yang sudah muncul di Gundala, kini terungkap motif mereka membangkitkan Ki Wilawuk lewat film Sri Asih ini yaitu untuk membangkitkan villain yang lebih gila lagi- Dewi Api. Lalu penjelasan ending Gundala yaitu munculnya Sri Asih terjelaskan dari filmnya ini. O iya, bahkan anggota BTS yaitu Jimin jadi salah satu nama tokoh di film ini XD
  4. Riset yang baik mengenai mitologi Jawa. Bahkan ada aksara kuno Jawa dalam film ini yang terkesan elegan.
motif wayang dan ada ghazul di film sri asih
Motif Wayang dan Adanya Ghazul (dok. trailer Sri Asih)

Kekurangan dalam Film Sri Asih (2022)

Sekarang aku mau membahas beberapa hal yang bisa jadi kelemahan dari film Sri Asih (2022) yaitu:

  1. Adegan perkelahian dari fighting biasa hingga ketika Alana jadi superhero masih terkesan selow. Semoga di film nanti ketika Pevita muncul memerankan Alana kembali, pergerakannya akan lebih cepat dan tidak terasa ‘menunggu’.
  2. Perpindahan adegan yang terlalu cepat dan terkesan lompat-lompat. Bagian ini masih mirip dengan Gundala. Misalnya nih hilangnya teman wanita Mateo dan Jagau. Ini membuat kemungkinan interpretasi sendiri. Tidak ada jawaban hingga akhir, mungkin tersimpan untuk film berikut? Sebenarnya menurutku, mungkin mereka berdua dibunuh oleh Jatmiko sebelum Prayogo menyadari bahwa dialah yang mungkin membunuh Mateo. Soalnya ada adegan dimana Prayogo memberi perintah untuk mencarikan teman wanita Mateo di depan Jatmiko dan Jagau. Prayogo menyadari ada sesuatu yang aneh.

Kekurangan dalam Film Sri Asih (2022) Bag. 2

  1. Pengembangan karakter Alana terasa tidak sempurna. Di babak pertama, film cukup menunjukkan karakter Alana kecil dengan baik. Walau akan lebih bagus kalau ada adegan dia kebingungan dengan sikapnya yang kadang tak terkendali. Jadi pertengkarannya lebih dari sekali gitu Lalu cara Alana menekan emosinya belum terasa. Nanti sudah ‘bersatu’ dengan Sri Asih, Alana seketika jadi pribadi berbeda. Akan lebih baik kalau ditunjukkan bagaimana Alana beradaptasi dengan kekuatan Sri Asih-seperti berlari cepat, terbang atau menggunakan selendang merah. Memang Alana adalah titisan jadi semacam reinkarnasi gitulah, sementara Gundala kekuatannya berasal dari pemberian (tidak langsung) jadi dia banyak berlatih. Hanya saja minimal dikasih lihatlah Alana takjub kepada dirinya sendiri.
  2. Mirip dengan Gundala, fokus cerita bukan hanya pada tokoh utama sehingga sempat terasa kehilangan arah. Alana belum terlihat ‘mengembangkan’ karakternya, lalu dijejalkan dengan cerita-cerita lain dan berakhir melawan musuh yang tergolong kuat.
  3. Kostum yang tersedia secara instan tanpa pengenalan. Bagaimana pihak Jaga Bumi bisa mendapatkan ukuran pas Alana? Agak cringe gitu kalau mereka menyelidiki Alana diam-diam. Warna atau bentukan kostum yang akan lebih bagus dijelaskan filosofinya oleh Eyang. Selendang Alana yang terasa seperti tempelan saja, kupikir akan ada cerita di baliknya.
  4. Proses pengenalan kelompok Jaga Bumi terasa kaku. Itu terasa dari pemakaian proyektor, lalu bisa-bisanya Alana langsung percaya begitu saja akan penjelasan Eyang. Oke memang beliau tampak kaya, tapi bisa saja ternyata dia adalah pihak jahat kan?
  5. Cara berpikir Prayogo. Dia adalah seorang pengusaha kaya yang pastinya cerdas. Mateo terbunuh dengan bekas tembakan pada dahinya. Masa Prayogo menerima mentah-mentah kemungkinan Alana membunuh anaknya? Alana jago tengkar loh bukannya nembak. Tidak ada adegan Prayogo menelusuri apa penyebab kematian Mateo dengan intens. Berlebihan sih dia sampai nyuruh nge-bom ruangan RS yang terlalu membutuhkan usaha: salah satunya pasti bayar ganti rugi ke pihak RS atau menyuap polisi.

Kekurangan dalam Film Sri Asih (2022) Bag. 3

  1. Keluarga Prayogo yang aneh. Mereka sebenarnya nyembah siapa dan dapat ajarannya darimana? Apa mentornya Ghazul sampai Prayogo itu dikira Roh Setan hanya dengan kalungnya yang ternyata salah model? Ajarannya seolah memang belok dari kenyataan yang ada.
  2. Siapa sosok Roh Setan mulai di babak pertengahan sebenarnya mudah ditebak. Aku pertama tidak baca sama sekali siapa saja karakter di film ini, langsung nonton saja. Jadi aku pikir Jatmiko ini Tangguh. Kala muncul, aku pikir mungkin dia si Tangguh. Kemudian si Tangguh yang sebenarnya muncul. Nah, Jatmiko bersikap aneh mulai dari kemunculan burung hitam bermata merah yang sering bersama Ghazul. Dari situ aku mulai menangkap ada sesuatu yang tidak beres, ditambah kematian Mateo karena tembakan kan. Siapa lagi yang punya senjata, tidak mungkin Jagau berani bunuh bos mudanya- karena karakternya sejak awal cuma bisa mengeluh saja. Terus ada adegan ketika Ghazul bilang untuk jadi Roh Setan harus punya dendam kesumat gitulah. Si Prayogo sejak awal terlihat berkalung dan tidak terlihat punya dendam, nanti kematian Mateo baru mulai ada rasa tersebut.
  3. Pemain sampingan seperti dua tokoh terdekat Alana di tempat latih tinju terasa hilang dari pertengahan hingga akhir film. Berasa hanya pelengkap. Setelah Kala dan Tangguh muncul, mereka terkesan diabaikan.
  4. Adegan yang terasa tidak perlu, misalnya pada pesta topeng Prayogo. Sebenarnya Sri Asih bisa saja menguntit Prayogo dengan cepat tanpa perlu pesta segala. Terkesan pesta itu hanya semacam sindiran bagi para koruptor yang suka memakai ‘topeng’.
  5. Pada bagian ending ketika selesai melemparkan bom, kostum pada bagian dada Sri Asih terlihat ada bekas terbakar. Tapi ketika dia muncul bersama anak tetangganya Tangguh, itu kelihatan kostumnya tidak apa-apa.

Film Bermakna Dalam dan Politis

Makna yang kita bisa petik dari film Sri Asih (2022) yaitu bagaimana mengendalikan emosi terlebih kemarahan dalam diri dan menjadikannya sebagai energi positif yang berguna bagi sesama. Selain itu, memiliki kekuasaan dan kekayaan bukan berarti menjadi pembenaran kita memandang remeh orang lain yang status sosial atau kepemilikannya berada di bawah. Misalnya sikap Prayogo dan Ghazul.

Kata-kata Prayogo di sisi lain terasa kocak (yah mungkin saja ada memang di luar sana yang berpikiran sama dengan dia) karena kalau semua jadi orang kaya-siapa yang membantu untuk mengurus kebutuhan mereka? Tidak mungkin semacam businessman yang tidur sehari saja mungkin hanya lima jam, masih harus mengurus urusan rumah tangga macam memasak-membersihkan rumah (apalagi kalau ukurannya gede)-dan lainnya kan?

Atau juga perkataan tetangga rusunnya Jatmiko yang pesimistis akan pihak kepolisian, lebih ke menghakimi gitu. Sampai suruh anaknya buang uang pemberian Jatmiko. Instansi berbeda dengan oknum, tidak mungkin satu instansi semuanya ‘kotor’. Memangnya si tetangga pernah lihat Jatmiko dapat suap gitu? Kan nggak XD

Ayo Segera Tonton Sri Asih!

Film Indonesia dengan tema superhero wanita ini sayang jika kamu lewatkan, masih ada di bioskop kok. Aku sangat senang film ini terasa peningkatannya dari yang terdahulu, sangat menyenangkan menontonnya. Walau memang pengembangan karakter masih lebih dalam tergali pada Gundala, namun film ini tetap terasa keren kok. Ayo segera nonton sebelum turun layar, supaya film-film Bumilangit akan bermunculan terus nantinya 😀

cuplikan ending gundala
Cuplikan Ending Gundala dan Penampilan Sri Asih (dok. Screenplay Films)

Quotes menarik dari film Sri Asih (2022):

“Jika kamu membiarkan kemarahan menguasai diri kamu, maka suatu hari dia akan menghancurkan diri kamu.” ~ Sarita

“Tidak semua orang bisa dibeli dengan uang, non.” ~ Jatmiko

“Kalau ada yang menindas kamu, lawan. Kamu harus tangguh seperti nama kamu.” ~ Alana

 

Rating versiku : 4/5

Trailer bisa lihat disini:

 
Share :

admin

Leave a comment

Kembali ke atas
error: Nggak boleh dicopy. Share link saja ya