[Review Novel] To Tame A King

Judul Novel : To Tame a King;

Pengarang : Carmen La-Bohemian;

Tahun Terbit/ Cetakan: 2017 / I;

Penerbit : Dark Rose Publisher;

Genre/Rate : Historical, Romance / Dewasa – 21+;

Negara Asal : Indonesia;

Tebal Buku: 313 hal.


Hai. Ini review buku pertama di postyrandomblog. To Tame a King menjadi novel pertama dari Carmen La Bohemian yang kubaca di wattpad. Senangnya karena bukan hanya lewat e-book, tapi versi lengkapnya bisa kubaca langsung dalam versi cetak. Buku yang diterbitkannya melalui self-publish dan ada beberapa juga yang masuk dalam Play Books. Genrenya memang diperuntukkan untuk dewasa dan kebanyakan ero. Tapi yang tidak terlalu eksplisit dan ceritanya menarik ada di novel ini dan beberapa novel lainnya. Nanti akan aku rekomen apa saja novelnya yang menarik 😀

Pertemuan Tak Menyenangkan Melanie dengan Raja

Cerita novel To Tame a King bermula di sebuah negeri Timur Tengah bernama Medjhania. Heroine kita yakni Melanie, orang Indonesia yang bekerja pada perusahaan minyak berskala Internasional yang berlokasi di Jakarta sebagai sekretaris direktur operasional. Dia pergi ke sana mendampingi bosnya untuk menandatangani suatu kontrak. Mendapatkan cuti beberapa hari, dia mengunjungi pasar tradisional dan tertarik mendengarkan ramalan seorang nenek. Pergi ke Padang Shahhira dan menemukan oase.

Mengikuti saran sang nenek tanpa ragu, dia malah menemukan banyak kesialan di Padang Pasir itu. Badai besar yang hampir menelan jiwanya, kemudian ada lelaki angkuh yang menolongnya darisana dan membawanya ke tempat yang tidak pernah ia bayangkan: istana kerajaan Medjhania. Yang lebih parah lagi, lelaki itu adalah sang raja dan bahkan melamarnya!

Tetapi ini bukanlah kisah Cinderella. Raja yang bernama Thaher itu memintanya untuk menjadi ratu agar menstabilkan posisinya. Dia menawarkan pernikahan kontrak selama dua tahun. Semula Melanie ingin menolak, tetapi Thaher menawarkan kemewahan bahkan hingga akhir hidupnya, sehingga dia yang hanyalah gadis yatim piatu yang dulunya dibesarkan di panti asuhan tidak perlu bersusah payah lagi. Semua akan memandang hormat padanya jika kembali lagi di Indonesia. Jika menolak maka hidupnya pun akan terancam.

Pernikahan Tak Terduga Bagai Cinderella Modern

Perlahan Melanie mengetahui alasan mengapa sang raja memilihnya. Dia adalah orang asing. Kapan saja dia terbunuh, tidak akan membuat sang raja patah hati. Thaher memiliki tunangan sebelumnya yang bernama Putri Sofia. Dia sejak kecil jatuh cinta pada sang putri. Namun karena gejolak politik di kerajaan, membuat Thaher ingin melindunginya dan memilih untuk tidak menikahinya. Sang putri bisa saja akan terbunuh. Gejolak karena Putra Mahkota yang dulunya dikabarkan terbunuh kembali dan menuntut haknya. Ayah Thaher yang menjadi raja akhirnya dibunuh oleh paman Thaher sendiri. Sewaktu-waktu dia bisa saja kembali lagi dan memberikan perlawanan pada kerajaan.

Melanie hampir dibunuh oleh seorang pelayan wanita ketika menyelinap dari pesta. Untunglah Thaher sigap menolongnya. Sejak itu, dia meminta pelatihan berkuda, memanah dan keahlian pedang. Adu mulut diantara mereka sering terjadi namun akhirnya dengan tekad kuat, Thaher menyanggupinya.

Thaher menyuruh Xerxes, panglima perang yang bertugas di perbatasan, untuk memberikan pelatihan kepada Melanie. Xerxes adalah sahabat dan orang kepercayaannya sejak kecil. Mereka juga mengikuti pelatihan militer bersama di Inggris. Ia memintanya untuk melatih dengan sungguh-sungguh, tanpa menghiraukan status sang Ratu.

Raja Cemburu, Melanie Juga Pada Mantan Tunangannya

Namun kehadiran Xerxes malah membuatnya cemburu walaupun semula tidak disadarinya. Thaher bahkan sampai mencium Melanie ketika mereka adu mulut seusai latihan.

Thaher sempat menghindar, namun Melanie mendatanginya dan meminta izin untuk melakukan kegiatan sosial di panti asuhan selagi sang raja pergi ke kamp pengungsian. Mereka sempat bertengkar dan membuat Thaher merasa Melanie benar-benar ingin menjadi ratu. Dia mengajukan pada Melanie agar dia berperan tidak setengah-setengah, bukan hanya menjadi ratu tetapi seorang istri pula. Melanie mengatakan dengan jujur bahwa ia ingin dihormati oleh raja. Dia tidak ingin mendengar Thaher berkata-kata kasar dan sarkas lagi padanya.

Sejak itu mereka berdua sama-sama berubah dengan saling memahami dan menghormati. Melanie memuji sikap Thaher yang mau merangkul rakyat perbatasan yang dulunya radikal dalam kamp pengungsian. Begitu pula Thaher menyiapkan Melanie dalam kunjungannya ke panti asuhan dan melakukan konferensi pers dengan baik. Thaher perlahan menyukai Melanie yang hebat dan cantik. Sementara Melanie berusaha menekan jantungnya yang berdebar kencang ketika berdekatan dengan Thaher. Sang raja mulanya memberikan izin, pelatihan, kain yang cantik untuk baju kunjungannya, bahkan sampai perhiasan yang indah. Kemudian Thaher memintanya untuk ikut ke Wina.

Raja-Melanie Makin Mesra

Di Wina, banyak adegan mereka yang membuat aku cengar-cengir. Membuat baper. Mulai dari kata-kata Melanie bahwa dia membeli bola kristal dengan tema salju karena sangat menyukainya, adegan dansa dan salju yang benar-benar turun di Wina. Adegan Thaher berlari bersama Melanie menghindari pengawal mereka dan menyelinap di suatu tempat. Menyendiri dan mulai saling membuka hati 😀

Dari Wina, mereka semakin dekat dan berhubungan seperti suami-istri beneran. Walau begitu, masa itu tidak selamanya ada dan perlahan runtuh ketika Thaher menyinggung soal kehadiran anak. Thaher merasa dirinya sudah tidak muda lagi, ia 33 tahun dan Melanie masih 25 tahun. Melanie merasa kesal dan marah, takut putri Sofia yang akan merawat anaknya kelak ketika mereka berdua bercerai. Hubungan dekat mereka memang tidak diiringi dengan pernyataan, karena itu Melanie menganggap mereka tetap akan bercerai. Padahal Thaher sendiri merasa terikat dan menyayangi Melanie.

Perang dingin terjadi diantara mereka berdua. Melanie kemudian menyadari perkataannya mungkin berlebihan dan membuat Thaher terluka. Dia pergi ke kediaman Thaher untuk menemuinya, tapi malah melihat Thaher sedang mengejar Putri Sofia. Melanie pergi bersama kuda Thaher keluar istana sekedar berjalan-jalan melampiaskan kesedihannya. Namun dia malah bertemu dengan Ghalib, paman Thaher yang menjebak untuk pergi ke kediamannya.

Raja Melepas Melanie

Untunglah Thaher mengetahui rumah Ghalib dan menolong Melanie yang hampir terbunuh. Disini aku rasa penyelesaian cerita sangat cepat. Melanie tertembak namun Thaher berhasil membunuh Ghalib.

Ketika Melanie dirawat, Thaher tidak menemuinya. Hanya beberapa hari setelahnya Thaher baru mengunjunginya. Melanie yang selalu saja menyimpulkan hal yang salah, secara tidak langsung memaksa Thaher untuk melepaskannya. Thaher menyanggupi permintaannya dan memulangkan Melanie ke Indonesia. Xerxes sempat mengatakan pada Melanie bahwa Ghalib mempunyai putra. Namun dia tidak memahami sampai Thaher kembali menemuinya di Indonesia. Ternyata itulah alasan Thaher untuk memulangkannya. Dia tidak ingin Melanie terluka lagi. Berkat Xerxes dia sadar, bahwa Melanie adalah ratu yang tangguh. Walaupun nanti mungkin akan ada pendukung Ghalib yang memberontak, dia tetap membutuhkan Melanie di sisinya, dia adalah ratu yang tidak mudah dikalahkan, eyaaah.

Teringat Drama Korea Princess Hours

Ending novel To Tame a King-nya pasti bahagia ya, namanya juga cerita historikal khas novel-novel Harlequien begini. Tapi proses dalam cerita ini yang akan membuatmu baper dan tertawa melihat betapa kerasnya mereka berdua, lalu kemudian perlahan mereka sama-sama saling memahami. Ceritanya memang sederhana, kalau mau dibilang agak mirip dengan drakor Princess Hours. Tradisi yang diceritakan disini ada yang lucu. Setelah malam pertama mereka, seprai yang dipakai akan dipamerkan di balkon kerajaan, menunjukkan ‘darah perawan’nya ratu hahaha 😀

Aku suka dengan istilah-istilah Arab dan penjelasannya dalam cerita ini. Latar yang diceritakan dengan baik di Wina, membuatku jadi ingin kesana.

Typo atau salah pengetikan hanya satu, di halaman 114, dayang Nasira tiba-tiba namanya ditulis menjadi Farah, kemudian Nasira lagi. Kosakata mudah dimengerti, tidak ada yang sulit dan jarang didengar.

Quotes Penuh Cinta

Untuk ulasan novel selanjutnya bisa baca disini. Lumayan banyak quotes dari novel To Tame a King yang menarik diantaranya:

Cinta saja tidak cukup untuk memberinya perut yang kenyang ataupun tempat tidur yang hangat. Cinta saja tidak akan bisa memberikan apa yang sejak kecil selalu dimimpikannya. Tidak ada satupun yang diinginkan oleh Melanie saat itu yang bisa diberikan oleh cinta. Cinta saja tidak akan cukup membuatnya bahagia (hal. 48)

“Emosi akan mengaburkan penilaian dan objektivitas seseorang,” kata Xerxes pada Melanie (hal.167)

Melanie seperti lapisan pembungkus hadiah yang harus dilepaskan pelan-pelan demi menemukan kejutan di dalamnya. Setiap lapisan pembungkus terdiri atas corak yang berbeda dan kadang saling bertolak belakang sehingga Thaher tidak bisa menebak apa yang selanjutnya akan ia temukan (hal. 207)

“Hanya saja terkadang anak yatim-piatu tidak mendapatkan hak dan kesempatan yang sama. Hanya karena mereka tidak lagi memiliki keluarga yang utuh, bukan berarti tidak ada harapan untuk hidup yang lebih baik di masa depan,” kata Melanie pada Thaher (hal. 218)

Bagaimana mungkin ia akan pernah siap untuk pergi jika semua yang tak pernah didapatkannya kini ia temui di sini? pikir Melanie (hal. 292)

novel to tame a king

Rating versiku : 5/5

 
Share :

2 thoughts on “[Review Novel] To Tame A King

    1. kamu bisa cari di google books ya. klo mau pdf sih boleh cari lihat di google siapa tahu ada hehehe 😀

       

Leave a comment