[Review Film] Scary Stories to Tell In The Dark (2019)

Judul Film : Scary Stories to Tell In The Dark (2019);

Tgl Rilis : 7 Agustus 2019 (di Indonesia);

PH : CBS Films, Entertainment One, Lionsgate;

Genre/Rate : Horror, Mystery / 17+;

Negara Asal : USA, Kanada;

Waktu : 108 Menit;

Pemain : Zoe Colleti sebagai Stella Nicholls, Michael Garza sebagai Ramón Morales, Gabriel Rush sebagai August “Auggie” Hilderbrandt, Austin Abrams sebagai Tommy Milner, Dean Norris sebagai Deputy Roy Nicholls, Gil Bellows sebagai Police Chief Turner, Lorraine Toussaint sebagai Lou Lou, Austin Zajur sebagai Chuck Steinberg, Natalie Ganzhorn sebagai Ruth Steinberg, Kathleen Pollard sebagai Sarah Bellows


Hai. Film horor Scary Stories to Tell in The Dark (2019) yang disutradarai André Øvredal berdasarkan buku berjudul sama karangan Alvin Schwartz dan diproduseri oleh Guillermo del Toro ini semula tidak masuk dalam daftar film yang ingin kutonton di bioskop. Film yang masih diputar ini menimbulkan rasa penasaran sejak aku melihat beberapa orang merekomendasikannya di medsos dan kuputuskan untuk menontonnya kemarin. O iya, film horor lain bisa kamu baca review-nya disini.

Film ini dibuka dengan latar tahun 1968 (jaman emak masih bayi ini), dimana sekelompok anak muda merayakan pesta Halloween di sekolah dengan kostum hantu. Tiga remaja yaitu Stella, Auggie dan Chuck pada akhirnya berantem singkat melempari mobil berandal sekolah, Tommy Milner. Tommy kemudian mengejar mereka sampai di bioskop mobil. Nah, ini tempat yang unik karena di lapangan luas yang ada layar tancapnya diputar film yang dinikmati orang di dalam mobil.

Stella dkk Bertemu Ramon yang Misterius

Mereka bertiga bersembunyi naik di dalam sebuah mobil milik imigran bernama Ramon. Walau Tommy menemukan mereka, namun dia berhasil diusir tanpa mereka bertiga keluar dari mobil oleh pengemudi lain karena menghalangi layar. SEtella sempat bersedih karena disinggung Tommy soal ibunya yang pergi ketika dia kecil. Nah, mungkin karena galaunya dia memberikan ide agar di malam Halloween itu mereka bersenang-senang masuk dalam rumah hantu. Rumah yang sudah lama ditinggalkan pemiliknya lengkap dengan pabrik (kertas kalau tidak salah).

Rumah itu menjadi legenda di daerah kecil dimana mereka tinggal. Konon dulunya sekitar 100 tahun lalu, ada gadis bernama Sarah Bellows yang tidak diakui keluarganya. Mereka lebih suka mengurung dia di dalam ruangan tertutup. Dia suka membacakan cerita pada anak-anak kemudian membuat darah mereka menjadi tinta dalam bukunya.

Mereka dikerjai oleh Tommy, yang datang bersama pacarnya Ruth, yang adalah kakak dari Chuck. Auggie juga dikerjai oleh Chuck, namun malah berbalik menimpa dirinya sendiri dengan penampakan. Hahaha. Stella masuk ke dalam kamar Sarah dan menemukan buku usang. Nampaknya legenda itu adalah kenyataan. Dia bahkan meminta Sarah membacakan kisah untuknya. Creepy amat ya. Namun akhirnya mereka dapat lolos dari rumah itu.

film scary stories to tell 2019
Auggie, Chuck, Ramon & Stella

Kejadian Aneh Terjadi Sesuai yang Tertulis di Buku

Nah, kejadian aneh mulai menimpa mereka satu demi satu dimulai dari Tommy. Kisahnya yang membenci orang-orangan sawah tertulis di buku Sarah dengan sendirinya, seperti ditulis dengan darah yang masih basah. Satu demi satu mereka menghilang dan diteror dengan monster dan hal aneh dari Sarah.

film scary stories to tell 2019

Satu-satunya cara mereka yaitu mulai menyelidiki kasus Sarah dan menemukan kebenaran di dalamnya. Siapa yang bakalan selamat atau tidak sama sekali, mengingat banyak halangan yang akan mereka hadapi?

Dijamin film ini walau ide ceritanya rada klise tentang sekelompok remaja naif mencari teror sendiri dengan masuk ke rumah kosong terkenal angker, tetap menarik untuk disimak kok. Jumpscare-nya walau sedikit, tapi mampu membuat kita akan teringat hingga di tempat tidur hehe. Pun para aktor-aktris yang kebanyakan muda disini mampu memainkan peran mereka dengan apik. Nonton film ini laiknya Goosebumps, teror monster dan hantu berkaitan dengan buku. Tidak seram amat, namun kisah dalam film ini mampu membuat kita bersimpati pada para tokohnya. Sedih iya, komedinya ada juga sedikit.

Grafis Oke, Plot Cerita Rapi

Nah, selanjutnya aku mau mengomentari film ini dengan banyak kandungan spoiler di dalamnya. SPOILER. Jadi kalau tidak mau, jangan dibaca lanjut ya hehehe.

Dalam segi grafis, menakutkan juga ya melihat makhluk mirip zombie berusaha mencari jari kakinya yang sempat diemut si Auggie. Err, geli gimana ya ngelihat adegan ini. Pun si makhluk Jangly Man yang bisa memisahkan diri dan membentuk dirinya utuh lagi, seram sih. Grafisnya cukup oke.

Plot cerita juga rapi. Tersusun apik dengan kisah para tokoh, jadi tidak terasa kita harus bersimpati sama Stella terus. Kisah dari semua kisah yaitu pada sosok Sarah, menyedihkan sekaligus membuat pembelajaran bagi Stella untuk jangan menyerah. Walau terkurung oleh keluarganya, dia masih tetap berkarya. Eyah.

Film ini juga menyoroti hubungan keluarga. Kesedihan yang dialami Sarah menjadi tragedi. Begitu juga hubungan Stella dan ayahnya yang sering pergi keluar rumah. Stella merasa kesepian dan suka menyendiri dengan menulis kisah horor. Dia ditinggalkan sang ibu. Jadi kesepiannya sekilas mirip Sarah. Karakter di film ini seperti kebanyakan film horor pada umumnya. Ada Ruth dan Auggie yang tidak percaya hantu, Chuck yang rada penakut, Ramon pemberani dan Stella yang kutu buku juga suka menyentuh benda asing. Komplit.

Kisah Bisa Menyakiti, Juga Bisa Menyembuhkan

Si Ruth beruntung ya tidak sampai mati dan hilang. Aku kesal sih sebenarnya dengan ending film ini. Intinya, Stella dan dua orang yang lain selamat namun masih berusaha mencari keberadaan yang hilang. Gantung euy! Tommy sih nakal amat, tapi yang lainnya itu kan bikin nyesek ah. Mana satunya hilang begitu saja, yang satu ditelan monster gemuk. Dalam hati aku bersuara ‘Yaaah… semudah itu???’ hahaha.

film scary stories to tell 2019
Ruth

Ngomong-ngomong, soal musik dan bunyi horor, lebih bagus daripada hantu monsternya. Musik di awal film tentang penyihir berasa musik modern dan asyik di telinga. BGM juga bagus dan tidak menyakitkan telinga. Aman tapi mencekam. Banyak terdengar lantunan music box disana-sini, suasananya yang kelam mengingatkanku akan Harry Potter. Hehe.

Aku setuju dengan quote dari film ini: “Kisah bisa menyakiti, kisah bisa menyembuhkan”. Berkat kisah yang ditampilkan Stella kemudian, dia menceritakan kebenaran akan sosok Sarah dan menyembuhkannya. Kisah membuat sedih sekaligus bahagia. Jika tidak ada kisah, kita tidak akan tahu masa lalu dan belajar dari pengalaman eyaaah.

Film Scary Stories to Tell in The Dark (2019) bukanlah film abal-abal walau gaungnya tidak terasa dari jauh hari. Posternya yang kelam seperti pendongeng jaman dulu yang rada sadis, membuatku sempat penasaran. Film ini cocok untuk kamu yang ingin hiburan teriak-teriak layaknya masuk ke rumah hantu. Masih di bioskop, semoga bisa lama diputar berhubung banyak film lokal yang akan menyerbu juga 🙂

Rating versiku : 4/5

Trailer bisa dilihat disini :

 
Share :

Leave a comment