[Review Film] Gundala (2019)

Judul Film : Gundala (2019);

Tgl Rilis : 29 Agustus 2019;

PH : Screenplay Films, Bumilangit Studios, Legacy Pictures;

Genre/Rate : Action, Adventure, Superhero / 13+;

Negara Asal : Indonesia;

Waktu : 123 Menit;

Pemain : Abimana Aryasatya sebagai Sancaka/Gundala, Muzakki Ramdhan sebagai Sancaka kecil, Tara Basro sebagai Wulan/Merpati, Pritt Timothy sebagai Agung, Bront Palarae sebagai Pengkor, Ario Bayu sebagai Ghazul, Rio Dewanto sebagai Ayah Sancaka, Marissa Anita sebagai Ibu Sancaka, Cecep Arif Rahman sebagai Swara Batin, Asmara Abigail sebagai Desti Nikita, Hannah Al Rashid sebagai Camar, Aqi Singgih sebagai Ganda Hamdan, Lukman Sardi sebagai Ridwan Bahri, Zidni Hakim sebagai Dirga Utama, Donny Alamsyah sebagai Fadli Aziz, Tanta Ginting sebagai Ito Marbun, Daniel Adnan sebagai Tanto Ginanjar, Cornelio Sunny sebagai pelukis, Aming sebagai pemahat, Chicco Jerikho sebagai Awang/Godam, Fariz Fajar sebagai Awang kecil, Dimas Danang sebagai Hasmi, Pevita Pearce sebagai Sri Asih, Chelsea Islan sebagai Tira, Arswendi Nasution sebagai Ferry


Salam superhero Indonesia! Film Gundala (2019) ber-tagline “Negeri Ini Butuh Patriot” dengan strategi marketing yang cukup baik dan dari jauh hari telah menampilkan sisi terbaiknya dari trailer juga berita seputar aktornya. Aku nonton di hari pertamanya rilis setelah lama menanti film pembuka dari Jagat Sinema Bumilangit, yang kalau di Hollywood itu seperti DC atau Marvel dengan Avengers-nya ini.

film gundala (2019)
Gundala dalam era Patriot

Gundala ada Webtoon-nya Loh!

Film Gundala (2019) besutan Joko Anwar yang terkenal sebelumnya dengan film Pengabdi Setan ini, mengisahkan tentang Gundala yang lebih manusiawi dengan latar belakang kuat yang membuat orang akan simpatik dibandingkan versi komik lamanya. Lebih mirip ke webtoon sih dengan judulnya Gundala: Son of Lightning, pekerjaan Gundala sehari-harinya adalah petugas keamanan sebuah perusahaan. Versi komik rilis pada tahun 1969 oleh Harya Suraminata (Hasmi) yang terinspirasi pada legenda Ki Ageng Selo, sosok sakti yang mampu menangkap petir dengan tangan. Gundala berasal dari bahasa Jawa ‘Gundolo’ yang artinya petir.

Sebelum menonton film ini, janganlah berekspektasi terlalu tinggi namun tetap wajar antusias menghadapi film Indo dengan genre langka. Jangan membandingkan dengan film luar yang budget dan teknologi yang dipakai pasti mumpuni, sehingga membuatmu berpikir ini film yang rada ikut-ikutan Avengers pastilah jelek. No. No. Oh ya, review dibawah berpotensi sekali SPOILER, jadi kalau mau lanjut dan tidak ingin terganggu, langsung saja sroll ke bagian paling bawah ya untuk melihat rating. Postingan dibawah ini memang sangat direkomendasikan bagi yang sudah nonton pelis.

film gundala (2019)

Awal Mula Kehidupan Gundala yang Memprihatinkan

Cerita film Gundala (2019) bermula di kampung kumuh yang berlatar pabrik besar. Seorang anak bernama Sancaka mengalami kejadian pahit dengan kehilangan ayahnya yang ikut demo buruh di suatu pabrik. Ayahnya mati ditusuk entah siapa dalam keributan itu, sementara Sancaka merasa terpukul karena gagal memperingatkan kawanan ayahnya yang termakan kebohongan salah satu teman buruh. Dari situ juga Sancaka mengeluarkan kekuatan petirnya sehingga banyak orang terpental.

Ibunya pun kemudian pergi keluar daerah untuk mencari kerja karena uang mereka tinggalah sedikit. Janji hanya sehari lalu akan pulang ternyata tidak ditepati. Berhari-hari Sancaka menunggu ibunya dengan lapar, bahkan ada adegan ironis dimana dia menendang makanan dari tetangganya yang secara tidak langsung membuat ayahnya terbunuh. Kemudian dia memungut makanan itu dari tanah dan memakannya. So sad. Joko mampu mempermainkan emosi penonton.

Begitu pula ketika Sancaka terpaksa meninggalkan kampungnya dan pergi ke kota yang disebut Jakarta. Sebelum itu dia dikejar-kejar gerombolan anak nakal sampai ditolong oleh anak seperti dirinya yang tanpa orangtua bernama Awang. Dia lebih tua dan tahu beladiri, mengajarkannya banyak hal termasuk filosofi untuk tidak ikut campur urusan orang. Menurut pengakuannya, dia pernah diurus oleh keluarga kaya namun sering disiksa jadi dia kabur dan hidup sendiri dengan keras. Nah, Awang akan pergi ke Tenggara dengan kereta yang mengangkut buah dan sayur. Sayang Sancaka tidak dapat mengejar keretanya dan mereka berpisah.

film gundala (2019)

Sancaka Dewasa Menyadari Kekuatan Misterius dalam Tubuhnya

Sancaka dewasa bekerja sebagai satpam di perusahaan percetakan koran dan tinggal di kos kumuh. Dia dekat dengan satpam tua dan orang di kos bernama Wulan dan adiknya, Tedy. Nah, Sancaka semula tidak ingin peduli pada nasib pencopet, ataupun preman yang lalu lalang. Bahkan pada pasar yang dibakar oknum dan membuat Wulan resah. Namun akhirnya dia mulai peduli, apalagi ada kekuatan yang semakin terasa dalam tubuhnya. Bayangkan gerombolan preman mengeroyoknya sampai menjatuhkannya dari atas gedung, tak membuat Sancaka mati! Bahkan dia kembali pulih ketika disambar petir. Pun ketika dia marah petir akan menyambarnya lagi dan memberi kekuatan.

film gundala (2019)

Sementara adegan teralih pada suasana politik dalam DPR, dengan latar baju dan suasana ala Orde Baru. Ada dua kubu yang terlihat jelas, kayak aku nonton film saeguk kerajaan Korea. Yang kubu jahat dikuasai oleh pengusaha bernama Pengkor dengan wajah sebelah yang rusak dan berjalan dengan tertatih-tatih. Dia ini seperti mafia, karena masa kecilnya diperlakukan buruk. Ayahnya difitnah dan dia sendiri hampir mati terbakar. Bahkan adik ayahnya menitipkan dia ke panti asuhan kejam agar dia terbunuh. Namun Pengkor dengan sifat kerasnya, memimpin pemberontakan bersama anak panti lainnya untuk melawan para pengurus. Dia terkenal baik dengan menyekolahkan para anak yatim sesuai yang mereka mau dan sekaligus bisa membentuk mereka untuk menjadi “alat” dalam mencapai tujuan.

Kubu yang lain diprakarsai oleh Ridwan Bahri yang menolak tunduk pada Pengkor. Anggota DPR yang lain banyak diculik atau dibunuh oleh Pengkor, hampir saja Ridwan bernasib sama jika tidak ditolong oleh Sancaka.

Menjadi Gundala dengan Kostum Sederhana

Sancaka yang menyadari kekuatan petirnya perlahan mulai membantu orang lain berkat dorongan teman satpamnya dan Wulan. Dia membuat kostumnya sendiri dan beberapa kali muncul di saat yang dibutuhkan rakyat. Misalnya melawan preman. Namun sayang sih, tidak ditampilkan banyak dan sebenarnya bisa dimunculkan dalam berita-berita TV maupun internet, jadi di bagian ini aku bingung dia bisa jadi terkenal apalagi di kalangan DPR.

Sancaka dan Wulan dkk mencari tahu mengenai siapa pelaku pembakar pasar, menemui titik terang seorang pemusik yang katanya anak angkat Pengkor. Namun belum dicegat sudah terbunuh karena tertabrak mobil dan aku curiga yang nyuruh adalah orang lain yang sok dekat dengan Pengkor, yaitu Ghazul. Karena Pengkor terlihat sedih karena pemusik itu mati. Ghazul ini sosok jahat lain yang kerjasama dengan lelaki botak, yang nantinya di ending akan lebih sadis lagi, lebih jahat dari Pengkor.

Ridwan hampir saja terbunuh oleh penari topeng yang terletak di belakang kepala, hobinya berjalan mundur dan silatnya juara, yang diperankan Cecep yang baru saja main di John Wick 3. Aku baca di inet, Cecep juga yang banyak mengarahkan gaya perkelahian di film ini. WOW.

Siasat Hoaks Pengkor untuk Melawan Gundala

Nah, ada peristiwa yang lebih pelik lagi yaitu adanya racun yang disuntikkan dalam karung beras dengan video yang tersebar dimana-mana. Menimbulkan reaksi hanya pada ibu hamil dengan mulut berbusa dan kemudian nantinya akan melahirkan anak amoral. Kemudian ada serum anti racun itu yang akan dibagikan dan banyak disetujui anggota dewan. Namun ternyata itu hanyalah siasat Pengkor. Racun itu hoaks dan serum itulah racun sebenarnya! Nah, demi mengatasi hal itu Sancaka berusaha untuk mencegah setelah diberitahu Ridwan. Padahal saat itu dia akan pergi mencari ibunya.

Ibu Sancaka seperti yang kuduga dikenal oleh Wulan. Sejak awal ada dialog Wulan yang mirip dengan kata ayahnya Sancaka, juga perlakuannya aneh dan mirip-mirip mengingatkan pada ibunya. Nah, ternyata ibunya masih hidup walau menurut Wulan yang dulunya perawat dan menangani dia, bahwa hidupnya sudah tidak lama lagi.

Pengkor datang bersama anak-anak angkatnya ke pabrik cetak koran tempat Sancaka bekerja. Satpam teman Sancaka dia bunuh dan Wulan serta Tedy diancam akan mati juga. Dengan marah Sancaka tersambar petir walau anehnya tidak hujan dan melontarkan anak-anak angkat Pengkor dengan mudah. Kemudian Pengkor sendiri berhasil ditembak oleh Ridwan dan mati juga dengan mudah.

Sancaka bertindak mencegah satu mobil pengangkut serum namun hampir gagal, untung ada sosok gadis cantik yang melontarkan bus itu dengan angin yang kuat. Kedamaian kembali dan Sancaka diberi kostum baru oleh Ridwan. Namun ada masalah besar yang akan menghadang ke depannya: Ghazul yang membangkitkan Ki Wilawuk, sosok semacam dukun ilmu hitam yang kepala dan tubuhnya terpisah. Nah, kalau aku baca di inet, dia adalah musuh dari leluhur Sancaka yang dulu hidup di jaman pendekar. Ki Wilawuk ini mirip imortal gitu, jadi sulit mati dan bisa dihidupkan lagi. Gile.

Credit Scene ala ala Marvel

Nah, jangan beranjak dari tempat duduk setelah film Gundala (2019) memunculkan nama-nama para pemain beserta lagunya, karena laiknya film Marvel ada credit scene. Jadi biarpun lampu sudah nyala, ditunggu saja ya teman-teman hehehe. Disitu ada sosok gadis cantik tadi dengan lebih jelas, tersenyum sebelum masuk dalam mobil. Sosok yang terlihat kaya dan anggun, yang katanya mau menolong Sancaka di lain waktu. Dialah Sri Asih yang diperankan Pevita Pearce. Adegan lontaran anginnya pada mobil dan adegan ini banyak membuat penonton di studio bertepuk tangan loh 🙂

Kekurangan dalam Film Gundala

Sekarang aku mau membahas beberapa hal yang mengganggu dari film Gundala (2019). Aku mau pakai poin biar jelas hehehe.

  1. Latar waktu kejadian di film ini tidak pasti. Dari baju, aksesoris hingga televisi kecil menunjukkan seolah berada di jaman Orde Baru. Lengkap dengan adanya penjarahan dimana-mana, preman, kemiskinan dan kekayaan rakyat yang beda jauh jaraknya. Namun juga seperti di masa kini, karena ada smartphone yang menyediakan layanan streaming berita. Juga mobil mewah keluaran baru dan gaya pakaian Pevita, serta gaya bangunan dengan lampu neon yang indah seperti nonton film Hollywood semacam Fast & Furious yang menggunakan teknologi jaman sekarang.
  2. Perpindahan adegan yang terlalu cepat, sementara dalam adegan perkelahian lebih sering lamban dan seperti dihapal. Untuk perpindahan cepat bisa dilihat dari adegan Pengkor yang tiba-tiba tersungkur dan Ridwan muncul dengan pistol di adegan akhir. Itu bagusnya agak di slow-motion gitu. Juga pas adegan Sancaka dijatuhkan dari gedung oleh preman. Cepat dan aneh sekali gayanya. Untuk perkelahian, masih terlihat kaku namun tidak untuk sekelas Cecep. Hanya beberapa saja sih. Maklumlah, seperti Abimana kan memang bukan ahli tengkar ya, jadi bagian ini walau mengganggu sedikit masih dimaklumi. Abimana mah tetap keren hahaha.
  3. Karakter tokoh yang kurang digali, khususnya para anak angkat Pengkor. Bahkan Ghazul sendiri, dia siapa tiba-tiba lebih jago dan misterius dibanding Pengkor. Anak angkat yang jago-jago sayang tidak dimunculkan satu persatu secara detail dan cepet banget kalahnya. Mungkin mengingat durasi?
  4. Ada beberapa plot hole dan terasa membosankan di bagian awal. Kalau kamu pernah nonton Fantastic Beast (prekuel Harry Potter) pasti kamu merasa sedikit rasa bosan karena penceritaan latar belakang tokoh. Karakter banyak namun seperti ingin dimasukkan dalam satu film dengan terbatas durasi. Cerita juga terasa ada yang lompat-lompat. Mungkinkah akan jadi easter egg untuk film berikut?

Kekurangan Lain dalam Film Gundala

  1. Serum amoral. Ini bagian yang paling membuatku bingung dan aneh sekali. Kenapa bukan serum lain gitu? Begini ya, darimana pemerintah tahu efek amoral yang bahkan anak dalam perut para ibu itu belum lahir? Mungkin itu yang jadi hoaks yang dibuat oleh Pengkor, tidak terbukti klinis? Lalu serum anti-nya itu efek mau jadi apa ya? Adegan suntik ke para ibu sebenarnya ada dan tidak tercegah Sancaka, tidak semua. Apakah itu akan ada efeknya untuk film selanjutnya?
  2. Darimana DPR bisa tahu kontak si Sancaka yang adalah Gundala di tempat percetakan? Juga si Pengkor sendiri bisa tahu dan langsung meneriaki nama Sancaka di gedung itu? Biasanya kan Sancaka beraksi pakai kostum dan topeng. Identitasnya sebagai Gundala apa jadi rahasia umum atau hanya di kalangan DPR saja? Who knows.
  3. Nama Gundala tidak jelas asal-usulnya, tiba-tiba saja sudah disebut. Artinya dan siapa yang memberikan tidak dijelaskan.
  4. Lagu hampir tidak ada dalam film padahal bagus jika dimasukkan lagu kemerdekaan.
  5. Fokus tujuan Sancaka belum jelas. Dia masih mau nyari ibunya nggak sih? Juga dia masih terasa labil karena sedikit peduli, kemudian sedikit lagi sok cuek.
  6. Bisa ya suara terdengar jelas ketika Sancaka pakai topeng sambil mengendarai motor di jalanan? Juga dikit-dikit Sancaka kayak nge-charge kekuatan, lihat ke langit terus kesambar petir. Adegan yang agak ganggu sih.

Kelebihan Film Gundala

Di luar itu, so far film ini keluaran Indo dengan genre pahlawan super paling keren. Ini nih yang mengesankan:

  1. Jajaran aktor-aktrisnya (penokohan) juara. Kayak nonton Avengers atuh. Selain Abimana yang memang aku idolakan sejak film Negeri van Oranje, ada Cecep, Tara Basro, Lukman Sardi, Ario Bayu, Rio Dewanto (yang sempat kukira Denny Sumargo), sampai Pevita Pearce. Sebelum film ini rilis, sudah dikabarkan jajaran pahlawan lainnya yang tidak kalah keren akan tampil di film berikut yaitu Nicholas dan Dian (pasangan AADC favoritku), Chelsea Islan, Chicco, Joe Taslim, Vanesha P, Zara JKT48, dll. Mereka kebanyakan aktor dengan jam terbang yang tinggi dan selektif memilih peran. Kebayang kan filmnya bakalan bagus dan menjanjikan.
  2. CGI sudah cukup bagus. Hanya ada sedikit adegan yang tampak kurang tapi selebihnya wow.
  3. Pemain, lokasi dan budget yang tidak main-main. Aku baca di inet, budget-nya sekitar 30 miliar dengan 1.800-an pemain. Juga sekitar 70 lokasi untuk pengambilan gambar. WOW. Lokasinya kadang ada yang mirip dengan adegan di luar negeri dengan lampu neon di keremangan malam, juga di awal pada perkampungan dan lintasan kereta api mengingatkanku pada film Maze Runner.

Kelebihan Lain dalam Film Gundala

  1. Sound effect-nya pakai DOLBY ATMOS dan instrumen BGM yang bagus. Jelas enak banget denger percakapan para pemain.
  2. Kostumnya hasil kerjasama dengan tim produksi luar negeri yang menangani film Hunger Games dan Iron Man. WOW. Pantas mirip gitu, pas bodi hehehe. Kamu bisa baca di wiki. Kostum Gundala di adegan akhirnya paling keren.
  3. Naskah yang kuat dengan tokoh Sancaka, membuat kita mudah bersimpatik dan penasaran akan cerita di film selanjutnya. Begitu juga dengan para karakter jahat disini.
  4. Makna film ini sangat jelas dan menyindir kehidupan sosial zaman dulu bahkan sekarang. Cocok untuk semua generasi tua dan muda. Namun sayang, film ini lebih cocok diperuntukkan remaja 17th ke atas karena ada adegan yang agak sadis di dalamnya.
  5. Iklannya dimana-mana bo. Strategi marketing-nya bagus amat.

film gundala (2019)

Rekomen dan Ditunggu Film Jagat Bumi Langit Lainnya!

Makna yang kita bisa petik dari film Gundala (2019) yaitu lebih peduli, jujur dan tidak mengganggu orang lain. Film Indo yang bagus ini sayang jika kamu lewatkan, lebih bagus nonton di bioskop ya. Supaya mereka bisa balik modal dan bakalan melanjutkan projek film lainnya, siapa tahu akan lebih bagus lagi dan jaya juga di luar negeri. Film ini cocok sebagai gerbang pembuka dari Bumi Langit Universe, kayak kita nonton Iron Man gitu hehe 🙂

O iya kamu juga bisa menonton film bagus lain dari Tara Basro, bisa cek review-nya di artikelku.

Quote menarik dari film ini :

“Jika ada orang yang diam ketika melihat ketidakadilan, dia telah kehilangan kemanusiaannya.” ~ ayah Sancaka

“Perdamaian tidak akan pernah bertahan. Jadi kamu akan tetap dibutuhkan disini.” ~ Agung, teman satpam dari Sancaka

“Harapan adalah candu bagi rakyat dan candu itu bahaya.” ~ Pengkor

 

Rating versiku : 4/5

Trailer bisa dilihat disini:

 
Share :

Leave a comment