[Review Film] Fantasy Island (2020)

Judul Film: Fantasy Island (2020);

Tgl Rilis : 12 Februari 2020 (di Indonesia);

PH : Columbia Pictures, Blumhouse Productions, Sony Pictures Releasing;

Genre/Rate : Supernatural, Horror / 17+;

Negara Asal : USA;

Waktu : 109 Menit;

Pemain : Michael Peña sebagai Mr. Roarke, Maggie Q sebagai Gwen Olsen, Lucy Hale sebagai Melanie Cole, Austin Stowell sebagai Patrick Sullivan, Portia Doubleday sebagai Sloane Maddison, Jimmy O. Yang sebagai Brax Weaver, Ryan Hansen sebagai JD Weaver, Michael Rooker sebagai Damon, Parisa Fitz-Henley sebagai Julia, Evan Evagora sebagai Nick Taylor, Charlotte McKinney sebagai Aphrodite, Robbie Jones sebagai Rocklin, Kim Coates sebagai Lelaki Bertopeng Iblis


Halo! Film Fantasy Island (2020) yang masih ada di biokop ini disutradarai oleh Jeff Wadlow, dengan Michael Pena dan Michael Rooker sebagai bintang Marvel juga ada pemain terkenal lain seperti Lucy Hale (Truth Or Dare) dan Maggie Q (Divergent Series). Merupakan adaptasi dari seri televisi berjudul sama pada tahun 1977-1984, dengan lokasi syuting di pulau Taveuni, Fiji.

Fantasy Island (2020)

Film ini sepintas memiliki premis yang menjanjikan. Sekelompok orang yang diundang (seperti halnya film Escape Room dan 13 The Haunted) ke pulau yang konon bisa mengabulkan fantasi seseorang oleh Mr. Roarke. Entah dengan cara apa dan bagaimana, tiba-tiba kita sudah ditunjukkan pemandangan pulau dan sekeolompok orang yang baru saja turun dari pesawat, memberi informasi tentang fantasi mereka di sebuah formulir.

Resensi Fantasy Island (2020)

Fantasy Island (2020) kemudian membawa para tokoh ini kedalam fantasi mereka. Weaver bersaudara diberi mansion mewah dengan para wanita dan lelaki gay yang mengelilingi. Mereka berpesta semalaman suntuk. Kemudian Gwen juga dipersilakan masuk ke dalam sebuah ruangan, mengulangi penyesalannya telah menolak lamaran sang kekasih beberapa tahun lalu dan mendapatkan seorang anak perempuan darinya.

Julia menyambut tamu
Julia menyambut tamu

Patrick dan Melanie menjadi orang terakhir yang mendapatkan fantasi. Patrick yang sebelumnya seorang polisi dan karena katanya ada insiden, sehingga berakhir kerja kantoran itu, berfantasi untuk menjadi seorang tentara. Dia mendapat misi dan bertemu dengan sang ayah yang sebenarnya sudah meninggal. Dari sini juga aku langsung menyimpulkan, pulau ini bisa mengembalikan sang tamu ke masa lalu, juga mengembalikan wujud orang yang diinginkan si tamu untuk bertemu walau sudah meninggal sekalipun.

Melanie yang dulunya semasa sekolah sempat di-bully oleh Sloane, menyaksikan temannya itu dikurung di suatu tempat. Semula dia mengira itu adalah hologram dan merekam dengan kamera HP-nya. Namun setelah adanya video dimana si Sloane berselingkuh plus menelepon suaminya, Melanie mendapat pencerahan bahwa itu bukanlah hologram. Ditambah ada dokter gila dengan mulut terjahit yang berniat ingin menghabisi Sloane, membuat Melanie mencoba berbagai cara menekan apa saja dari mesin yang mengurung temannya itu. Si dokter lengah dan mereka segera melarikan diri dari bungker itu.

Ada Penyelamat Lain Untuk Mereka

Mereka berdua dikejar terus oleh si dokter gila. Untung saja ada Damon, lelaki tua yang datang menolong mereka. Dia adalah detektif dan sempat dikelabui juga dengan fantasi anaknya. Damon menunjukkan pada mereka benda gaib berbentuk batu ular besar yang menjadi kekuatan pulau itu, memberi warna hitam pada darah. Sayangnya Damon meregang nyawa demi menolong Sloane dan Melanie, agar aparat negara mengetahui kekuatan pulau misterius itu.

Satu-persatu mereka semua menemukan kesialan. Fantasi mereka juga harus terus dijalankan. Bahkan karena tidak kuat dengan fantasinya sendiri, Gwen meminta fantasi lain yang benar-benar merupakan penyesalan terdalamnya. Ada hubungan dengan mayat hidup yang beberapa kali nongol di fantasi mereka semua, yaitu seorang teman di apartemennya dulu bernama Nick. Disinilah Nick menjadi tokoh sentral sekaligus pemicu bencana ini untuk mereka semua. Apa mereka dapat selamat keluar hidup-hidup dari pulau itu? Siapa sebenarnya pemilik fantasi yang mereka semua jalankan? Apakah Julia, istri sekaligus asisten Mr. Roarke atau siapa?

Mr. Roarke (tengah)
Mr. Roarke (tengah)

Premis Bagus tapi Plot Ke Adegan Akhir Makin Buruk

Untuk ide cerita sebenarnya sangat menjanjikan. Bahkan dari trailer, membuatku penasaran akan pulau misterius ini. Ada apa di dalam dan bagaimana pulau ini dapat mengabulkan fantasi tamunya. Tapi sejak adegan awal, sejujurnya aku kecewa karena tidak ada adegan dimana mereka menemukan info tentang pulau ini. Poin yang kudapat disini hanyalah fantasi mereka ditulis dalam sebuah formulir. Untuk pengirimannya bagaimana juga tidak jelas. Cara mereka datang entah diundi atau bagaimana, mereka sendiri sebagai tamu merasa kebingungan. Beda dengan film Escape Room, yang terlihat jelas tujuan dan bagaimana cara para tamu diundang.

Lanjut, ke pertengahan cerita fantasi mereka rupanya tidak membahagiakan dan malah membahayakan. Apalagi musuh-musuh mereka bisa hidup kembali. Aku juga merasa pengorbanan Damon sia-sia, karena pada akhirnya batu itu akan tetap berdiri kokoh hingga selesai.

Selain itu aku merasa cerita tumpang-tindih dan tidak fokus. Tiba-tiba begini, tiba-tiba begitu. Orang yang tak disangka malah jadi penjahatnya. Wah. Keren sih tapi terlalu cepat dan seperti tidak ada petunjuk apa-apa gitu. Seperti kita sebagai penonton dipaksa untuk menerima bahwa si pelaku inilah biang kerok dari semua. Namun sayang jadi terkesan tidak rapi. Bahkan para tamu ini jadinya tidak menimbulkan simpati. Kalaupun mereka mati semua, yah tidak apa-apa gitu.

Menuju ending lebih parah lagi. Ada satu orang kembali hidup dan mengorbankan seseorang agar tinggal di pulau itu. Bisa ya kayak gitu? Aku juga heran dengan Julia yang bisa berdarah dengan warna merah. Apa karena dia masih hidup ketika ditempa kekuatan si ular, berbeda dengan karakter fantasi lain yang fiktif atau sudah meninggal? Entahlah.

Bahkan aku berpikir lebih gila lagi, bagaimana kalau Gwen tidak meminta kembali ke masa Nick terbakar dalam apartemen. Akan jadi apa cerita ini dibawa menuju akhir? Intinya, cerita film ini kompleks dan membingungkan.

Akting Standar dengan Musik Nyaris Tidak Ada

Akting standar dan biasa saja. Bahkan Lucy Hale disini aku rasa tidak menonjolkan akting prima. Berasa film ini masuk golongan B. Agak thriller sih, tapi scoring musik tidak mendukung. Tidak menghentak. Bahkan lagu saja kira-kira di akhir film baru muncul. Well, memang film ini membuatku penasaran terus hingga selesai tapi tetap terasa membosankan. Namun lumayan karena banyak komedi apalagi dari Weaver bersaudara hahaha.

Dari sinematografi cukup menawan dan indah dengan pulau yang sangat cantik. Mungkin kapan-kapan bisa ya berlibur kayak gitu tapi tanpa adanya kemisteriusan didalamnya hehehe.

Makna yang kita bisa petik dari film Fantasy Island (2020) yaitu agar tidak mudah merendahkan dan mem-bully orang lain. Orangtua sebenarnya harus lebih waspada dan menuntun anak agar tidak jadi pelaku atau korban bullying. Apalagi di Indonesia saat ini sudah banyak kasus begituan, tidak habis-habis. Semoga pemerintah bisa mempertimbangkan hukuman dan solusi terbaik untuk mereka. Juga agar kita lebih berhati-hati terutama dengan alat dapur heheheh. Film ini cukup menghibur dan bisa kalian tonton di bioskop sebelum habis layar ya 😀

 

Rating versiku : 3/5

Trailer bisa dilihat disini:

 
Share :

Leave a comment