[Review Film] Contagion (2011)

Judul Film : Contagion (2011);

Tgl Rilis : 9 September 2011;

PH : Participant Media, Imagenation Abu Dhabi, Double Feature Films, Warner Bros. Pictures;

Genre/Rate : Thriller, Disease / 17+;

Negara Asal : USA;

Waktu : 106 Menit;

Pemain : Marion Cotillard sebagai Dr. Leonora Orantes, Matt Damon sebagai Mitch Emhoff, Laurence Fishburne sebagai Dr. Ellis Cheever, Jude Law sebagai Alan Krumwiede, Gwyneth Paltrow sebagai Beth Emhoff, Kate Winslet sebagai Dr. Erin Mears, Bryan Cranston sebagai Rear Admiral Lyle Haggerty, Elliott Gould sebagai Dr. Ian Sussman, Chin Han sebagai Sun Feng, John Hawkes sebagai Roger, Anna Jacoby-Heron sebagai Jory Emhoff, Josie Ho sebagai saudari Li Fai, Sanaa Lathan sebagai Aubrey Cheever, Demetri Martin sebagai Dr. David Eisenberg, Armin Rohde sebagai Damian Leopold, Enrico Colantoni sebagai Dennis French, Larry Clarke sebagai Dave, Monique Gabriela Curnen sebagai Lorraine Vasquez


Hai. Film Contagion (2011) begitu viral sekarang karena adanya kemiripan dengan kemunculan wabah virus Corona. Film ini banyak bertabur bintang, namun baru populer sekarang. Begitu mirip karena virus ini sama-sama ditularkan dari kelelawar (konon COVID-19 juga begitu, tapi masih diselidiki), berasal dari negeri Tiongkok dan dapat menular antar sesama manusia dengan gejala mirip flu. Bedanya untuk penyakit dalam film ini yaitu MEV-1, menyerang otak sehingga bisa menyebabkan kejang-kejang, juga tingkat kematian bisa begitu cepat. Berbeda dengan Corona yang lebih menyerang paru-paru dan inkubasinya lama.

Wabah MEV-1 ini bermula dari seorang wanita yang baru pulang dari perjalanan bisnis dari Hongkong dan hanya beberapa jam di Chicago (yang akhirnya diketahui selingkuh), kemudian kembali ke rumah suami dan anaknya. Hanya selang dua hari, wanita bernama Beth ini kejang-kejang dan meninggal di RS. Dari mulutnya keluar seperti busa.film contagion (2011)

Ada yang Kebal dari Virus MEV-1

Sang anak juga ikut meninggal karena terjangkit Beth. Namun sang suami, Mitch, dikarantina dan ternyata kebal dari virus tersebut. Mitch kemudian membawa pulang anak kandung gadisnya, Jory, yang sebelumnya terpisah rumah dan tinggal bersamanya.  Di RS, Mitch sempat ditanya-tanyai dokter bahwa dimana saja perjalanan Beth sebelumnya dan akhirnya Mitch mengetahui sang istri yang berselingkuh di Chicago. Virusnya bisa sampai di Chicago loh. Kemudian menyebar ke berbagai tempat di dunia, bahkan kelihatan di Indonesia juga.

Mitch berusaha untuk menjaga Jory di rumah. Walau ada remaja cowok yang sempat mengajak Jory keluar, sebagai ayah yang tegas, dia menjauhkan sang anak dari cowok itu. Pada akhirnya setelah keadaan mulai membaik, vaksin juga sudah ada dan digunakan si cowok, sang ayah memberikan gaun pada Jory dan memberi kesempatan padanya dan si cowok untuk berdansa bareng.film contagion (2011)

Ada CDC dan WHO yang Menangani Kasus MEV-1

Di sisi lain ada badan-badan kesehatan yang bertugas menangani kasus ini. Ada Dr. Ellis Cheever dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang diteror banyak berita buruk mengenai virus MEV-1 yang katanya merupakan senjata biologis yang bisa saja bocor dari lab. Bahkan ada juga blogger bernama Alan Krumwiede yang memanas-manasi keadaan dan memfitnah pemerintah, bahwa virus itu tidaklah berbahaya dan bisa disembuhkan dengan forsythia (semacam tumbuhan).

Dr. Ellis kemudian memberi tugas bawahannya, Dr. Erin Mears ke Minneapolis untuk menginvestigasi penyebaran virus yang juga menemui Mitch di RS. Nah, Dr. Erin ini begitu tekun sehingga malah terkena MEV-1. Sebelum meninggal, dia masih saja memikirkan orang lain dengan memberi jaketnya sendiri. Dr. Ellis tak ada daya untuk memulangkan bawahannya itu dan mencoba membujuk tunangannya untuk pergi dari kota mereka.

Sementara disisi lain, ada peneliti WHO yaitu Dr. Leonora Orantes yang diutus ke Hongkong menemukan Beth sebagai orang utama dibalik penyebaran virus. Leonora melacak rekaman-rekaman Beth yang berada di kasino Makau. Salah seorang pekerja negeri Hongkong, Sun Feng kemudian menjebak Leonora dan membawanya ke desa. Tempat dimana Sun Feng berasal, menculiknya dengan meminta bantuan untuk merawat warga desa yang ketakutan dengan virus MEV-1. Tapi justru Leonora menolong dan mengajari anak-anak pelajaran sekolah. Suatu kali Sun Feng berhasil menghubungi pihak WHO, sehingga membuat perjanjian akan menukar Leonora dengan vaksin yang dibuat. Leonora terlihat berlari menjauh dari rekannya, setelah mengetahui vaksin-vaksin yang didapat palsu.

Vaksin MEV-1 Dibuat!

Dan, tokoh sentral terakhir yang berjasa dalam penemuan vaksin MEV-1 yaitu Dr. Ally Hextall dari CDC. Dia sempat menemukan adanya gen babi dan kelelawar dari virus pada tubuh Beth. Kemudian, dia membuat vaksin hanya dalam beberapa bulan saja dan karena banyak proses rumit dan juga serangkaian ujicoba yang mungkin akan butuh waktu lama, Ally akhirnya menyuntikkan vaksin buatannya ke diri sendiri. Motivasinya ternyata karena sang ayah yang telah terjangkit. Vaksin itu akhirnya sukses dan didistribusikan terbatas pada awalnya.

Di bagian akhir film, ditunjukkan bagaimana virus MEV-1 menjangkiti Beth. Gila! Itulah pentingnya mencuci tangan dengan sabun 😀

Nonton film Contagion (2011) ini jujur saja agak membosankan. Alurnya begitu lamban dan kita harus menonton secara saksama, karena selain banyak tokoh juga penceritaan berpindah-pindah dari satu tokoh ke tokoh lain. Belum lagi alurnya Beth dari mana ke mana dan menjangkiti siapa-siapa. Mungkin karena itulah, walau banyak bintang, film ini di tahu 2011 tidaklah populer. Tapi tak disangka, ceritanya begitu mendekati situasi sekarang.

Namun aku salut dengan detail yang ditampilkan film ini. Bagaimana para medis bekerja, sampai merasa sedih ketika Kate Winslet disini perannya mati karena virus. Mirip dengan paramedis di kehidupan nyata yang meninggal karena Corona. Juga ketika Dr. Ally dkk-nya di lab mengenakan baju tebal seperti astronot dan menyemprot sana-sini untuk menjaga barang agar steril. Lalu penggambaran bagaimana orang-orang panik berebut bahan makanan dan barang di supermarket. Aku membayangkan dengan situasi yang dihadapi sekarang, apalagi bagi negara-negara yang mengalami lockdown.

Ada yang Kurang Tapi It’s OK kok

Untuk scoring, tidak terlalu mencekam dan tak menampilkan ketegangan yang memikat. Masih kurang sih menurutku. Tapi untuk cerita, film ini keren mampu menggambarkan situasi yang dihadapi di masa kini. Para pemain juga menampilkan perannya masing-masing dengan baik.

Hanya saja aku merasakan film ini nanggung dan ada yang tidak masuk di-akal. Misalnya adegan Dr. Leonora yang balik dari bandara mungkin mau mencari Sun Feng dan yang lain karena vaksin yang dibawa palsu. Tidak ada kelanjutannya. Juga adegan vaksin yang dibuat Dr. Ally yang untungnya dia beruntung. Di dunia nyata, tidak ada vaksin yang secepat itu dibuat dan tindakannya menyuntikkan diri itu sangatlah beresiko. Malah bisa saja menambah masalah nantinya, siapa tahu dia jadi mutan? Eh 😀

Yuk nonton film Contagion (2011) ini, cocok buat mengisi kejenuhan #dirumahsaja dan lumayan menambah pengetahuan dan kesadaran tentang virus, khususnya menjaga kebersihan diri dengan rajin mencuci tangan. O iya, sambil baca review boleh dong dengerin lagu-lagu enak disini 😀

 

Rating versiku : 3/5

Trailer bisa lihat disini :

 
Share :

2 thoughts on “[Review Film] Contagion (2011)

  1. Kemarin sempat nonton film ini dan emang ngasih gambaran yang mirip sama kondisi pandemi covid-19 seperti sekarang. Bagus buat tontonan orang yang belum begitu paham sama cara penyebaran virus.

    Sedikt saran dari saya: kalau berisi spoiler, usahakan kasih peringatan ada spoiler atau tidak terlebih dahulu.

    Terus semangat menulis!

     

Leave a comment